eQuator.co.id – Pontianak-RK. Eksistensi Roma Club Indonesia tersebar dari barat hingga timur negeri ini. Termasuk di Kota Pontianak yang dinamakan Roma Club Indonesia Pontianak.
Komunitas fans club AS Roma ini dibentuk berawal ketika nonton bareng sesama penggemar Liga Seri A atau Liga Sepakbola Italia, yang kemudian bertemu sesama fans AS Roma.
Satu di antara Pendiri Komunitas Roma Club Indonesia Pontianak, Ferry Pratondo menuturkan, saat musim 2009-2010 susah mencari tempat untuk Nobar Liga Italia. Apalagi saat itu di Indonesia Liga Seri A hanya ditanyangkan oleh salah satu televisi berlangganan. Tak pelak, keadaan kala itu membuat Ferry Pratondo harus membeli parabola demi menyaksikan tim favoritnya berlaga.
“Salah satu yang punya parabola waktu itu saya. Saya kan fans AS Roma, kalau mau nonton pertandingan, mau ngak mau beli parabola,” ujar Ferry di Jalan Dr Wahidin, Pontianak, Jumat (1/6) siang.
Setelah membeli parabola, Ferry pada mulanya hanya menonton sendirian. Yakni di teras rental PlayStation miliknya yang terletak di Jalan Dr Wahidin yang kala itu dijadikan kedai kopi kecil-kecilan. Namun difasilitasi Wi-Fi. Secara kebetulan ada salah seorang penggemar Seri A yang melihat keberadaan parabolanya.
“Entah bagaimana ceritanya waktu itu ada anak Juve (fans Juventus, red), dia nanya apakah boleh ikut nonton Liga Italia di sini,” kenang Ferry.
Meskipun bukan sesama fans AS Roma, karena merasa ada teman nonton, sehingga dengan senang hati Ferry mempersilahkan untuk Nobar bersama.
Saat itu, Ferry belum memiliki proyektor, sehingga mereka menyaksikan pertandingan Liga Italia hanya melalui televisi biasa. Yang datang pun hanya beberapa orang saja. Tak pelak, meskipun demikian informasi ada tempat Nobar pun lantas menyebar. Akhirnya para pencinta Liga Italia semakin ramai datang, sehingga warung kopinya dijadikan tempat nobar.
“Disinilah cikal bakal Komunitas Fans Club AS Roma ini terbentuk. (Fans) Inter (Milan) sudah mulai banyak. Juve sudah banyak karena sudah berdiri duluan dan AC Milan mulai mengumpulkan massa. Saya mulai juga. Saya bilang sama kawan-kawan, kalau saya ini Romanisti. Saya mulai kumpulkan. Pada rame. Nontonnya di sini semua,” ulasnya.
Ferry menuturkan, awalnya memang tidak mudah untuk mengumpulkan Romanisti di Kota Khatulistiwa, sehingga untuk mencarinya dibuatlah akun Facebook. Tak hanya itu, dirinya juga dibantu oleh para pencinta Liga Italia, yang memberikan informasi bahwa dirinya merupakan salah satu fans AS Roma.
“Akhirnya saya juga dapat anggota yang dibantu oleh kawan-kawan pencinta Liga Italia dan akhirnya yang suka AS Roma datang. Dan lewat Facebook lebih gampang lagi,” ulasnya.
Karena semakin ramai penonton bareng Liga Italia di warkopnya, akhirnya Ferry memutuskan untuk membeli proyektor. “Akhirnya ngumpulnya gampang, kita share di facebook lokasi nonton AS Roma,” tuturnya.
Bahkan, member anggota Roma Club Indonesia Pontianak jumlahnya hampir seratusan orang. Dengan latar belakang profesi yang beragam. Komunitas ini tidak hanya berkumpul saat nonton bareng saja, melainkan juga melaksanakan berbagai kegiatan sosial.
“Kita bermacam-macam latar berlakang. Ada guru maupun anggota polisi. Biasa kita futsal dan bhakti sosial ke panti asuhan,” ungkapnya.
Bagi Ferry, komunitas pencinta bola merupakan salah satu wadah untuk menambah pertemanan antarsesama fans club maupun di luar fans club, sehingga dapat membentuk ikatan maupun wadah.
“Komunitas bola itu sangat bagus bagi saya. Kita jadi banyak teman serta banyak kegiatan positifnya,” ucap Ferry Pratondo.
Reporter: Ambrosius Junius
Redaktur: Andry Soe