Kota Pontianak memiliki kurang lebih 35 kelompok pemadam kebakaran (Damkar). Tak hanya memadamkan kebakaran bangunan. Kebakaran lahan setiap tahun mereka juga terlibat. Bekerja tanpa gaji dan pamrih, siang malam serta hujan tidak kenal waktu dan tempat. Caci maki kerap diterima jika lamban atau tak berhasil menolong. Sebaliknya, terima kasih jarang terucap dari mereka yang telah tertolong.
Maulidi Murni, Pontianak
eQuator.co.id – Memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Pemadam Kebakaran ke-100, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ke-69 dan Satuan Perlindungan Masyarakat ke-57 digelar Lomba Ketangkasan Damkar di halaman Kantor BPBD Pontianak, Minggu (7/4). Sebanyak 20 kelompok damkar Pontianak diadu ketangkasannya. Enam terbaik berhak mendapatkan hadiah. Totalnya, sebesar Rp100 juta.
Salah satu damkar yang ikut serta dalam adu ketangkasan tersebut, adalah PKPA 86 yang berdomisili di Gang 86 Jalan Ya’ M Sabran, Tanjung Hulu, Kecamatan Pontianak Timur.
Ketua PKPA 86, Sanusi Hasan mengatakan, sebelum lomba ini digelar, dia pernah berkoordinasi bersama Satpol PP Kota Pontianak. Dia menanyakan dana perlombaan tersebut, apakah dianggarkan oleh Pemkot atau dari pihak lain. “Nyatanya ada dan sebagian yang disponsori oleh bank,” ungkapnya disela Lomba Ketangkasan Damkar di halaman Kantor BPBD Pontianak, Jalan Letjen Sutoyo.
Dia menyarankan, sebaiknya hadiah lomba bisa dirasakan oleh seluruh damkar. Misalnya, dibelikan perlengkapan kemudian dibagikan kepada para damkar. Sehingga jumlah dana yang ada dapat dirasakan semua damkar. “Kami tidak mengharapkan besar kecilnya, yang penting pemerintah peduli kepada kami untuk peralatan,” ucapnya.
Sanusi mengungkapkan, kebakaran bangunan dan kebakaran lahan sering terjadi di Pontianak. Nilai kerusakan selang dalam mengatasi kebakaran bangunan mungkin sangat kecil, tapi ketika memadamkan lahan, kerusakan selang sangat besar. “Jadi alangkah baiknya biaya ini disalurkan. Kita diberikan peralatan atau selang untuk semua damkar,” imbuhnya.
Meksi mengatasi kebakaran lahan bukan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang utama. Petugas damkar rela berkorban untuk memadamkan kebakaran lahan, agar warga Kota Pontianak dan sekitarnya bebas menghirup udara segar. “Tupoksi kami untuk kebakaran bangunan, kami terdepan. Kalau hutan dan lahan, itu pemerintah, tapi kalau mengancam perumahan, kami akan bantu,” ujarnya.
Pemkot Pontianak sudah peduli terhadap para damkar. Bantuan BPJS Kesehatan, salah satu yang sudah diberikan kepada damkar. Namun, Sanusi yang hampir tujuh tahun membentuk damkar belum merasakan bantuan lain. Hanya BPJS saja yang baru berfungsi selama dua tahun. “Walau ada informasi bahwa BPJS tidak bisa digunakan. Mudah-mudahan kami yang menerima BPJS khususnya pemadam kebakaran, jangan sampai tidak bisa digunakan, karena cenderung untuk kami. Kesehatan sangat diperlukan sekali,” ungkapnya.
Sedangkan Ketua Forum Komunikasi Kebakaran, Ateng Tanjaya mengaku, bangga terhadap damkar swasta. Mereka bekerja tanpa gaji dan pamrih, siang malam serta hujan tidak kenal waktu dan tempat. Selalu siap setiap saat, jika terjadi kebakaran. Kebiasaan baik yang sudah dilakukan sejak beberapa puluh tahun harus ditumbuhkembangkan hingga sekarang. “Hingga sekarang di Kota Pontianak sudah 35 pemadam kebakaran swasta. Ini akan bertumbuh kembang terus dan akan tumbuh lagi, walaupun mereka tanpa gaji. Mereka luar biasa,” pujinya.
Pria yang karib disapa Alfa Tango sudah mengabdi selama 50 tahun. Dia selalu bangga terhadap damkar swasta. Tapi ada yang dia khawatirkan, yakni aksi kenekatan damkar dalam memadamkan api. Dia menyarankan damkar harus profesional. Jika tidak profesional, maka kenekatan tersebut bisa membahayakan diri pribadi.
Perhatian Pemkot Pontianak terhadap damkar, diakui Ateng, untuk moril sangat bagus dengan adanya pembinaan. Dia berharap, tidak hanya berpangku pada pemadam swadaya maupun swakarsa. Sehingga bisa dianggap mandiri. Nyatanya, mereka semua berkorban waktu, pikiran dan material serta perasaan. “Tertolong jarang diterima kasih, tidak tertolong dicaci maki, itu sudah biasa. Sedangkan swadaya swakarsa mampu keluar dana, tapi yang belum mampu keluar tenaga. Kenyataannya, kami (damkar swasta, red) keluar dana dan tenaga,” ujarnya.
