eQuator.co.id – Pontianak-RK. Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, tinggi gelombang lebih dari dua menter, berpotensi terjadi di Laut Cina Selatan Utara Natuna, Perairan Kepulauan Anambas dan Laut Natuna Bagian Utara.
Kondisi sinoptik, angin di atas wilayah perairan Kalbar. Kemudian di utara Khatulistiwa umumnya bertiup dari tenggara hingga barat daya. Sedangkan di Selatan Khatulistiwa umumnya bertiup dari arah timur laut hingga tenggara, dengan kecepatan berkisar dua hingga 20 knot.
“Beberapa wilayah perairan diperkirakan terjadi gelombang hingga dua meter dan sebagian besar terjadi hujan ringan dan hujan lebat,” kata Riza Juniarti, Prakirawan Stasiun Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak BMKG, kemarin.
Menurutnya, Laut Cina Selatan Utara Natuna tinggi gelombang 0,5-2.0 meter, Perairan Kepulauan Natuna 0,25-1,25 meter. Sementara Perairan Anambas dan Laut Natuna tinggi gelombang mencapai 0,5-2,0 meter.
Sementara Perairan Singkawang, kondisi cuaca diperkirakan terjadi hujan lebat dengan tinggi gelombang 0,1-0,75 meter. Untuk perairan Pontianak terjadi hujan ringan dengan ketinggian gelombang 0,1-0,5 meter.
Selain itu untuk wilayah perairan Karimata bagian utara, tinggi gelombang 0,1-1,0 meter. Sementara itu Perairan Ketapang tinggi gelombang 0,1-0,75 meter dan perairan Jawa tinggi gelombang 0,25-1,25 meter.
“Gelombang maksimum dapat mencapai dua kali tinggi gelombang. Ditambah adanya awan comulonimbus atau awan hitam di wilayah perairan, dapat menyebabkan bertambahnya tinggi gelombang disertai dengan hujan lebat dan angin kencang di wilayah tersebut,” jelas Riza.
Sementara BMKG Supadio Pontianak memperkirakan, beberapa hari kedepan wilayah Kalbar masih berpotensi hujan dengan intensitan ringan dan sedang. Bhkan disertai petir atau guntur dan angin kencang durasi singkat di wilayah Kubu Raya (Teluk Pakedai, Sungai Raya, Kubu, Rasau Jaya, Sungai Ambawang, Kuala Mandor B). Wilayah Mempawah (Sungai Pinyuh, Anjungan, Toho) dan Landak (Mandor, Menjalin, Karangan, Darit, Pahauman, Sebangki, Meranti) serta sekitarnya,” ujar Sutikno, Prakirawan BMKG Supadio Pontianak.
Kondisi ini diperkirakan masih berlangsung hingga pukul 19.00, akan meluas ke wilayah Kabupaten Landak (Kuala Behe, Ngabang), Sanggau (Tayan, Teraju, Meliau, Batangtarang, Sosok, Bodok, Sanggau Kapuas) dan sekitarnya.
Berdasarkan citra satelit cuaca (MTSAT), sejak pukul 07.00 , menunjukkan adanya pertumbuhan awan hujan di sejumlah wilayah di Kalbar. Dimana awan hujan itu berada di perairan sebelah barat Kalbar. Terutama di wilayah Bengkayang, Kubu Raya dan Kayong Utara. “Untuk tiga kabupaten tersebut, terbentuk awan hujan dengan suhu berkisar 34-56 derajat celcius,” tutur Sutikno.
“Kami menghimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati. Terutama bagi warga yang sedang berada di luar rumah dan berkendara,” sambungnya.
Tangkapan Nelayan Berkurang
Sebagian besar wilayah pesisir Ketapang masih dilanda cuaca buruk, berupa angin kencang disertai hujan serta ketinggian gelombang mencapai lebih dari dua meter. Dampaknya, tangkapan nelayan semakin berkurang.
Seperti nelayan di Pulau Sawi, Desa Sungai Tengar, Kendawangan. Mereka belum berani melaut, hanya bisa menunggu serta memperbaiki kapal sambil menunggu cuaca membaik. Sudah sejak sepekan terakhir nelayan Pulau Sawi tak melaut, karena buruknya cuaca.
“Kalau pun ada yang berani melaut untuk mencari ikan, paling jauh hanya sampai 10 kilometer dari pinggiran pantai. Akibatnya hasil tangkapan ikan nelayan menurun drastis hingga 50 persen,” kata Zainal, nelayan Desa Sungai Tengar, Sabtu (23/7).
Menurut Zainal, nelayan hanya bisa pasrah dan mengisi waktu dengan memperbaiki peralatan tangkap, sambil menunggu cuaca membaik.
Di muara perairan Ketapang juga terlihat banyak kapal nelayan yang ditambatkan di dermaga. Nakhoda kapal barang maupun kapal motor nelayan tidak berani melaut. Karena cuaca membahayakan. Dengan kondisi angin kencang dan gelombang tinggi.
Nelayan lainnya, Alang mengatakan, saat ini hasil tangkapan ikan nelayan berkurang. “Banyak nelayan yang beralih memukat renjong,” terangnya.
Alang mengatakan, saat ini musim ikan juga kurang dan musim renjong mulai banyak. Makanya para nelayan hanya menangkap renjong dan sesekali memukat ikan. “Itupun hasil tangkapan ikannya masih sedikit,” bebernya.
Jika musim ikan, sambung dia, dalam sehari melaut bisa mendapat sekitar 70 hingga 80 kilogram. Namun saat ini para nelayan hanya bisa mendapatkan ikan sekitar 10 hingga 15 kilogram saja. Itu pun tergantung cuaca.
“Semoga saja cuaca laut yang tak menentu ini segera berakhir. Supaya bisa kembali melaut. Jika kondisi cuaca seperti ini terus, pendapatan nelayan akan terus berkurang,” jelas Alang.
Laporan: Isfiansyah, Jaidi Candra
Editor: Hamka Saptono