eQuator.co.id – Pontianak-RK. Presiden Joko Widodo mengeluarkan instruksi (Inpres) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan 11 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu dan Sarana Prasarana Penunjang di Kawasan Perbatasan. Pemprov Kalbar telah menyiapkan lahan untuk pembangunan PLBN Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang dan PLBN Sungai Kelik Kabupaten Sintang.
“Untuk masalah lahan kita tidak ada masalah di Jagoi Babang dan Sungai Kelik, karena sudah tersedia,” ungkap Gubernur Kalbar Sutarmidji saat ditemui di kantornya, Rabu (30/1).
Pemprov akan melakukan koordinasi dengan dua kabupaten tersebut. Bahkan untuk jalan menuju Sungai Kelik pun sudah dianggarkan dalam APBD Kalbar 2019.
“Insya Allah untuk pembangunannya di tahun ini dianggarkan sebesar Rp48 miliar dari pemerintah pusat dan Rp12 miliar dari pemerintah provinsi. Pemkab Sintang juga sudah menyiapkan anggarannya, mudah-mudahan tahun depan bisa sampai ke sana,” ujarnya.
Dalam waktu dekat, pria yang karib dipanggil Midji ini akan memanggil kedua Bupati Sintang dan Bengkayang guna mempercepat pembangunan tersebut. Tak hanya itu, ke depannya dirinya akan membuat regulasi terkait border tersebut agar bisa menjadi pintu ekspor Indonesia.
“Akan dibuat regulasi mengenai bagaimana border itu bisa jadi pintu ekspor sekaligus bisa menarik wisatawan khususnya di perbatasan. Guna meningkatkan ekonomi di kawasan tersebut,” tuturnya.
Dengan meningkatkan ekonomi di perbatasan, kesejahteraan masyarakat sekitar bisa tercapai. Sehingga tidak perlu lagi bertransaksi di Malaysia. Sehingga peningkatan ekonomi di perbatasan bisa terjamin.
“Harus ada kegiatan perekonomian di perbatasan. Nanti akan dibuat pasar di sekitar border. Transaksi ekonomi akan berlangsung di situ, bukan di seberang. Jangan sampai ekonomi kita masuk ke sana,” tegasnya.
Pemkab Bengkayang dan Sintang harus memiliki berbagai inovasi agar perekonomian di perbatasan bisa membantu perekonomian daerah masing-masing. Agar menarik orang Malaysia untuk berbelanja ke daerahnya.
“Pemerintah kabupaten juga harus melakukan survei apa yang menjadi daya tarik ekonomi di situ. Kalau tak pernah survei pasar bagaimana kita bisa menarik perekonomian di situ?” kata Midji.
Laporan: Bangun Subekti
Editor: Arman Hairiadi