eQuator.co.id – Sukadana-RK. Ratusan buku di Dinas Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Daerah Kabupaten Kayong Utara terpaksa dijemur. Pelita-pelita ilmu pengetahuan itu tak dapat dielakkan dari banjir yang melanda pada Jumat pekan lalu.
“Banjir yang masuk ke ruangan perpustakaan, hampir di atas lutut orang dewasa, yang mengakibatkan buku di rak bawah basah semuanya. Ada juga buku-buku yang di dalam kardus yang akan diberikan nomor sesuai dengan klasifikasinya,” terang Kepala Dinas Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Daerah Kabupaten Kayong Utara, Tuti Susanti, di kantornya, Senin (5/6).
Ditambahkannya, jenis-jenis buku yang terendam banjir tersebut mengenai filsafat, umum, hingga matematika. Juga keagamaan. Total yang terendam banjir hampir mencapai 20 persen dari lebih kurang 3.000 buku yang ada.
Selain itu, sambung Tuti, perangkat komputer juga korban dari banjir. Arsip-arsip daerah yang disimpan dalam lemari besi tidak terendam banjir. Hanya beberapa arsip yang akan dimusnahkan yang terendam.
Semua aset-aset Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Daerah yang terendam banjir selanjutnya akan dibuatkan Berita Acara dan dokumentasinya. Hal ini sesuai aturan yang berlaku.
“Adanya musibah bencana alam, seperti banjir, tentulah berdampak terhadap aset yang dimiliki,” terang Tuti.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kayong Utara, Hilaria Yusnani menyebut, sedikitnya 7.134 jiwa warga di Kecamatan Sukadana terdampak banjir. Jumlah itu merupakan seluruh korban banjir, sedang maupun berat, yang meliputi delapan desa di Sukadana.
Dikatakan Hilaria, jumlah tersebut data sementara yang dihimpun secara manual. Tak ada korban jiwa. Hanya beberapa saja yang sakit dan dirawat di kamp pengungsian oleh petugas medis. Ada juga yang dirujuk Puskesmas terdekat.
“Untuk sementara, kita akan tanggulangi di kabupaten. Kedepan pemerintah kabupaten akan melakukan rapat untuk status tanggap bencana,” tuturnya.
Untuk kerugian material belum dapat didata. Yang kasat mata, selain banyak lahan pertanian terancam gagal panen, perabot rumah tangga, alat-alat elektronik, pun dokumen juga terendam banjir.
Banjir juga jadi keluhan pedagang di kawasan pasar Sukadana. Komoditi yang langka secara nasional, bawang putih, berada di kisaran Rp65 ribu perkilogramnya. Harga bawang putih yang masih tinggi tersebut dikarenakan sulitnya pedagang menjualnya. Dari pantauan, bawang putih yang mereka jual sampai membusuk.
Seorang pedagang sayur, Jumana menyebut, biasanya dalam dua hari dirinya bisa menjual 5 kilogram bawang putih. Namun, untuk menghabiskan 2 kilogram saja dirasanya sangat sulit dalam dua hari belakangan.
“Pembeli hanya beli sedikit–sedikit. Hanya seperlunya saja sehingga sulit untuk menghabiskan bawang dalam waktu sebentar. Apalagi jenis bawang ini tidak boleh lembab, kalau tidak dijual cepat, busuk,” tuturnya.
Harga kebutuhan pokok lainnya, seperti bawang merah berkisar Rp45 ribu perkilo, kentang Rp22 ribu perkilo, wortel Rp35 ribu perkilo. Sedangkan cabe mengalami penurunan dari harga sebelumnya Rp120 ribu perkilo menjadi Rp85 ribu perkilonya.
Laporan: Kamiriludin
Editor: Mohamad iQbaL