Tidak Semua Muslimah di Inggris Ingin Dipoligami

HOAX

eQuator.co.id – ENTAH terjadi misinformasi atau memang disengaja. Itulah yang tergambar dari tulisan sejumlah situs yang mengangkat fenomena poligami di Inggris. Dalam tulisan tersebut, seolah-olah semua muslimah di Inggris ingin dipoligami.

Misalnya saja, situs suaramuslimin.com yang mengunggah tulisan berjudul Muslimah di Inggris Berbondong-bondong Ingin Dipoligami. Atau blog gagalfokusonline.blogspot.com yang membuat judul tulisan, Muslimah di Inggris Berbondong-bondong Ingin Dipoligami, Indonesia Kapan?.

Di dalam tulisan situs Suara Muslimin dijelaskan, saat perempuan di tanah air menentang praktik poligami, para gadis muslimah di Inggris malah berbondong-bondong menyatakan senang dipoligami (dimadu). “Dalam enam bulan terakhir, ratusan perempuan berencana menjalani ijab kabul menjadi istri kedua,” tulis Suara Muslimin.

Situs Suara Muslimin menyebutkan, tulisannya berasal dari sebarhidayah.com. Namun, di dalam tulisan Suara Muslimin terdapat pula penjelasan bahwa surat kabar Daily Mail melaporkan fenomena banyaknya perempuan muslim yang ingin dipoligami berangkat dari penjelasan Mizan Raja, anggota Dewan Syariah Inggris. Dialah yang mengurus administrasi pernikahan muslim di Negeri Ratu Elizabeth.

Daily Mail pernah menurunkan berita terkait dengan fenomena poligami di kalangan muslim di Inggris. Narasumbernya juga Mizan Raja. Namun, isi berita Daily Mail berbeda dengan yang ada di situs Suara Muslimin atau blog Gagal Fokus Online. Daily Mail jelas menyatakan tidak semua muslimah di Inggris meminta dipoligami. Hal itu tecermin dari judul tulisan mereka. “High-Flying Muslim Career Women Willing to ’share Husband’ because of a Lack of Suitable Man”.

Menurut tulisan Daily Mail yang diunggah pada 11 Maret 2012 tersebut, beberapa wanita karir muslim di Inggris memilih bersedia poligami karena tidak memiliki kecocokan dengan sejumlah lelaki lajang. Menurut beberapa perempuan yang lebih memilih menjadi istri kedua atau ketiga, mereka lebih suka mempertahankan pekerjaannya daripada menjaga suaminya.

Mizan Raja pada Sunday Times yang kemudian dikutip Daily Mail mengungkapkan, banyak pria muslim yang menginginkan istrinya hanya sebagai ibu rumah tangga. “Kebanyakan pria ingin melihat rumahnya bersih dan terhidang makanan di atas meja ketika pulang ke rumah,” kata Mizan.

Itulah yang tidak disukai beberapa perempuan muslim yang aktif dalam karirnya. Mereka ingin mempertahankan karir. Mereka juga tidak ingin direpotkan dengan urusan rumah tangga. Misalnya, memasakkan suaminya setelah seharian kerja keras. “Mereka lebih senang memiliki hubungan paro waktu,” ujar Mizan Raja.

Jadi, jika Anda menemukan artikel di atas, jangan terburu ngiler untuk berangkat ke Inggris. Sebab, tidak semua perempuan muslim di sana berbondong-bondong ingin dipoligami. Tetapi, kalau Anda ingin uji nyali, ya boleh share artikel di atas ke nomor WhatsApp pasangan Anda, hehehe. (Jawa Pos/JPG)

Fakta

Daily Mail yang menjadi sumber berita justru menyatakan bahwa poligami dipilih sebagian perempuan muslim di Inggris yang memiliki karir tinggi dan sulit mendapat kecocokan dengan pria muslim lajang.