eQuator – Sintang-RK. Tidak banyak yang menyadari, ternyata cewek-cewek lebih rajin memeriksakan diri ke Klinik Infeksi Menular Seksual (IMS) dibandingkan para cowok. Rasionya mencapai 6 berbanding 4.
“Hasil rekapitulasi data 2014, Klinik IMS dikunjungi lebih dari 170 pasien, dan 60 persen di antaranya merupakan anak perempuan yang masih berusia belia, umur anak sekolah. Kalau data 2015 sedang direkap,” ungkap Kornelis Parang, Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sungai Durian, Sintang ditemui ruang kerjanya, Jumat (15/1).
Jumlah tersebut tentunya cukup mengagetkan, mengingat Puskesmas Sungai Durian membuka Klinik IMS tidak setiap hari. “Hanya dua kali dalam satu minggu, yakni pada Rabu dan Jumat,” kata Kornelis.
Para cewek cenderung mendatangi Klinik IMS, kemungkinan dikarenakan lebih percaya pada penanganan di Puskesmas Sungai Durian tersebut. “Pasien IMS ditangani secara khusus dan dijamin kerahasiaannya,” ucap Kornelis.
Dia menjelaskan, Klinik IMS Puskesmas Sungai Durian bukan hanya untuk berobat. Konsultasi juga dapat diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan pengetahuan seputar IMS. “Kita juga berupaya menyampaikan informasi tentang bahaya IMS. Cara menular dan mengantisipasi penularan,” jelas Kornelis.
Untuk meningkatkan pelayanan tersebut, kata Kornelis saat ini sedang digalakkan untuk pembentukan kader Puskesmas yang khusus menanggulangi IMS. “Pembentukan ini untuk meningkatkan kesadaran bersama, terutama pada anak usia sekolah, agar menjauhi perilaku berisiko tertular IMS,” tuturnya.
Kornelis menjelaskan, penularan IMS dapat disebabkan hubungan seksual yang tidak aman. Ini merupakan jalur utama penularannya. Kemudian penggunaan jarum suntik, misalnya HIV dan Hepatitis B.
“Selain itu, kontak fisik selama hubungan seksual, misalnya luka-luka pada alat kelamin seperti herpes dan sifilis, melalui darah dan produk darah, misalnya HIV,” kata Kornelis.
Dia menambahkan Sifilis dan Hepatitis B dapat ditularkan melalui transfusi darah, menyusui, dapat menularkan HIV ke bayi. “Jika mengalami beberapa gejala tersebut, maka kita anjurkan untuk segera memeriksan diri ke Puskesmas atau ke dokter. Sehingga bisa diambil tindakan medis sebagai upaya penyembuhan,” tutup Kornelis.
Laporan: Achmad Munandar
Editor: Mordiadi