Pontianak-RK. Keberagaman adalah pemersatu. Bukan pemisah.
Kesan kebhinnekaan terlihat jelas di rangkaian karnaval Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) ke XII di Kalbar, Minggu (29/7). Mobil hias 34 kontingen se-Indonesia berarak panjang di Jalan Sultan Syahrir, Kecamatan Pontianak Selatan, sekitar pukul 13.00 WIB.
Kegiatan umat kristiani yang dilaksanakan tiga tahun sekali ini memang tampak begitu meriah. Dari ke 34 mobil yang dihias tersebut, berbagai macam kreasi menampilkan identitas bangsa ini. Yang menghargai keberagaman suku, adat istiadat, warna kulit, dan bahasa.
“Kegiatan karnaval Pesparawi yang dilepas ini, merupakan wujud pembauran seluruh kontingen Lembaga Pengembangan Suara Daerah (LPPD) se-Indonesia, untuk dapat saling mengenal, menghormati dan menghargai keberagaman yang ada di Indonesia,” ujar Pj. Gubernur Kalbar, Dodi Riyadmadji, kepada wartawan, Minggu (29/7) sekitar pukul 14.30 WIB.
Pelepasan kontingen karnaval ini, selain dihadiri Dodi, terlihat Dirjen Bimas Kemenag RI Thomas Pentury, Kapolda Kalbar Didi Haryono, Ketua Panitia Pesparawi Nasional Karolin Margret Natasa, serta jajaran panitia.
Satu persatu peserta karnaval kemudian dilepas langsung oleh Dodi. Rute mereka: dari Rumah Radakng ke Jalan Sultan Abdurrahman, kemudian ke Jalan K.H. A Dahlan, Jalan Teuku Umar, Jalan Diponegoro, Jalan Tanjungpura. Dan berakhir di Alun-Alun Kapuas.
Dikatakan Dodi, karnaval ini menunjukkan bagaimana keanekaragaman budaya yang ada di semua provinsi di Indonesia. Mulai dari kontingen Maluku dan diakhiri kontingen tuan rumah (Kalbar).
“Kegiatan menyemarakkan pelaksanaan Pesparawi Nasional XII. Pesparawi ini memiliki makna yang penting artinya sebagai wahana untuk memantapkan nilai-nilai keagamaan bagi umat kristiani pada khususnya,” jelasnya.
Ia menilai, keanekaragaman yang dimiliki bangsa ini sungguh-sungguh harus dijaga. Kekayaannya dan kelestarianya. Khususnya untuk generasi mendatang.
“Ini tanggung jawab kalian semua anak-anak muda, harus selalu bisa membanggakan dan menjaga keanekaragaman ini menjadi satu kekuatan yang hebat bagi Indonesia,” pinta Dodi.
Apabila masyarakat sudah bisa hidup rukun dan damai di Indonesia, lanjut dia, maka tidak ada hambatan dalam mengembangkan keanekaragaman ini untuk menjadi kekuatan yang besar. “Saya kira inilah potensi hebat Indonesia,” sebutnya.
Dipaparkannya, pelaksanaan Pesparawi sendiri memiliki arti penting dalam hubungan bermasyarakat. Baik dengan umat kristiani sendiri dan hubungan dengan kehidupan masyarakat Indonesia secara menyeluruh.
Dalam konteks internal umat kristiani, lanjut dia, kegiatan Pesparawi yang dikuti oleh gereja-gereja dapat menjadi sarana bagi perwujudan kerukunan intern diantara umat
Kristiani. Sedangkan dalam konteks masyarakat Indonesia yang majemuk, Dodi menilai kegiatan Pesparawi yang diselenggarakan secara bergantian di berbagai kota di Indonesia dapat memberikan sumbangan besar bagi upaya pemantapan rasa cinta terhadap Tanah Air. Maupun bagi upaya mengembangkan kerukunan hidup antar-umat beragama serta penguatan rasa nasionalisme.
