eQuator – Putussibau-RK. Jika dikelola secara maksimal, hasil hutan bukan kayu berupa madu di Kabupaten Kapuas Hulu bisa menjadi salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar. Saat ini lebih dari 20 persen, perekonomian masyarakat petani di wilayah sentra madu terdongkrak melalui usaha tersebut.
Direktur Pengembangan Usaha Kemitraan Lingkungan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Masyhud mengatakan, untuk meningkatkan potensi madu hutan Kapuas Hulu, harus melibatkan semua pihak. “Saya tadi sempat melihat rumah persiapan produksi madu hutan dan saya sangat optimis ini bisa berkembang,” katanya dalam sambutan acara Ekspose Sentra Madu Hutan di Aula Setda Kapuas Hulu, Rabu (20/1).
Kedepan, Masyhud mengharapkan agar rumah produksi madu ditambah jumlahnya, terutama untuk setiap Kecamatan. Cara seperti ini sambung Masyhud telah dilakukan oleh negara Thailand, dimana setiap kecamatan memiliki produk yang berbeda-beda. “Kita berharap Pemerintah Daerah (Pemda) berperan untuk menguatkan para petani madu agar mereka bergairah, sehingga produktifitas meningkat dan hargapun meningkat dengan demikian kesejahteraan masyarakatpun akan meningkat,” harapnya.
Ditempat sama, Sekda Kabupaten Kapuas Hulu Ir Muhammad Sukri mengatakan, madu merupakan salah satu produk andalan bumi uncak kapuas yang dicari seluruh lapisan masyarakat. “Madu ini dulunya masih dikelola secara tradisional dengan mengandalkan pohon yang ada di hutan atau yang biasa disebut pohon lalau,” kata Sukri.
Jaman dulu kata Sukri, produktifitas madu tergantung pada musim, sehingga masyarakat tidak tertarik dengan usaha madu. “Sekarang ini madu dapat dikelola dengan cara yang lebih baik, melalui lembaga sentra madu sehingga meningkatkan hasil produktifitas madu dan perekonomian masyarakat,” ujar Sukri.
Sukri berharap, lembaga sentra madu dapat berperan memperbaiki tata kelola madu dan mampu memenuhi permintaan konsumen terhadap ketersediaan madu yang ada. “Kita berharap madu ini dapat dijual dalam bentuk kualitas dan kemasan yang lebih baik, karena sudah dikelola oleh lembaga. Kalau bisa madu kita ini dijual sudah dalam bentuk kemasan yang bagus sehingga harganya pun akan tinggi,” demikian Sukri.
Laporan: Andreas
Editor: Arman Hairiadi