
eQuator.co.id – Pontianak-Rk. Gempuran game berbasis digital bahkan online tak pelak menghapuskan hobi-hobi lawas. Buktinya, komunitas pencinta mobil Tamiya masih terus eksis. event perlombaannya pun masih rutin digelar.
Sabtu (2/2) dan Minggu (3/2) kemarin, Tim Cartown Pontianak kembali menyelenggarakan balap tamiya. Lokasi yang dipilih panitia Kafe Rakyat Kopi di lantai 1 Graha Pena eQuator. Pesertanya dari kalangan umum dan cukup ramai.
Balap Tamiya itu sungguh seru. Bak balapan sungguhan. Sirkuitnya pun seperti sungguhan. Mobil-mobil Tamiya melaju dengan kencang.
Setiap peserta yang akan uji tanding ketangkasan mobil Tamiya kelas Standar Tamia Box (STB) wajib membeli kupon. Kupon itu lah yang menjadi tiket untuk mengikuti res.
Ada dua kategori penilaian. Yaitu kecepatan. Kemudian kestabilan yang harus melaju maksimal tiga kali putaran. Mobil Tamiya yang keluar arena sirkuit dinyatakan kalah. “Sistemnya, sistem gugur,” kata Ketua Even Orgenaizer Kegiatan Lomba Tamiya, Fiki kepada Rakyat Kalbar, Minggu (3/2).
Dia menjelaskan, perlombaan Tamiya kelas STB tersebut diikuti 30 tim. Mobil Tamiya yang diperlombakan adalah hasil rakitan.
“Juara satu akan mendapat hadiah uang tunai satu juta rupiah. Kemudian piala dan satu buah body bag,” jelasnya.
Fiki mengatakan, dalam waktu dekat event lomba Tamiya kejuaran daerah (Kejurda) akan kembali digelar. “Minggu depan Kejurda,” ucapnya.
Menurutnya, lomba Tamiya sebenarnya sering digelar. Hanya saja jarang terekspose secara terbuka. “Kegiatan-kegiatan yang biasa kita laksanakan biasanya tertutup,” pungkasnya.
Bicara soal prestasi tim Tamiya Kalbar, rupanya cukup bersinar. Bahkan ada yang berhasil menjuarai event nasional hingga internasional. Misalnya Adun, 26. Pemuda ini berhasil menembus juara 4 saat mengikuti lomba Tamiya di Kuching, Malaysia. Kemudian tahun 2017 di Brunai Darussalam membawa tim West Borneo dirinya sebagai juara pertama. Apalagi di kancah nasional, warga Kota Pontianak yang tinggal di Jalan Pangeran Nata Kusuma Pontianak ini sudah sering menyabet juara.
Pencinta permainan mobil Tamiya ini tak mengenal batas usia. Tak hanya kalangan muda, yang tua-tua pun menyenanginya. Seperti Iie. Di usianya yang sudah di atas kepala tiga, masih gemar dengan permainan yang berasal dari Jepang tersebut.
Bagi Iie, permainan yang mulai muncul ditahun 1990-an itu sungguh menyenangkan. Sebab, ketangkasan mobil tergantung pada kelihaian mekanik dalam memodifikasi.
“Bagi saya, merakit mesinnya itu ada kepuasan tersendiri. Saya mulai main Tamiya ini sejak tahun 1990-an itu sampai sekarang. Setiap kegiatan-kegiatan perlomaan saya selalu ikut,” ucapnya. Karena begitu hobi, Iie pun membentuk klub. Namanya ‘Hantu Sport’.
Pengelola Rakyat Kopi, Ori Armanulika menyambut baik kegiatan perlombaan Tamiya yang digelar tempatnya. Ia sendiri merupakan anggota dari Cartown yang menyelenggarakan event tersebut. “Ini kegiatan pertama kali di sini,” ucapnya.
Selama dua hari acara lomba Tamiya, Kopi Rakyat selalu ramai. Ia pun berencana, dalam waktu dekan akan kembali melaksanakan event lomba Tamiya di Rakyat Kopi, Graha Pena eQuator.
Laporan: Abdul Halikurrahman
Editor: Arman Hairiadi