eQuator.co.id – ANGKA kematian ibu dan bayi di Kota Malang terbilang masih tinggi. Pada 2017, tercatat ada 14 kasus. Sementara hingga Oktober 2018, ada sebanyak 7 kasus.
Kondisi tersebut mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Sebagai upaya menekan kematian ibu dan anak, Pemkot Malang akan menghadirkan sekolah khusus pada 2019.
Sekolah tersebut akan berkonsep nonformal, yang digunakan sebagai media bagi ibu-ibu untuk mendapatkan ilmu dan pembinaan. Mulai dari kesehatan reproduksi, psikologi, hingga kesehatan ibu dan anak.
“Materi dan kurikulum sedang disusun. Nanti di bawah pengelolaan PKK Kota Malang,” ujar Wali Kota Malang Sutiaji usai Upacara Peringatan Hari Ibu di Balai Kota Malang, kemarin.
Sutiaji menargetkan, kematian ibu dan bayi bisa dihilangkan pada tahun depan. Pemkot Malang sekaligus telah menyiapkan sejumlah langkah dan instrumen untuk mencapai target tersebut.
“Kami minta tahun dengan angkanya zero alias nol. Langkah dan instrumennya sudah disusun. Mulai dari dasawisma, penguatan puskesmas, BPJS, dan dokter keluarga,” papar Sutiaji.
Selain itu, Pemkot Malang akan terus melakukan pemantauan terhadap kondisi kesehatan ibu hamil. Salah satunya dengan menggandeng Kantor Kementerian Agama (Kemenag) untuk mendeteksi para calon ibu.
“Kerja sama dengan Kemenag untuk mengetahui jumlah warga yang menikah berapa, kemudian bisa dideteksi. Kalau hamil harus ada pendampingan,” terang Sutiaji. (JawaPos.com/JPG)