Unik, Warga Meninggal Dunia Dapat Undangan Memilih

Bupati dan Ketua DPRD Pantau Situasi Pilkada Gubernur

Anomali. Kundarto warga Tanjung Niaga merasa aneh, karena anaknya yang sudah meninggal dunia bisa mendapatkan form C6 saat mengecek namanya di Posko KPU Melawi, Rabu (27/6). Dedi Irawan/RK.
Anomali. Kundarto warga Tanjung Niaga merasa aneh, karena anaknya yang sudah meninggal dunia bisa mendapatkan form C6 saat mengecek namanya di Posko KPU Melawi, Rabu (27/6). Dedi Irawan/RK.

eQuator.co.id – Melawi-RK. Bupati Melawi, Panji didampingi Sekda serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Melawi melakukan pemantauan secara langsung. Ihwal pelaksanaan pesta akbar demokrasi Pilkada Gubernur di sejumlah TPS di Melawi.

Pemantauan tersebut untuk memastikan pelaksanaan pemilu berjalan dengan aman dan lancar. Sekaligus melihat persentase pastisipasi pemilih dalam menggunakan hak suara.

Ditemui disela-sela pemantauan di TPS di Jalan Pendidikan, Desa Paal, Bupati Panji mengatakan, hingga pukul 10.30 WIB pelaksanaan Pilkada Gubernur Kalbar berjalan aman dan lancar.

“Mudah mudahan tidak ada masalah. Kalau untuk tingkat partisipasi kita melihat masih kurang. Karena hingga pukul 10.30 WIB partisipasi pemilih rata-rata di setiap TPS baru mencapai 30 persen,” ungkap Panji.

Dari hasil pemantauannya, Panji banyak terdengar keluhan dari masyarakat mengenai tidak dapatnya undangan atau firm C6 serta warga yang tidak masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT). Namun ada solusinya. Yakni bisa menggunakan KTP Elektronik atau Suket dari pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 13.00.

“Hal ini memang harus menjadi perhatian ke depannya sebagai bahan evaluasi, sehingga ke depan tidak lagi ada keluhan seperti ini. Mencari solusi serta cara penyelesaiannya,” tuturnya.

Secara terpisah, Ketua DPRD Melawi, Abang Tajudin yang ditemui di TPS yang berada di SDN 13 Desa Paal juga mendapatkan keluhan yang sama dari masyarakat. Menurutnya, meskipun ada solusinya jika warga yang memiliki KTP Elektronik atau Suket tetap bisa memilih waktu yang sudah ditentukan. Namun tetap menjadi perhatian dan evaluasi ke depan. Persoalan seperti ini membuat warga merasa kecewa dan tentu mengantisipasi terjadinya penyalahgunaan C6.

“Terkait yang tahun-tahun sebelumnya masuk DPT, namun tahun ini tidak masuk DPT maka menjadi catatan khusus. Artinya bisa saja petugas coklit yang tidak bekerja maksimal ataupun petugas yang menginput kurang teliti,” tegasnya.

Sementara itu terkait kelancaran dan keamanan, menurut pantauan Tajudin di lapangan bahwa semua berjalan aman dan lancar. “Kita berharap hingga perhitungan berjalan dan sampai pleno pelaksanaan berjalan dengan aman dan lancar,” harapnya.

Mengantisipasi warga yang tidak mendapatkan C6 serta tidak mengetahui lokasi TPS-nya, KPU Melawi membuka posko pengecekan data di lapangan kuliner Nanga Pinoh. Persoalan yang muncul di posko tersebut tidak lain tidak terdaftar serta tidak masuk dalam DPT. Bahkan tidak pernah dicoklit oleh petugas.

Seperti yang disampaikan Agung Prayogi, warga Dusun Mekar Sari, Desa Paal, Kecamatan Nanga Pinoh mengatakan bahwa di rumahnya terdapat empat pemilih. Namun sayangnya yang mendapat undangan hanya dirinya sendiri. Sementara istri serta kedua orangtuanya tidak dapat.

“Itu yang saya aneh. Tahun-tahun sebelumnya kami dapat semua. Namun tahun ini malah satu saja. Saya cek di DPT juga tidak ada nama istri dan kedua orangtua saya. Cek secara online dan di posko KPU juga tidak ada. Sungguh keterlaluan. Keluarga Saya memang tidak ada di coklit oleh petugas,” keluhnya.

Sedangkan persoalan yang kerap dikeluhkan warga juga terbilang unik. Yakni warga yang meninggal dunia di usia 16 tahun pada tahun 2014 lalu bisa muncul serta mendapatkan undangan. Hal itu terjadi pada keluarga Kundarto, warga Dusun Tanjung Indah, Desa Tanjung Niaga. Ia mengatakan bahwa keluarganya ada 4 orang dan satu di antara anaknya sudah meninggal dunia.

“Anehnya saya, istri saya dan anak saya yang sulung tidak ada dapat undangan memilih. Bahkan tidak terdaftar di DPT. Sementara anak saya yang sudah meninggal dunia pada usia 16 tahun pada 2014 lalu bisa dapat undangan. Kan aneh bin ajaib. Bagaimana mereka bisa mencoklitnya dan bisa memasukkan datanya,” ungkapnya.

Komisioner KPU Melawi, Wenefrida yang membidangi devisi data mengatakan, pihaknya jauh hari sudah melakukan pengumuman. Mulai dari tingkat Daftar Pemilih Sementara (DPS) agar masyarakat lebih aktif melihat dan memantau namanya serta melakukan penyanggahan jika tidak masuk dalam DCS agar bisa masuk DPT. Begitu juga ketika menerbitkan DPT. Sudah diumumkan untuk aktif mengecek namanya.

“Yang tidak masuk DPT juga belum diketahui secara pasti apa penyebabnya dan tidak menelusuri. Kita juga sudah menekankan petugas coklit untuk melakukan secara rata coklit dan masyarakat harusnya juga pro aktif. Dalam melakukan pengecekan namanya di DPS dan DPT pada saat baru diumumkan,” tegasnya.

Reporter: Dedi Irawan

Redaktur: Andry Soe