eQuator.co.id – JAKARTA-RK. Konsumsi rumah tangga bakal terdorong pada kuartal II tahun ini. Salah satu faktornya adalah meningkatnya konsumsi secara seasonal karena pada Mei dan Juni merupakan Ramadan dan Lebaran. Kemudian, konsumsi juga meningkat karena THR karyawan rata-rata cair pada Mei dan Juni.
Ekonom DBS Indonesia Maysita Crystallin menyatakan, konsumsi rumah tangga pada kuartal II akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi.
“Konsumsi tumbuh 5,1–5,2 persen saya kira sudah cukup bagus,’’ ujarnya, kemarin.
Menurut Sita, inflasi secara keseluruhan akan terkendali pada kuartal II tahun ini. Meski permintaan meningkat karena Ramadan dan Lebaran. Hal itu membuat daya beli masyarakat masih bagus.
Kecuali pada beberapa komoditas seperti bawang dan tiket pesawat. Dia memperkirakan ada dorongan yang cukup kuat dari komoditas tersebut kepada inflasi. Secara keseluruhan, masyarakat akan melakukan pembelian karena kebutuhan bahan makanan dan tiket perjalanan tinggi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, 232 pemda sudah membayar THR. Mereka tersebar di 13 provinsi, 182 kabupaten, dan 37 kota. Dana THR yang telah dicairkan mencapai Rp 19 triliun atau 95 persen dari alokasi dana Rp 20 triliun.
’’Kami berharap ada multiplier effect yang dihadirkan dari konsumsi ini. Kalau dia beli makanan dan baju baru, nanti efeknya kepada para produsennya dan perdagangan,’’ kata Ani.
Selain itu, lanjut dia, hal tersebut bergantung situasi keamanan negara. Ani berharap tidak terjadi lagi kerusuhan maupun kejadian-kejadian yang bisa menahan perputaran uang dari konsumsi rumah tangga.
’’Kami ingin situasi politik tetap kondusif. Sehingga confidence dari konsumen akan tetap terjaga,’’ jelasnya.
Menurut Ani, prospek pertumbuhan ekonomi pada kuartal II ini cukup baik. Selain konsumsi rumah tangga melonjak, aktivitas produksi meningkat karena demand konsumen untuk Lebaran juga naik. Kondisi itu merupakan momentum pertumbuhan ekonomi yang harus dijaga bersama.
Jika faktor politik dan keamanan mengganggu, hal tersebut bisa menghambat momentum pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, guna mengantisipasi kebutuhan uang Lebaran, Bank Mandiri Kalbar menyiapkan Rp350 miliar atau Rp12,5 miliar per hari.
Alokasi dana tunai yang disiapkan tersebut telah diperhitungkan sesuai dengan kebutuhan dana masyarakat. Terutama nasabah korporasi mengingat masa pembayaran gaji bulan Mei diperkirakan akan berbarengan dengan Tunjangan Hari Raya (THR) pada sekitar akhir Mei.
Vice President Area Head Bank Mandiri Kalimantan Barat, Ahadi Subri mengatakan, jika dilihat secara nasional, Bank Mandiri telah menyiapkan dana tunai sebesar Rp54,9 triliun atau sekitar Rp1,9 triliun per hari untuk mengantisipasi kenaikan kebutuhan uang tunai di masyarakat pada Ramadan dan menjelang Idulfitri.
“Antisipasi tersebut akan diberlakukan selama 28 hari kerja pada 13 Mei-9 Juni 2019,” katanya.
Dia mengatakan, alokasi dana tunai harian tersebut meningkat sekitar 19 persen dari rata-rata kebutuhan harian pada kondisi normal. Bank Mandiri Kalbar sendiri mengalokasikan dana tunai tersebut sekitar 82 persen untuk memenuhi ketersediaan dana di mesin-mesin ATM Mandiri. Sedangkan 18 persen akan ditempatkan di kantor cabang.
“Untuk mengantisipasi peningkatan transaksi tunai di ATM menjelang libur Idulfitri, kami akan melakukan pengisian limit maksimal di setiap ATM Mandiri sejak pekan kedua Mei hingga pekan pertama Juni 2019,” sebutnya.
Dikatakan Ahadi, seluruh layanan perbankan elektronik 24 jam dari Bank Mandiri akan menyediakan sarana yang memungkinkan nasabah bertransaksi dengan nyaman seperti informasi rekening, transaksi transfer, transaksi pembayaran listrik, air, telepon/handphone, kartu kredit, tiket pesawat dan kereta api, pajak, pendidikan, asuransi, televisi berlangganan, internet, pembelian isi ulang pulsa.
Laporan : Nova Sari
Editor : Andriadi Perdana Putra