eQuator.co.id – Lahan eks kebun binatang di Jalan Adisucipto, Sungai Raya, Kubu Raya digembok dari dalam. Penjaga lahan mengaku anak buah Bambang Widjanarko. Warga ingin bertemu Bambang Widjanarko, selesaikan masalah tanpa konflik.
Pintu utama terkunci di tanah yang diwakafkan warga Sungai Raya itu diketahui ketika warga hendak bergotong-royong di lahan yang akan dijadikan fasilitas umum tersebut, Minggu (18/12). Padahal warga tidak pernah menggembok pintu tersebut.
“Mungkin tadi malam pintu itu dikunci,” kata Kepala Dusun Indah Raya, Mustafa kepada Rakyat Kalbar ditemui di Jalan Adisucipto, Gang Teladan, kemarin.
Dijelaskan Mustafa, awalnya sekitar 20 warga ingin menimbun tanah wakaf tersebut untuk dijadikan kawasan olahraga. Namun warga tak bisa beraktivitas, karena pintu sudah terkunci. Kemudian warga didatangi seorang penjaga tanah itu dan melarang membuka pintu tersebut. “Dia bilang jangan dibuka. Kalau mau dibuka, harus izin kepada bosnya dulu,” ungkap Mustafa.
Dikatakan Mustafa, berdasarkan keterangan penjaga tersebut, bosnya bernama Bambang Widjanarko. Dia mengklaim bosnya memiliki bukti lebih kuat terhadap kepemilikan lahan eks kebun binatang itu. Tetapi warga belum pernah bertemu dengan Bambang Widjanarko. Ada isu tanah tersebut diklaim milik perusahaan rokok. “Tapi belum jelas, kita juga belum melihat surat-suratnya. Kami hanya tau nama orangnya saja dari anak buahnya yang jaga di situ,” ujarnya.
Mustafa mengungkapkan setelah kios yang ada sekitar tanah wakaf tersebut dibongkar, langsung dipagari. Tetapi pintu belum dikunci. “Dia yang pagar itu dengan seng, yang buat pagar itu bukan warga sini,” ungkapnya.
Warga tidak membuka paksa gembok tersebut. Warga tidak ingin muncul masalah baru. Meskipun Bambang Widjanarko yang mengklaim memiliki tanah tersebut tidak pernah menunjukkan wajahnya. Warga khawatir terjadinya bentrok sesama warga. “Tadi warga sini mengalah, kita tidak ingin juga ada keributan dan menunggu proses hukumnya nanti,” ujar Mustafa.
Warga tetap menginginkan lahan tersebut dijadikan fasilitas umum. Tidak adanya sponsor (dukungan) dari pihak lain, warga bergotong-royong mengumpulkan dananya secara swadaya. Jika tanah tersebut bersengketa, proses hukumnya sampai ke pengadilan, warga siap hadir. “Beli tanah untuk nimbun saja kita patungan. Itu tekat warga demi kepentingan bersama,” tegasnya.
Warga berharap bisa bertemu dengan Bambang Widjanarko untuk berdialog. Tentu saja menginginkan penyelesaian tanpa menimbulkan konflik.
“Warga cukup sabar. Kita akan mengikuti prosedur dan proses hukumnya,” katanya.
Pantauan Rakyat Kalbar di depan pintu utama terdapat tumpukan tanah dan terpasang plang bertuliskan “Welcome To ARENA OLAHRAGA”. Pada pintu itu juga dipasang dua gembok oleh warga dari bagian luar.
Laporan: Ambrosius Junius
Editor: Hamka Saptono