Para pelajar dan mahasiswa Indonesia tak perlu lagi jauh-jauh dan keluar biaya mahal untuk melanjutkan jenjang pendidikan bertaraf internasional. Apalagi pelajar dan mahasiswa Kalbar. Di Kota Sibu, Sarawak, Malaysia yang masih satu daratan dengan Kalimantan terdapat University College of Technology Sarawak (UCTS) yang menawarkan segudang ilmu untuk jenjang S1, S2 dan S3, khususnya dibidang teknologi.
Ocsya Ade CP, Kuching
eQuator.co.id – UCTS didirikan pada 8 Agustus 2012 lalu. Kampus ini milik Pemerintah Negara Bagian Sarawak, di bawah tanggungjawab Sekretariat Keuangan Negeri Sarawak. Didirikannya UCTS ini setelah menerima persetujuan dari Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia.
“UCTS merupakan brainchild (rancangan/gagasan) dari Pemerintah Negara Bagian Sarawak yang kala itu mempunyai visi untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan tinggi, mengkhususkan pada ilmu science dan teknologi,” kata Dosen Senior School of Business and Management, Fathan Soetrisno kepada Rakyat Kalbar, Senin (31/7) siang.
Kata Fathan, UCTS didirikan sebagai tombak pengembangan dan produksi teknis sumber daya manusia yang nantinya akan mensuplai tenaga kerja untuk Sarawak Corridor of Renewable Energy (SCORE), salah satu landmark kesuksesan Pemerintah Bagian Sarawak. “UCTS terletak di Kota Sibu, Sarawak yang merupakan salah satu gerbang menuju ke SCORE,” ujarnya.
Kampus ini memfokuskan pada kreatifitas dan kepemimpinan, melalui program-program pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang luas serta menggabungkan unsur-unsur aplikasi teknis. “Sehingga para mahasiswa siap untuk dipekerjakan dan berkarir di SCORE jika lulus nanti,” kata dia.
UCTS dirancang sebagai kampus yang serba mutakhir dan futuristic. Menggabungkan konsep green arsitektur dan teknologi kampusnya benar-benar nyaman dan terintegrasi. Disamping mempunyai taman teknologi, UCTS juga menggunakan tenaga matahari (surya) sebagai energy. Visual kampus dapat dilihat di website http://www.panomatics. com/nextgen/my/ucts/.
Wajar saja pada tahun 2013, universitas di bawah kepempinan Vice Chancellor (Rektor) UCTS, Prof. Dato Dr. Abdul Hakim Juri ini dinobatkan sebagai universitas pertama di dunia yang mendapatkan penghargaan platinum-rated untuk The Green Buidling Index (GBI), atau kampus yang betul-betul memfokuskan penghematan energi. “UCTS juga mempunyai barisan akademisi yang berkualitas dan mempunyai pengalaman industri dalam bidangnya masing-masing,” tutur Fathan.
Untuk menunjang visinya menjadi universitas global, mulai pertengahan tahun ini, UCTS mulai membuka peluang untuk menerima pelajar dari Indonesia. UCTS berencana merambah pasaran pendidikan Indonesia dengan cara berkerjasama dengan institusi pendidikan lokal, juga agen-agen pendidikan yang ada di Indonesia. “UCTS meletakkan target bahwa mulai Januari 2018 sudah mempunyai local partner untuk menawarkan program kelas international bagi kursus pascasarjana di Indonesia,” jelasnya.
Untuk akreditasi dan biaya pendidikan, kata Fathan, UCTS sangat berkomitmen memfasilitasi mahasiswa dalam mendapatkan pendidikan universitas bertaraf dunia. Tentunya dengan tuition fees yang terjangkau.
“Dengan infrastruktur kampus yang modern dan futuristic, ditambah dengan barisan akademisi yang berkualitas serta struktur program attractive, plus biaya kuliah yang cukup terjangkau dibandingkan universitas luar negeri lainnya. Saya yakin keberadaan UCTS di Indonesia akan mendapatkan sambutan yang baik di kalangan para calon mahasiswa,” ungkap mantan Dosen Senior UNIMAS ini.
Program studi UCTS pun telah mendapat pengikhtirafan dari Ministry of Education Malaysia (MOE), Malaysian Qualification Agency (MQA), Board of Quantity Surveyor Malaysia (BQSM), Engineering Accreditation Council (EAC), Board of Engineering Malaysia (BEM), Association to Advance Collegiate School of Business (AACSB). Untuk informasi lebih lanjut, buka website UCTS di: www.ucts.edu.my. (*)
