Tingkatkan Iman di Bulan Penuh berkah

Semarakan Ramadan dengan Kajian Islam

TAUSIYAH Jemaah Masjid Nurul Iman Kelurahan Sungai Wie, Kecamatan Singkawang Tengah, Kota Singkawang menyimak ceramah Kuliah Umum Ramadan (Kurma), Minggu (12/5). Tausiyah disampaikan penceramah dari Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Kota Singkawang. Suhendra/Rakyat Kalbar

Setiap memasuki bulan Ramadan, setiap masjid makin aktif menggelar tausiyah atau kajian Ramadan, seperti KURMA (Kuliah Umum Ramadan). Aktivitas keagamaan tersebut diharapkan semakin mempertebal iman umat Islam.

Suhendra, SINGKAWANG

eQuator.co.id – Salah satunya, di Masjid Nurul Iman, Kelurahan Sungai Wie, Kecamatan Singkawang Tengah, Kota Singkawang. Tausiyah dimotori Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Kota Singkawang, Minggu (12/5). “Tujuan diadakan KURMA, adalah menambah tsaqafah atau wawasan kelimuan tentang Islam. Dengan waktu sekitar dua jam diharapkan Ikadi Singkawang bisa memberikan pencerahan tentang keislaman, sehingga umat menjadi lebih cerdas dalam memahami dan mengamalkan agama,” ujar Ketua Ikadi Kota Singkawang, Djoko Supriatno ST.

Menurutnya, dengan bertambahnya ilmu, maka semakin yakin dengan amalan yang dilakukan. “Dengan bertambahnya wawasan, bisa memberikan ruang tasamuh atau kelapangan dada atas beberapa pendapat tentang sebuah permasalahan. Sehingga, walaupun berbeda pendapat, tetapi dalam bingkai keilmuan dan persaudaraan,” katanya.

Djoko Supriatno mengatakan, kegiatan ini sebenarnya juga salah satu alternatif bentuk syiar di bulan Ramadan, supaya kaum Muslimin memanfaatkan waktu dan kesempatan di bulan Ramadan dengan sebaik-baiknya untuk bisa beramal sholeh, diantaranya adalah dengan mendatangi majelis ilmu seperti Kurma.

Program Kurma kali di Masjid Nurul Iman menghadirkan Ustad Dede Hidayat SPdI MPd, diantaranya membahas fiqih seputar bulan Ramadan. “Mudah-mudahan bisa memberikan keilmuan kita, sehingga amalan itu harus tahu dasarnya,” ujarnya. “Fiqih adalah pemahaman. Setiap orang memiliki pemahaman berbeda antara satu dengan yang lain, sehingga tak jarang timbul perbedaan. Kita harus tahu atau baca, maka timbul sikap toleransi dalam memahami perbedaan,” katanya.

Selain dihadiri kaum Adam, kegiatan ini juga diikuti kaum Hawa. Jemaah tampak senang mengikuti kajian tersebut.

 

Editor: Yuni Kurniyanto