eQuator.co.id-Pontianak. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat (KPw BI Kalbar) terus lakukan sosialisasikan Cinta, Bangga Paham (BCP) Rupiah kepada masyarakat, kali ini warga di Kecamatan Pontianak Kota, mengkuti sosialisasi CBP rupiah. Jumat (23/9)
Antusias tampak terlihat dari wajah peserta sosialisasi CBP rupiah yang digelar di Kantor Camat Pontianak kota, para ibu-ibu menjadi target dalam sosialisasi tersebut. Keseruan ini dapat dilihat dari beragam pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta, dimana ini membuktikan tak sedikit masyarakat yang masih belum memahami terkait rupiah.
Dalam sosialisasi ini materi yang disampaikan terkait pengenalan Rupiah sebagai simbol kedaulatan bangsa. Patra staf pengelolaan Rupiah KPw BI Kalbar, menjelaskan bahwa Rupiah merupakan simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan pemersatu bangsa.
“Lantaran menjadi simbol kedaulatan NKRI, sudah seharusnya kita mencintai rupiah,” ujar Patra
Disamping itu Patra menjelaskan, bahwa uang Rupiah yang dicabut hanya dapat ditukarkan dalam jangka waktu 10 tahun sejak pencabutannya ditetapkan. Dimana pada 5 tahun pertama, masyarakat dapat menukarkannya di kantor bank umum atau kantor BI.
“Sementara di 5 tahun ke dua masyarakat hanya dapat menukarkannya di Kantor BI. Setelah itu, uang yang sudah dicabut itu, tidak dapat ditukarkan lagi,” jelasnya
Selain itu, penjelasan terkait pengenalan rupiah juga disampaikan, hal ini diperlukan lantaran masyarakat perlu mengetahui tentang keaslian rupiah itu sendiri, dan penggunaan secara tepar, terlebih dengan maraknya beredar uang palsu.
“Maka dari itu perlu di pahami bagaimana karakateristik rupiah, desainnya dan bagaimana kita memperlakukan rupiah secara tepat,” sambungnya
Kemudian Bangga Rupiah, yang merupakan identitas dan simbol bangsa, ini merupakan wujud dari kemampuan masyarakat memahami Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah, simbol kedaulatan NKRI, dan alat pemersatu bangsa.
Terakhir, Paham Rupiah. Dipaparkan Patra, bahwa rupiah sendiri memiliki peran penting dalam perekonomian dan stabilitas ekonomi, yang berguna sebagai alat penyimpan nilai kemampuan.
“Yakni baik itu dalam Bertransaksi, Berbelanja dan Berhemat,” pungkasnya. (Ova)