Wajib Satu Rumah Baca di Satu Desa Mandiri

ilustrasi. net

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar mendukung adanya gerakan budaya membaca. Program itu nantinya akan dimasukkan dalam program pembangunan Desa Mandiri.

“Karena di Desa Mandiri harus ada. Tahun ini target kita sekitar 100 desa dari 2.036 desa,” ujar Gubernur Kalbar Sutarmidji, Jumat (11/1).

Untuk mendukung program itu, kata dia, Pemprov Kalbar akan menggandeng komunitas atau penggiat rumah baca untuk bersinergi bersama. Ia pun mengatakan, alasan dirinya membangun rumah baca di taman-taman kota semasa dirinya menjadi Walikota Pontianak adalah untuk meningkatkan minat baca.

“Obsesi saya waktu itu, orang ke taman. Sambil membaca dan bermain. Makanya kalau saya ke sekolah, yang saya nilai kepala sekolahnya. Kedua WC dan perpustakaan. Kalau dua ini rusak maka rusaklah semua,” ungkapnya.

Ia pun mendukung jika ada upaya dari penggiat rumah baca menjadikan tempat-tempat yang tidak dihuni sebagai perpustakaan. Seperti bekas Polsek lama disulap jadi perpustakaan. Itu artinya sudah ada kesadaran dari kalangan masyarakat.

“Waktu itu satu tahun banyak pembelian buku tapi tidak jelas bukunya apa, kajiannya apa. Jadi penggiat rumah baca harus berikan masukan ke Pemprov,” tegasnya.

Midji menegaskan, dalam program Desa Mandiri itu minimal di setiap desa ada satu rumah baca. Bisa didapatkan dari kerjasama CSR yang ada di desa itu. Karena jika ada CSR di suatu desa maka desa tersebut seharusnya menjadi desa maju.

“Jangankan jadi Desa Mandiri, desa maju saja tidak. Bauksit ditambang, desa miskin, infrastruktur tak ada. Saya akan berupaya semua yang mengambil manfaat dari kawasan itu dia harus memberi timbal balik,” tutur dia.

Dalam melancarkan program ini, dirinya juga memiliki berbagai cara seperti merevitalisasi bangunan lama. Bisa juga melekat di bangunan lain. Misalnya dalam Desa Mandiri wajib memiliki balai desa, posyandu, dan PAUD. Bangunan-bangunan ini bisa dimanfaatkan sebagai taman baca pada waktu sorenya.

“Tahap awal tidak harus rumah baca. Tapi kita bisa memanfaatkan bangunan yang sudah ada dan dikondisikan. Jadi anak-anak yang di pedesaan itu punya wawasan yang luas,” pungkasnya.

 

Laporan: Rizka Nanda

Editor: Ocsya Ade CP