
eQuator – Sambas-RK. Salah seorang tim Atbah-Hairiah, Calon Bupati dan Wakil Bupati Sambas 2015 dituding melecehkan Arie Pramono, jurnalis Suara Pemred (SP) yang sedang melaksanakan tugasnya.
Arie mewawancarai Anwari SSos, Ketua Tim Pemenangan Pasangan Atbah-Hairiah di Posko nomor urut 2, Jalan Terigas, Desa Lumbang, Kecamatan Sambas sekitar pukul 13.00, Kamis (10/12).
“Media, kita menang baru kumpul semua, merangkul dekatkan diri sama kita, dulu-dulu kemana, wartawan semua seperti itu,” kata Arie mengutip keterangan Uray Alimin.
Dikatakannya, jelas ini pelecehan dan ditujukan kepada semua wartawan harian yang bertugas di Sambas. “Apalagi ucapan itu disampaikan di saat wawancara di hadapan orang banyak,” kesal wartawan SP biro Kabupaten Sambas ini kepada rekan-rekan media, kemarin.
Arie menegaskan, perkataan yang diutarakan Uray Alimin sangat menyudutkan profesi wartawan. Padahal sudah jelas KPU tidak membenarkan memberitakan berita kampanye di media cetak, karena sudah ditentukan media kampanye pasangan calon menggunakan facebook.
Setelah wawancara, tegas Arie, dirinya langsung mendatangi Uray Alimin meminta ungkapan tentang penilaiannya terhadap media cetak. “Sebenarnya media di Kabupaten Sambas ini susah, kadang-kadang pro, kadang-kadang kontra terhadap media yang ada di Sambas. Kita kecewa dengan media kadang kami minta ekpos berita dengan media perwakilan di Sambas sulit, kadang kita undang tidak ada datang,” ungkap Arie menirukan kata Uray Alimin.
Masih ungkapan Uray Alimin, kata Arie, dirinya orang pasar dan lama menjadi awak media. Selama ini membutuhkan peran media untuk publikasi kepada masyarakat, khususnya di Kabupaten Sambas. Uray Alimin merasa kecewa dengan media yang ada di Kabupaten Sambas. Padahal peran media ini bisa menyambungkan informasi dengan pemberitaan, supaya lebih mudah komunikasi.
“Uray Alimin kecewa dengan media. Dia bilang, kami perlu pemberitaan demi membangun pembangunan Kabupaten Sambas, tapi kenyataannya tidak seperti itu. Karena media di Sambas jauh dan tidak ada kedekatan, dan kami selama ini tidak pernah didulikan,” papar Arie mengutip omongan Uray Alimin. Namun anehnya, kata Arie, ketika pernyataan Uray Alimin diketik dan dikutip menggunakan handphone untuk diberitakan, namun dia tidak mau kata-katanya ditulis. “Dia tidak mau ditulis,” jelas Arie yang saat itu langsung pamit meninggalkan posko Atbah-Hairiah.
Pulangnya dari posko pasangan nomor urut 2 itu, Arie mengakui masih kecewa dengan kalimat pelecehan Uray Alimin. Dia langsung mengirim short massage service (SMS) kepada Calon Wakil Bupati Paslon 2, Hj Hairiah, untuk meminta tanggapannya. “Namun hingga sore belum ada jawaban, termasuk tanggapan timnya, sehingga berita tersebut langsung saya kirim ke kantor,” jelasnya.
Dikonfirmasi di hadapan wartawan di Sambas, Uray Alimin mengaku ungkapannya kepada Arie sebagai bentuk kerinduannya kepada wartawan. “Aku kan merasa dengan media, aku sangat merindukan media sebagai tempat curhat,” ungkapnya.
Menurut Uray Alimin, dirinya beranggapan selama ini, saat pihaknya ingin memberitakan sesuatu hal dan melakukan sosialisasi tim maupun kampanye tim, wartawan kurang memberikan ruang. “Kita sebelumnya kecewa, dan sekarang ingin membina hubungan yang sama-sama harmonis dan bagus dengan media,” ujarnya.
Diakui Uray Alimin, media dapat membesarkan nama, namun masih miss komunikasi. “Jika salah kata, saya pribadi meminta maaf kepada seluruh media di Sambas. Saya berjanji ke depan akan memperbaikinya, dan berharap kedepannya sama-sama dapat introspeksi diri, agar bisa saling membina hubungan baik antara media dan masyarakat,” harapnya.
Laporan: M Ridho
Editor: Hamka Saptono