Tatung Ancam Tak Mau Ikut Pawai Cap Go Meh di Kota Singkawang Lagi

ANTRE DANA SANTUNAN. Ratusan tatung menyerbu sekretariat Cap Go Meh di Jalan Kalimantan, Singkawang, Rabu (24/2). Mereka kesal, syarat mengambil dana santunan dipersulit panitia festival. SUHENDRA

eQuator.co.id – Singkawang-RK. Ratusan tatung mendatangi sekretariat Festival Imlek dan Cap Go Meh 2016 di Jalan Kalimantan, Kota Singkawang, Rabu (24/2).

Jumlah tatung yang mendatangi sekretariat Festival Imlek dan Cap Go Meh ini bertambah dari sebelumnya. Mereka tak lagi komplain terkait nominal dana santunan. Tetapi syarat penerimaan dana santunan diwajibkan memperlihatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Apabila tidak memiliki KTP, dana santunan tak bisa dibayar.

“Masak mau mengambil uang harus dilampirkan KTP lagi. Pendaftaran kemarin kan sudah dilampirkan KTP. Sebelumnya tidak pernah lagi dilampirkan KTP, dan harus ada fotonya,” ujar Aliong salah seorang tatung yang ikut berdesak-desakan mengambil dana santunan di sekretariat Festival Imlek dan Cap Go Meh Kota Singkawang, Rabu (24/2).

Selain harus menyerahkan KTP, juga harus terdaftar dalam foto dan sesuai dengan penomorannya. “Kenapa kemarin tidak bilang melampirkan KTP, baru tadi pagi saya datang pengumumannya terpampang di sekretariat,” kesal Aliong.

Menurut Aliong, uang santunan Rp1 juta tidak sesuai dengan pengorbanan yang dilakukan para tatung.

“Sudahlah  panas-panas seperti ini, mengantre panjang, dipersulit lagi proses pencairan dananya. Kami para tatung banyak mengeluarkan biaya pada saat pawai tatung, untuk biaya pengangkut tandu, biaya pembawa bendera, tukang gendang, belum lagi makan dan minum rombongan, uang Rp1 juta itu tidak cukup,” ungkapnya.

Senada juga disampaikan Alminus, tatung asal Pajintan. Dia merasa tahun ini pencairan uang santunan terkesan sulit, dibandingkan tahun lalu. “Tahun  lalu tidak serumit ini. Kita datang uang santunan sudah bisa dicairkan. Sudahlah begitu, uang santunan pada tahun ini kecil lagi,” kesal Alminus.

Dia bersama rekan tatungnya yang lain mengancam tidak ikut pawai tatung di Singkawang. Apalagi kalau uang santunannya tidak bertambah.

“Kami akan mengikuti pawai tatung di luar Kota Singkawang saja, misalnya di Pemangkat atau daerah lain. Kalau santunannya meningkat, barulah kami akan ikut pawai tatung di Kota Singkawang,” tegas Alminus.

Tatung lainnya, Yodar mengatakan, tahun lalu uang santunan dari panitia Rp2 juta ditambah dari Pemkot Singkawang menjadi Rp3,5 juta. “Saat itu uang santunan lumayanlah, walaupun kami masih tekor, namun tidak seperti saat ini, sangat kecil sekali,” katanya.

Sebelum pencairan dana santunan, ada tatung yang marah-marah dan mengancam panitia. Kemudian tatung itu meninggalkan sekretariat Festival Imlek dan Cap Go Meh.

Wakil Ketua Festival Imlek dan Cap Go Meh Kota Singkawang, Bong Wui Kiong mengatakan, para tatung yang berhak mendapatkan santunan, adalah mereka yang turun pada saat pawai.

“Mereka difoto dan diberikan nomor peserta, dan mereka juga didokumentasi di dalam video. Sehingga mereka yang dberi nomorlah dan ada dalam foto yang berhak diberikan santunan,” ujarnya.

Tampak polisi berjaga-jaga di sekitar sekretariat Festival Imlek dan Cap Go Meh Kota Singkawang. Meskipun diguyur hujan, para tatung masih tetap mengantre menunggu panggilan dari panitia, untuk menerima dana santunan.

Laporan: Suhendra

Editor: Hamka Saptono