eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. UMKM Center Pontianak yang digadang bakal menjadi pusat UMKM se-Kalimantan Barat belum beroperasi secara optimal. Ini terbukti dengan masih minimnya kunjungan masyarakat di lokasi yang diresmikan langsung oleh Gubernur Kalbar, Sutarmidji pada Maret lalu tersebut.
Staf Dekranasda yang bertugas menjaga UMKM Center, Margi menuturkan masih banyak masyarakat Kalbar khususnya Pontianak yang belum mengetahui apa sebenarnya UMKM Center ini.
“Meski center ini sudah berjalan beberapa bulan, UMKM Center Pontianak ini aktivitasnya masih belum ramai, mungkin masyarakat Pontianak sendiri juga masih banyak yang belum tahu. Kalau pun tahu mereka segan mau ke sini. Bahkan ada yang mengira gedung ini dinas, kebanyakan seperti itu waktu saya tanyakan sama mereka yang masuk karena penasaran,” ujar Margi, Jumat (21/6).
Bahkan keengganan warga untuk datang di UMKM Center ini juga ditengarai akibat anggapan masyarakat yang menilai barang yang dijual berharga selangit.
“Padahal kalau kita lihat, sebetulnya harga bukan mahal. Di sini bervariasi, bahkan ini dimulai dari Rp10 ribuan. Kalau seperti kain songket, tenun tentulah harganya mahal. Terus juga waktu peresmian kemarin kan ada launching website warungkite juga. Nah itu, ternyata mereka input produknya langsung lewat pengrajin atau lewat UMKM-nya. Jadi konsumen tidak lagi ke sini, langsung ke pengrajinnya,” sebutnya.
Margi menyebutkan, dalam satu bulan hanya tercatat 50 pengunjung yang datang ke UMKM Center ini.
“Kalau saat ramai biasanya dari perusahaan atau dinas yang dapat kunjungan dari pusat. Mereka mengajak tamunya ke sini. Seperti kemarin dari Kementerian Perdagangan, Dinas Perhubungan mereka ke sini, jadi untuk pengunjung lokal masih kurang,” katanya.
Margi menjelaskan, UMKM Center ini, khususnya di lantai dasar gedung bersisi UMKM di bidang fashion, kerajinan, cendera mata dan di lantai dua ada berbagai makanan khas Kalimantan Barat.
“Biasanya kalau pengunjung yang datang, khususnya tamu dari luar Kalbar atau dari pusat kebanyakan ibu-ibu banyak yang beli tas. Sama kain untuk oleh-oleh mereka. Kalau bapak-bapak banyak yang beli tanjak sebab ini yang lagi tren, namun dikatakannya pengunjung cenderung membeli pernak-pernik kecil seperti gantungan kunci yang bertulisan ‘Love Pontianak’,” tandasnya.
Laporan : Nova Sari
Editor : Andriadi Perdana Putra