Tiga Anak Tewas Tertimbun Tanah

Sangat Lebat, Curah Hujan lebih dari 100 MM

RUSAK PARAH. Beberapa rumah warga rusak parah akibat tanah longsor di Dusun Medeng, Desa Sungkung II, Siding, Bengkayang, Kamis (31/1). Warga for RK

eQuator.co.id – Bengkayang-RK. Musibah tanah longsor terjadi di Kabupaten Bengkayang, tepatnya menimpa Dusun Medeng Desa Sungkung II Kecamatan Siding, Kamis (31/1) sekitar pukul 21.30 WIB. Data sementara tiga anak meninggal dunia akibat tertimbun tanah.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Rakyat Kalbar, korban tewas atas nama Sara (6), Dita (7) dan D. Meilani (6). Sedangkan tiga orang lainnya luka-luka dan beberapa warga diduga masih tertimbun tanah longsor. Saat ini korban sedang mendapatkan perawatan di Puskesmas Pembantu setempat. Tanah longsor juga mengakibatkan 11 rumah warga rusak berat. Yaitu rumah milik Pilos, Tunang, Lipin, Alum, Bagak, Kuking, Inyonf, Bate, Bangun, Jini dan Tupe.

Salah seorang warga Desa Sungkung II, Inus mengatakan, masih da korban yang belum dapat dievakuasi. Pasalnya, warga keterbatasan alat untuk melakukan penggalian. Sementara warga sebagian mengungsi di dalam Gereja.

“Gambar (foto-foto, Red) kondisi terkini masih belum dapat dikirim. Selain masih hujan deras, alat komunikasi juga sedikit mengalami gangguan,” katanya via selular kepada Rakyat Kalbar, Kamis (31/1) sekitar pukul 23.18 WIB.

Menurut Inus, sebelum peristiwa naas tersebut, sejak sore cuaca memang buruk. Hujan deras mengguyur disertai petir. Dia pun berharap pemerintah sesegera mungkin memberikan bantuan tanggap darurat untuk mengevakuasi korban. “Karena masih ada yang terjebak di dalam timbunan material tanah longsor,” jelas Inus.

Kepala Desa Sungkung II, Penhius mengungkapkan, bencana tanah longsor kemarin sangat mengagetkan warga. Meningat posisi Desa Sungkung II berada di atas bukit. Menurutnya, bisa dikatakan mustahil terjadi longsor. “Kami dari pihak desa dan warga lain sudah mengambil tindakan awal dengan mengungsingkan korban ke Gereja,” jelas Penhius yang saat itu sedang berada di Kota Bengkayang.

Dusun Medeng jaraknya sangat jauh dari ibu kota Kabupaten Bengkayang. Untuk dapat ke sana ada dua rute. Pertama, jalan aspal melalui Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau. Dengan mobil itu pun membutuhkan 12 jam perjalanan.

Kedua, menembus hutan belantara. Adanya pun jalan setapak. Dari Kota Bengkayang ditempuh selama 14 jam. Belum lagi terjal, lereng dan lembah gunung menjadi tantangan tersendiri untuk menuju Desa Sungkung II.

Bupati Bengkayang, Suryadman Gidot menuturkan, telah mendapatkan laporan dari Kepala Desa Sungkung II dan warga atas musibah tanah longsor tersebut. Dia lantas segera memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bengkayang untuk segera mengambil langkah-langkah. “Bersama BPBD, hari ini juga saya akan langsung ke TKP mengunjungi para korban,” ungkapnya, Jumat (1/2).

Rombongan Bupati berangkat sekitar pukul 15.30 WIB lewat Entikong. Diperkirakan mereka tiba di Desa Sungkung II pada Sabtu (2/2) sekitar pukul 13.00 WIB. “Jarak tempuh menuju Sungkung, medannya cukup berat dan jauh,” tutup Gidot.

Polres Bengkayang sudah membentuk tim, penanganan korban tanah longsor di Dusun Medeng. Personel Polres sedang melakukan perjalanan ke lokasi bencana. Sementara personel Polsek Siding sudah berada di tempat kejadian perkara (TKP).

“Atas musibah yang dialami warga Dusun Medeng, kami seluruh intansi Polri dan juga jajaran Polres Bengkayang turut berduka,” tuturnya.

Dijelaskannya, berdasarkan laporan di lapangan, korban meninggal dunia tiga orang anak sudah ditemukan. Untuk membantu para korban, tim Polres Bengkayang membawa peralatan dan sembako. “Sudah dikoordinasikan dengan pemerintah daerah dan BPBD,” pungkas Kapolres.

Terpisah, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalbar Sutikno menuturkan pada saat kejadian musibah tanah longsor di Dusun Medeng

memang hujan sangat lebat. Berdasarkan analisa satelit akumulasi curah hujan di wilayah Kecamatan Siding Kabupaten Bengkayang lebih dari 100 mm per hari. “Nah, 50 mm itu sudah termasuk lebat. Jika sudah lebih dari 100 mm itu sangat lebat,” ungkapnya kepada Rakyat Kalbar, Jumat (1/2).

Sutikno mengatakan pada sore hari itu sekitar pukul 15.30 WIB BMKG sudah mengeluarkan peringatan dini yang berisi terdapat wilayah berpotensi hujan lebat. Salah satunya di Siding. Kemudian pada jam 18.30 WIB update lagi dan di wilayah Kecamatan Siding masih lebat juga. Kemudian pada update di jam 21.15 WIB kondisi hujan di Kecamatan Siding masih lebat. “Jadi lebat di sana memang dalam waktu yang lama,” ucapnya.

Ia menjelaskan, beberapa wilayah yang kondisi hujan lebih dari 100 mm adalah Bengkayang bagian utara. Kemudian Sambas bagian utara. Selanjutnya di sekitar Mempawah bagian timur. “Terus di sekitar Kabupaten Landak, Bengkayang Selatan juga,” terangnya.

Hujan lebat ini diperkirakan akan terjadi hingga tujuh hari ke depan. Wilayah yang perlu waspada dalam rentang waktu satu hingga dua hari ke depan adalah Kecamatan Siding dan sekitarnya. Seperti Sambas bagian utara dan Landak bagian utara.

Kemudian wilayah yang paling sering terjadi hujan lebat juga terjadi di Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, Melawi, Sekadau, Sanggau. “Kkemudian Ketapang bagian utara, Kubu Raya bagian timur, Melawi itu perlu diwaspadai sekali seminggu ini terutama Kapuas Hulu,” tukasnya.

 

Laporan: Kurnadi, Rizka Nanda

Editor: Arman Hairiadi