eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Warga Jalan Ismita Kelurahan Tambelan Sampit Kecamatan Pontianak Timur geger. Mayat bayi laki-laki ditemukan dalam sebuah kardus mie instan, Selasa (1 1/12) sekira pukul 13.45 WIB.
Kapolsek Pontianak Timur, Kompol Suhar menjelaskan, mayat orok tersebut ditemukan saat salah seorang warga. Saat melintas, warga tersebut melihat sebuah kardus tertutup kain hitam terletak di pinggir jalan. “Setelah dibuka ternyata isinya mayat bayi,” ujarnya saat ditemui wartawan di Kamar jenazah RSUD Soedarso, Pontianak.
Warga lantas melaporkan penemuan tersebut kepada Polsek Pontianak Timur. Ia langsung menerJunkan Anggota untuk mendataNgi Tempat Kejadian Perkara (TKP). “Saat diperiksa petugas di TKP, kondisi bayi sudah tidak bernyawa,” ujarnya.
Diperkirakan mayat bayi malang itu baru berusia beberapa hari. “Kondisi tali pusarnya diikat menggunakan tali sepatu warna hitam,” jelasnya.
Selanjutnya, mayat bayi dibawa ke RSUD Soedarso untuk dilakukan visum. Setelah itu, jasad diserahkan ke Dinas Sosial untuk dikebumikan. Saat ini kepolisian masih melakukan penyelidikan guna mengungkap pelaku yang tega membuang bayi tersebut.
Sampai saat ini belum ada warga yang mengaku melihat seseorang membuang bayi malang tersebut.
“Untuk itu kita pemerintahkan anggota untuk memeriksa saksi di TKP, dan melakukan pengecekan CCTV milik warga di sekitar lokasi untuk mencari pelaku,” ungkap Kapolsek.
Dokter Forensik RSUD Soedarso, dr Monang Siahaan menjelaskan, dirinya tak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh mayat bayi tersebut. “Clear tidak ada, hanya saja tidak ada bantuan ibunya ini agar berusaha untuk bayi tersebut hidup,” katanya.
Dijelaskannya, bayi itu lahir dengan waktu yang matang. Yakni antara 8-9 bulan. Karena sudah sempurna ada jari lengkap, hidung dan mata.
Setelah lahir, bayi sempat mendapatkan perlakuan beberapa hari dari ibunya sebelum akhirnya dibuang. “Contohnya seperti tidak diberikan susu. Soalnya kalau disusui itu pasti beleteran air susu dari mulutnya,” terangnya.
Selain itu, sewaktu ditemukan bayi tersebut juga dalam keadaan bersih. Tidak berlumuran darah dan air ketuban. Tali pusar juga sudah dipotong dan diikat dengan tali sepatu.
Harusnya kata dia, tidak menggunakan tali sepatu. Melainkan menggunakan benang khusus dari bidan atau rumah sakit. “Artinya bayi ini sudah dibersihkan dahulu sebelum dibuang,” ulasnya.
Dirinya mengatakan, tali sepatu tersebut dapat menjadi petunjuk dalam mengungkap misteri pembuangan bayi tersebut. Karena tali sepatu pasti erat kaitannya dengan orang berpendidikan. “Baik itu SMA maupun mahasiswa,” sebutnya.
Dia memperkirakan, besar bayi ini sudah meninggal dahulu sebelum dimasukkan ke dalam kotak dan dibuang. Meninggalnya sekitar 2-3 hari.
“Itu kotaknya baru. Meninggalnya di tempat lain, dia cari kotak, dimasukkan ke kotak, baru diletakkan di pinggir jalan,” demikian Monang.
Laporan: Andi Ridwansyah
Editor: Arman Hairiadi