eQuator.co.id – Bisnis jasa perjalanan ibadah umrah di Tanah Air segera memasuki babak baru. Dua pemain e-commerce berkelas unicorn segera terjun ke bisnis jasa perjalanan umrah. Yang disebut-sebut adalah Traveloka dan Tokopedia.
Seriuskah? Ya. Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi bahkan telah menandatangani memorandum of understanding. Langkah itu akan memuluskan rencana kedua startup lokal itu masuk ke kancah internasional.
Kabar itu segera menjadi pembicaraan publik. Biasa: pro dan kontra.
Yang pro menilai masuknya Traveloka dan Tokopedia dalam bisnis jasa perjalanan umrah adalah sesuatu yang wajar. Bahwa masuknya baru sekarang, itu hanya soal timing saja.
Yang kontra menganggap langkap pemerintah Indonesia dan Arab Saudi kurang tepat. Masuknya dua pemain e-commerce raksasa itu dikhawatirkan bakal menggulung perusahaan konvensional yang melayani jasa perjalanan umrah.
Bisnis jasa perjalanan ibadah umrah memang bukan bisnis ecek-ecek. Kuota untuk Indonesia saat ini mencapai 4 juta per tahun. Angka tersebut akan terus ditingkatkan setiap tahun hingga mencapai 10 juta dalam beberapa tahun ke depan.
Kue bisnis perjalanan umrah selama ini hanya dinikmati para pemain lama yang mengandalkan layanan konvensional. Belum ada yang secara serius memanfaatkan peluang bisnis itu untuk mengembangkan layanan digital.
Sementara Traveloka dan Tokopedia adalah startup e-commerce dengan konsep full digital services. Jasa perjalanan umrah adalah pengembangan produk yang semula hanya jasa booking tiket moda transportasi dan hotel.
Rezim proteksi bisnis memang sudah berakhir. Maka dua perusahaan berskala unicorn akan bertarung melawan ratusan perusahaan travel umrah konvensional.
Siapa yang bakal memenangkan persaingan? Dalam bisnis era digital dikenal sebuah prinsip: yang cepat akan mengalahkan yang lambat.
Sudah banyak contoh startup yang awalnya sangat kecil. Tiba-tiba mengalahkan pemain-pemain besar yang masih konvensional. Apalagi sekarang start dari unicorn. (jto)