eQuator.co.id – Pontianak-RK. Belum bisa dipastikan berapa muslim Kalbar pembela Alquran yang ikut aksi 4 November di Jakarta. Yang pasti, hari ini Ormas Islam Pontianak turun menyampaikan unek-unek ke Polda Kalbar. Mereka geram Alquran surah Al Maidah ayat 51 dinistakan calon Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
“Polda Kalbar kan sebagai perwakilan kepolisian yang ada di Indonesia, kita di sini turun melakukan aksi agar mantan Gubernur DKI Jakarta diproses hukum dengan cepat,” jelas Wakil Ketua Bidang Dakwah Front Pembela Islam (FPI) Kalbar, Ustad Syahrani, kepada Rakyat Kalbar, Kamis (3/11).
Imbuh dia, “Apa yang diucapkan oleh Ahok itu adalah penistaan terhadap agama (Islam). Dia telah melukai (hati) umat muslim yang ada di Indonesia, termasuk di Kalimantan Barat”.
Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak ini membenarkan sejumlah anggota FPI se-Kalbar telah berangkat ke Jakarta. “Ada, banyak yang berangkat. Ada yang hari ini (kemarin) berangkat, ada juga yang duluan. Tidak ada instruksi, tetapi ini keinginan sendiri untuk bersolidaritas di sana,” ungkapnya.
Kalau ditotal, semua elemen muslim Kalbar, termasuk FPI, yang berangkat ke Jakarta mencapai sekitar 300 orang. “Benar atau tidaknya wallahualam (Allah lebih tahu). Karena mereka berangkat diam-diam,” terang Syahrani.
Kalau para peserta Aksi 4 November di Jakarta start dari Masjid Istiqlal, yang di Kalbar titik kumpulnya di Masjid Raya Mujahidin, Jalan A. Yani, Pontianak Selatan. Bakda Jumat (usai Salat Jumat) dijadwalkan seribuan anggota Ormas Islam berangkat menuju Markas Polisi Kalbar untuk menemui Kapolda Irjen Pol Musyafak.
”Tidak hanya Ormas Islam. Ormas pemuda pun turun, seperti Laskar Pemuda Melayu,” jelasnya.
Tuntutan utama dalam aksi solidaritas ini adalah meminta kepolisian, selaku penegak hukum yang menangani kasus penistaan agama dengan terlapor Ahok, untuk menyampaikan perkembangan kasus kepada publik.
“Kita minta transparan atau tidak ada yang ditutup-tutupi,” tegas Syahrani.
Ia berjanji aksi di Ibukota Kalbar berlangsung damai. “Kita sudah sampaikan surat resmi kepada Polresta Pontianak, kalau besok (hari ini) kita akan turun untuk aksi,” tutupnya.
Sementara itu, sebanyak 68 anggota FPI Kabupaten Mempawah telah tiba di Bandara Soekarno Hatta, Kamis (3/11) siang. Sekretaris FPI Kabupaten Mempawah, Harry Gunawan mengatakan, dari 68 orang yang berangkat ke Jakarta untuk mengikuti aksi 4 November tersebut, semuanya tergabung dalam kepengurusan FPI Mempawah.
“Yang ikut berangkat, diantaranya 2 pengurus yang langsung dipimpin oleh Ketua FPI Mempawah, Sawadi, 4 Ketua Laskar DPC, 20 pengurus DPC, dan 62 orang Laskar FPI,” terangnya kepada wartawan.
Bukan hanya dari Kabupaten Mempawah yang turun ke jalan untuk menggelar aksi, namun dari berbagai kabupaten/kota di Kalbar juga turut ke Jakarta untuk bergabung mengikuti aksi 4 November. “Selain Kabupaten Mempawah, dari Singkawang, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Kubu Raya, Kota Pontianak, HMI, Jama’ah Dzikir, pengajian dari Sambas hingga Mahasiswa Front Pembela Islam juga turut berangkat ke Jakarta,” ungkapnya.
Mengenai keberangkatakannya, dia mengatakan, masing-masing rombongan berangkat tidak serentak, melainkan beberapa jadwal penerbangan, namun berangkat pada hari yang sama. “Kita berangkat tidak serentak. Ada yang jam 07.00 yaitu kami sebanyak 56 orang, jam 09.00 ada 35 orang, dan rombongan-rombongan lain, ada juga Laskar Tanjung Periok berjumlah 167 orang,” papar Harry.
Dia menuturkan, seluruh rombongan nantinya akan menginap terlebih dahulu di Petamburan, Jakarta Barat, sembari menunggu aksi keesokan harinya.
Terpisah, Ketua HMI Cabang Pontianak Fazlurrahman Lubis melalui WhatsApp-nya menyatakan, ada Kader HMI dari Kota Pontianak yang berangkat ke Jakarta. “Utusan secara organisasi tidak ada. Namun ada beberapa kader yang ikut serta dengan nama pribadi mereka masing-masing,” tuturnya.
Namun, Kapolda Kalbar Irjen Pol Musyafak menyampaikan hanya ada empat orang perwakilan dari Kalbar yang turun ke Jakarta. “Kalbar tidak menurunkan pasukan ke Jakarta, namun kami tetap siap siaga bila sewaktu-waktu diperlukan,” ujarnya kepada sejumlah waratwan belum lama ini.
Ia menegaskan, Kalbar aman dan kondusif. Sehingga kondisi ini harus dijaga secara bersma-sama. Pihaknya sudah melakukan pendekatan dengan berbagai tokoh agama dan Ormas. Ia mengklaim mereka semua memahami gejolak tersebut.
“Membuat rasa aman itu mahal, kalau bukan kita yang menjaga maka siapa lagi,” tutur Musyafak.
Senada, Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Iwan Imam Susilo. Saat ini, kata dia, masyarakat di Kalbar sedang merintis untuk kembali bangkit dalam rangka membangun perekonomian yang beberapa waktu lalu sempat terpuruk.
“Mudah-mudahan dengan niat bersama berbagai pihak, bisa menahan diri tidak terpancing tidak ter provokasi sehingga keamanan dan kedamaian di Pontianak bisa diwujudkan,” harapnya.
Ia juga mengingatkan, belajar dari pengalaman bahwa Kalbar punya catatan masa lalu terkait konflik yang tentunya diharapkan tidak terulang. Sekali lagi, Iwan berharap seluruh masyarakat bisa tenang, berpikir dengan kepala dingin dan damai.
“Bisa menyampaikan aspirasi tanpa harus timbulnya persoalan-persoalan yang bisa meluas. Ini yang harus kita jaga bersama, karena kalau sampai konflik terjadi sulit nantinya untuk merecovery,” tutur Iwan. Mengenai pengamanan, ditegaskannya langkah-langkah persuasif, dialog dan tabayyun, telah dilakukan.
Laporan: Achmad Mundzirin, Ari Sandy
Editor: Mohamad iQbaL