Sementara untuk bantuan alat damkar dari Pemkot, diakuinya belum ada. Meski begitu, dia memuji perhatian Wali Kota Pontianak yang sangat luar biasa terhadap damkar. Alfa Tango memastikan, Pemkot bukan tidak perduli, tapi keberadaan damkar yang dinilainya masih mampu. Dia pun bangga karena damkar melaksanakan kewajiban sebagai warga negara. “Kewajiban kami sebagai warga negara yang baik, hamba Tuhan yang baik sesuai agama masing-masing,” tegasnya.
Seiring berkembang dan pesatnya pembangunan, keberadaan damkar swasta perlu dikonsolidasikan dengan pemerintah. “Pemadam harus dibawah pemerintah,” katanya.
Dia bangga dengan kepemimpinan pemerintah sekarang. Dia berharap, ada perhatian seperti pembinaan, agar bisa lebih banyak dan kompak. Sehingga menjadikan ikon Kota Pontianak sebagai damkar terhebat. Damkar terbanyak saat ini adalah Banjarmasin. “Kita terhebat karena satu yayasan bisa punya 200 orang dan punya mesin hingga 10 lebih, serta 10 mobil. Ini merupakan suatu kebanggaan,” ucapnya.
Sementara itu, Kasat Pol PP Pontianak, Syf Adriana menjelaskan, damkar terbaik akan mendapatkan hadiah yang totalnya Rp100 juta dalam perlombaan tersebut. Mereka yang berpartisipasi dalam lomba ketangkasan akan mendapatkan selang. Baik yang menang maupun kalah. “Yang tidak ikut tidak dapat, karena tidak ada partisipasi. Berarti kan mereka tidak aktif. Boleh dikatakan damkar yang aktif. Jadi kebersamaan. Yang menang cukuplah menggembirakan. Jadi pemenang satu mendapatkan HP android setiap orang. Disamping mesin dan selang,” paparnya.
Setiap kelompok damkar terdiri dari enam orang. Jumlah dana untuk lomba, kata dia, berasal dari Pemkot, ditambah bantuan dari pihak lain. Lomba ketangkasan damkar menguji kekompakan dan kecepatan dalam menyelamatkan korban, penyemprotan dan keahlian melipat selang.
Selain lomba ketangkasan, dalam HUT tersebut juga ada lomba kampung aman, pemilihan damkar dan Satpol PP Pontianak terbaik.
Sedangkan Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan, lomba ketangkasan selain sebagai ajang silaturahmi dan kebersamaan antar petugas damkar, juga meningkatkan keterampilan para petugas damkar dalam menangani peristiwa kebakaran.
Lomba ini merupakan kegiatan teknis yang harus dipahami oleh petugas damkar, baik itu sifat-sifat api, maupun cara melokalisir api agar tidak meluas, hingga memadamkannya sampai benar-benar padam. “Sehingga apabila terjadi kebakaran, bisa ditangani dan dipadamkan secepat mungkin, tidak meluas, apalagi hingga menimbulkan korban jiwa,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, lanjutnya, ada 35 damkar swasta di Pontianak. Menurutnya, merupakan potensi atau kekuatan yang dimiliki dalam menghadapi bencana kebakaran, khususnya kebakaran bangunan.
Diakui Edi, dalam mencegah kebakaran bukan hanya tugas petugas damkar semata, masyarakat juga harus mengetahui teknis tentang bagaimana menghadapi apabila terjadi kebakaran di rumah. Misalnya, kebakaran yang diakibatkan korsleting listrik, setrika lupa dimatikan, api dari kompor, lilin dan lain sebagainya. “Kalau kita paham caranya dan terampil, kalau ada masalah seperti ini, kita sendiri bisa mengatasinya sebagai tindakan pertama,” ujarnya.
Tak jarang, kata dia, ketika terjadi kebakaran, kepanikan justru menyebabkan api semakin membesar. Fatalnya, apabila kondisi rumah seluruhnya berteralis dan dikunci. Sehingga apabila terjadi kebakaran, penghuni rumah tidak bisa keluar untuk menyelamatkan diri dan berujung pada jatuhnya korban jiwa. “Masyarakat harus paham bahaya kebakaran. Sebab, datangnya musibah tidak bisa diprediksi. Api juga terkadang disebabkan kelalaian manusia,” jelas Edi.
Dia menuturkan, Pemkot Pontianak memberikan perhatian khusus kepada damkar-damkar swasta. Baik bantuan teknis, maupun bantuan peralatan. “Kita bekerja sama dengan Bank Kalbar, memberikan bantuan selang air untuk pemadaman api. Selain itu, petugas damkar juga kita ikut serta dalam kepesertaan BPJS,” imbuhnya.
Edi menuturkan, tugas damkar sangat mulia. Ia sangat bangga terhadap pasukan damkar yang bekerja tanpa pamrih. “Dengan jiwa korsa. kita tingkatkan semangat kebersamaan dalam penanggulangan kebakaran,” ajaknya.
Editor: Yuni Kurniyanto