“Pesparawi merupakan aktualisasi semangat pembangunan nasional di bidang pembinaan mental spiritual sebagai bagian dari upaya memperkukuh ketahanan spiritual umat, dalam menghadapi era modernisasi dan globalisasi yang kini tengah melanda dunia,” tandasnya.
Sementara itu, Dirjen Bimas Kemenag RI, Thomas Pentury menuturkan, karnaval yang dilaksanakan adalah upaya membangun sebuah nilai baru dalam kehidupan kebersamaan yang lebih baik. “Ada nilai yang paling penting penting yakni membangun spritualitas umat secara menyeluruh,” ujarnya.
Dia menyatakan, dengan kemampuan atau terbangunnya spritualitas itu, diharapkan pemahaman terhadap kemajemukan dan menempatkan agama sebagai agama yang moderat itu menjadi bagian penting untuk membangun keutuhan Indonesia.
Soal penetapan Kalbar sebagai tuan rumah Pesparawi ini, ia menyebut, telah melalui proses panjang. “Penetapan itu setelah 3 tahun lalu, dan tentu kesiapan pemerintah Kalbar, Pak Gubernur dan seluruh jajaran, termasuk ketua umum panitia yang memberi ruang untuk LPPN dan Kementerian Agama menetapkan Kalbar sebagai tempat penyelenggara,” ungkap Thomas.
Dengan terpilih sebagai tuan rumah, ia menerangkan, maka Kalbar akan menjadi tempat untuk terus disemai nilai-nilai keberagaman dalam satu perwujudan kehidupan yang lebih baik. Setelah kegiatan ini, akan ada pertemuan untuk menetapkan tuan rumah Pesparawi selanjutnya.
Ditambahkan Ketua Umum Panitia Pelaksana Pesparawi ke XII, Karolin Margret Natasa, Pesparawi bukan sekedar perlombaan menyanyi semata. Ada tiga poin penting yang harus dicatat.
“Tujuan utamanya tentu untuk meningkatkan spiritualitas, kemudian yang kedua meningkatkan kebersamaan dan kekeluargaan antar umat Kristen yang ada, yang ketiga menjalin kerjasama antar umat Kristen dengan umat beragama lainnya,” paparnya.
Bupati Landak ini menerangkan, gelaran Pesparawi juga akan menjadi ajang untuk mempersatukan Gereja Kristen. Karena bagi umat kristiani, bernyanyi adalah memuliakan Tuhan.
“Gereja Kristen ini kita ketahui cukup banyak, ada berbagai aliran gereja yang berbeda, melalui Pesparawi ini semua perbedaan gereja dihilangkan dan bersatu sebagai umat Kristen untuk memuliakan Allah,” jelas Karolin.
Dia mengakui, terselenggaranya acara ini tak terlepas dari dukungan masyarakat beragama lain di Kalbar. Tak hanya dari umat Kristen saja.
“Panitia terdiri atas beragam kelompok dan latar belakang, ada yang Kristen, ada yang Katolik, kemudian ada yang muslim, semuanya terlibat. Kita gotong royong karena bagi kita ini adalah kebanggaan bersama bisa menjadi tuan rumah tingkat nasional,” ucapnya.
Ia melanjutkan, malam hari, jelang pembukaan kegiatan yang akan dilaksanakan besok, pihaknya akan menghadirkan tari kolosal oleh generasi muda Kalbar dari berbagai latar belakang. Tak hanya itu, tempat kegiatan yang akan digunakan juga telah dipersiapkan dengan baik.
“Tempat acara sudah kami pilih, dan kami persiapkan dengan seksama, dengan segala keterbatasan kondisi yang ada. Tetapi semua sangat siap untuk dijadikan sebagai tempat pertandingan,” ungkap Karolin.
Selain tempat acara, para juri juga sudah sangat siap. Bahkan para juri diambil sumpah terlebih dahulu sebelum mengemban tugas dalam memberi penilaian nanti.
