eQuator.co.id – Rosmah akhirnya ditangkap. Tapi tetap saja. Perhatian orang pada dokter siapa. Yang begitu gagalnya. Melakukan operasi plastik pada wajahnya.
Kemarin Rosmah langsung disidangkan. Untuk diputuskan oleh pengadilan: apakah dakwaan tersebut kuat. Juga: apakah perlu ditahan.
Atau cukup seperti suaminya, mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak itu: cukup membayar jaminan Rp 15 miliar. Untuk bisa ditahan luar.
Waktu ditangkap Rabu lalu Rosmah lagi memberikan keterangan pers. Dia baru saja diperiksa KPK-nya Malaysia. Ternyata langsung ditahan sore itu juga.
Di Malaysia ada hukum: seseorang bisa jadi tersangka kalau bukti-buktinya kuat. Yang berhak mengatakan bukti itu kuat atau tidak adalah pengadilan. Bukan polisi. Atau jaksa.
Kalau pun diputuskan buktinya kuat, hak pengadilan untuk memutuskan: perlu ditahan atau tidak. Bukan hak polisi atau jaksa.
Ternyata pengadilan memutuskan: bukti kuat. Rosmah harus diadili. Hanya saja tidak ditahan. Cukup memberikan uang jaminan: sekitar Rp 7,3 miliar.
Saat Rosmah ke pengadilan kemarin kembali wajahnya yang jadi sorotan. Dia kelihatan tampil lebih sederhana. Wajahnya tanpa make up yang berat. Kerudungnya yang tetap mencolok: oranye.
Wajah itu begitu dikenalnya. Saking seringnya dibahas.
Memang setiap kali Rosmah jadi berita, setiap itu pula muncul pertanyaan: siapa sih dokter bedah plastiknya. Kok wajah cantik Rosmah menjadi begitu hancurnya?
Rosmah selalu berkilah. Dia selalu mengaku tidak melakukan apa pun dengan wajahnya. Tapi putrinya belakangan keprucut kata: beberapa dokter kecantikan datang ke rumahnya. Mengerjakan wajah ibunya.
Tanpa keterangan anaknya pun para ahli bisa menyimpulkannya. Mereka bisa mengumpulkan foto-foto Rosmah waktu masih muda. Banyak sekali. Lihatlah foto-foto mudanya. Di bagian lain naskah ini.
‘Kasus seremnya wajah baru Rosmah’ ini tidak hanya sebatas bisik-bisik tetangga. Wajah baru Rosmah itu juga jadi poster di ruang kuliah. Untuk para mahasiswa spesialis bedah plastik. Di mana-mana. Dijadikan kasus ‘wajah gagal’. Agar jangan ada lagi ahli bedah plastik yang melalukan pekerjaan seperti itu.
Seorang dokter ahli kecantikan Singapura bahkan membeberkannya secara terbuka. Di website resminya: Dr Siew Tuck Wah.
Di media sosial ‘wajah gagal’ Rosmah juga dibahas seru. Saya muatkan salah satunya. Foto wajah Rosmah dengan lima kegagalan operasi plastiknya:
Jelaslah bahwa Dr Siew memberikan koreksi total. Pipinya (bagian warna ungu) terlalu banyak dimasuki dermal. Pengganjal di balik kulitnya terlalu banyak.
Mungkin, semula, diinginkan agar pipinya berisi. Agar tidak kempong. Pipi yang ‘kempong peyot’ adalah ejekan yang menyakitkan bagi wanita berumur.
Bagian dahi (warna mera agak orange) terlalu banyak dimasuki bottox. Semula mungkin dimaksudkan agar bisa menarik alis. Agar bisa agak ke atas. Untuk mengurangi keriput di mata. Bagian atas.
Tapi, akibatnya justru terlihat mengerikan. Hidungnya (warna hijau), adalah kasus kegagalan estetika. Kegagalan seni. Hidung itu terlalu banyak ganjal. Mancungnya berlebihan. Tidak alami. Akibatnya seperti hidung habis kena tinju.
Dagunya juga gagal total. Terlalu panjang. Di Jawa memang ada omongan ini: dia cantik… dagunya nyathis… Tapi dagu baru Rosma bukan kategori nyathis lagi. Di media sosial disebutkan dagu baru itu membuat Rosmah seperti nenek sihir.
Keterlaluan. Padahal untuk itu biayanya mahal. Sampai mencelakakan suami. Kalau suaminya merasa.
Begitu dianggap gagalnya wajah baru Rosmah. Sampai-sampai ada yang bilang: menenteng tas Hermes-Birkin berapa pun tidak akan bisa menutupi kegagalan wajahnya. Juga seandainya hidung itu ditempeli berlian sekali pun.
Saya tidak sampai hati meneruskan tulisan ini. Apalagi saya sudah membaca habis buku ‘’Billion Dollar Whale’’ itu. Yang saya beli di Houston itu. Yang menceritakan bagaimana Rosmah mendapatkan Birkin-birkinnya. Berlian-beliannya. Yang semuanya sungguh keterlaluan.
Kini suami istri Najib-Rosmah senasib. Rodanya lagi di bawah. Mereka sudah terlalu tua untuk memutarnya ke atas. Juga terlalu sulit. Bagian bawah roda itu terlalu dalam. Tenggelam di lumpurnya. (dis)