“Kami sebagai penitia pelaksana hanya sebagai memfasilitasi, tetapi proses pemilihan juri kemudian briefieng dan sebagainya dari para juri merupakan kewenangan dari LPPN dan LPPD se indonesia,” tukasnya.
Karolin menambahkan, pihak panitia bahkan tidak tahu menahu soal juri berasal dari mana dan siapa saja, karena dirahasiakan oleh pihak LPPN. “Jadi baru tiba 18 dari 24 orang yang akan menjadi juri, nanti mungkin masih ada lagi yang akan tiba hari ini dan besok pagi,” tutupnya.
Bagi Kapolda Irjen Pol. Didi Haryono, suksesnya kegiatan Pesparawi XII di Kalbar menunjukkan bahwa Kalimantan Barat adalah salah satu provinsi yang cinta damai dan paling aman dari. “Warga Kalbar benar-benar welcome pada siapapun yang hadir dan menyelenggarakan kegiatan di Kalimantan Barat,” jelasnya.
Di sisi lain, pameran Pesparawi di Rumah Radakng Pontianak menjadi momen penting bagi banyak pihak. Salah satunya, Bank Kalbar. Yang turut hadir memberikan fasilitas layanan informasi di event akbar ini.
“Untuk memberikan pelayanan dan informasi terkait Bank Kalbar, kita juga hadir di stan Pameran Pesparawi. Ini kita lakukan lantaran berupaya mempermudah masyarakat untuk mendapatkan informasi seputar Bank Kalbar,” ujar Direktur Utama Bank Kalbar, Samsir Ismail, dijumpai di Rumah Radakng.
Di samping itu kata dia, event ini juga merupakan salah satu upaya BPD memberikan kemudahan bagi nasabah dalam melakukan transaksi keuangannya. “Kita berharap hadirnya stan Bank Kalbar ini masyarakat juga mudah mengaksesnya,” terangnya.
Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mengisi pameran tersebut juga akan mendapatkan kemudahan memperoleh informasi pengajuan pinjaman modal.
“Misalnya bagaimana mereka ingin memperoleh dana atau kredit modal di Bank. Nah, di sini (stan BPD) bisa mereka dapatkan informasinya, apalagi banyak UMKM yang turut meramaikan pameran Pesparawi,” tuturnya.
Tahun ini Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Kalbar menyediakan dana sebesar Rp220 miliar. Untuk yang sudah direalisasikan Rp100 miliar lebih. Masih ada peluang bagi UMKM untuk mengembangkan usahanya melalui dana KUR Bank Kalbar.
“Masih ada Rp100 miliar lebih yang belum terealisasi. UMKM masih memiliki peluang untuk menggunakan KUR untuk usahanya,” terangnya.
Sejauh ini tidak ada kendala serius dalam penyaluran KUR. Namun diakuinya masih ada klaim yang belum bisa diberikan. Hal ini lantaran dalam pembayarannya yang tersendat.
“Akan tetapi hal ini juga bukan menjadi persoalan yang cukup besar, masih dapat diatasi. Kita BPD terus memberikan sosialisasi dan siap menyalurkan KUR untuk mendukung dan support dalam rangka pengembangan UMKM,” paparnya.
Terkait Pesparawi yang digelar di Kota Pontianak sangat bermanfaat bagi Kalbar. Event nasional yang dihadiri peserta dari seluruh Indonesia ini tentu akan mendorong pelaku usaha mempromosikan produknya.
“Misalnya kuliner yang memang Kalbar sudah terkenal. Kemudian ekonomi kreatif, seperti tanjak yang dibuat dari kain songket oleh UMKM Pontianak, yang tengah booming di sini, bisa dijual dan dikenalkan,” demikian Samsir.
Laporan: Andi Ridwansyah, Nova Sari
Editor: Mohamad iQbaL