-ads-
Home Bisnis Tarif Pesawat Diturunkan, Maskapai Diminta Efisiensi

Tarif Pesawat Diturunkan, Maskapai Diminta Efisiensi

Ilustrasi : Internet

eQuator.co.id – JAKARTA-RK. Tarif pesawat yang melambung, satu persatu akan turun harga. Targetnya 20 persen hingga 60 persen dari harga semula. Maskapai telah mulai menurunkan harga untuk beberapa rute penerbangan per Jumat lalu (11/1).

Kini tiket dari Jakarta ke Surabaya jika di lihat dari Traveloka kemarin (13/1), dibandrol antara Rp 500.000 hingga Rp 1.300.000 untuk periode terbang bulan ini. Variasi harga tersebut menurut jenis maskapai dan jam terbang. Menurut pantauan Jawa Pos, sebelum Jumat lalu, harga tiket Jakarta-Surabaya paling murah Rp 800.000 untuk periode terbang bulan ini.

Menurut Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association (INACA) Ari Askhara, penurunan memang terjadi pada beberapa rute. Selain Jakarta-Surabaya, juga ada rute Jakarta-Jogja dan Jakarta-Denpasar. “Akan dilanjutkan dengan rute penerbangan domestik lainnya,” katanya.

-ads-

Dia menjanjikan beberapa rute juga akan turun kemarin malam. Contohnya saja penerbangan dari Jayapura dan Aceh. Namun menurut pengamatan wartawan hingga pukul 19.00, harga di Traveloka masih sama dengan sebelumnya. Sebut saja rute Aceh-Jakarta direct untuk masa terbang bulan ini antara Rp 1.400.00 hingga Rp 2.300.000. Angka tersebut sama dengan hari sebelumnya.

Menurut Ari, kenaikan tersebut sebenarnya wajar. Selain itu tidak melebihi tarif batas atas. Kenaikan terjadi karena high season yang dihitung sampai hari ini. Kenaikan masih tidak melebihi tarif batas atas menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 14 tahun 2016.

Dia mengatakan, penurunan harga berkisar 20 persen hingga 60 persen dari harga saat high season seperti saat angkutan Nataru kemarin. Maskapai boleh memilih kisaran berapa harga tiketnya diturunkan. Ada beberapa hal yang dipertimbangkan maskapai dalam penurunan ini. Termasuk harga avtur dan biaya bandara. Selain itu ramai tidaknya rute tersebut.

Selain itu dia juga berjanji agar 10 persen hingga 30 persen kursi dikhususkan berbiaya lebih murah. Menurutnya jumlah tersebut dialokasikan untuk masyarakat yang daya belinya menengah kebawah.

”Seluruh anggota INACA dan seluruh jajaran terkait pemangku kepentingan layanan penerbangan nasional telah melaksanakan pembahasan intensif terkait penurunan biaya pendukung,” katanya.

Ari menegaskan bahwa minggu depan akan melakukan pembicaraan dengan PT Angkasa Pura 1, PT Angkasa Pura II, AirNav, dan Pertamina. Hal tersebut menurutnya agar selaras antara biaya pendukung layanan bandar udara dan navigasi dengan mekanisme pasar dan daya beli masyarakat.

Lebih lanjut Ari juga mengatakan agar maskapai harus melakukan penghematan. Hal itu dikarenakan laba bersih yang diterima diprediksi akan semakin menipis. ”Laba bersih maskpai di dunia ini kecil. Sekitar 2 persen saja,” ungkapnya.

Dia berharap penurunan tarif tiket penerbangan tersebut dapat memberikan akses masyarakat terhadap layanan transportasi udara. ”INACA memastikan penurunan tarif tiket penerbangan tersebut sesuai dengan koridor regulasi dan aturan tata kelola industri penerbangan nasional. Selain itu tetap mengutamakan keselamatan penerbangan dengan tetap meningkatkan pengawasan atas safety dan maintenance seluruh pesawat,” ucapnya.

Direktur Citilink Juliandra Nurtjahyo saat ditemui pada acara yang sama menuturkan bahwa pihaknya sudah mulai menurunkan harga sejak Jumat lalu. Dia mengakui bahwa tidak semua rute turun. ”Sejak Jumat sudah turun pada beberapa rute dan jam tertentu,” ungkapnya.

Sebagai maskapai yang mendeklarasikan sebagai maskapai low-cost carier (LCC), Juliandra menegasakan bahwa tetap akan berpihak pada masyarakat. Dia berjanji 30 persen kursinya akan berharga paling murah.

Sementara itu Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah berharap agar efisiensi maskapai bisa dilakukan dari banyak hal. Misalnya saja holding atau waktu tunggu untuk landing mau pun take off dikurangi. ”Kita minta AirNav untuk tidak terlalu lama melakukan holding,” ucapnya. Menurut Pikri dengan berputar-putar pesawat di udara atau menunggu lama di taxiway akan membuang banyak bahan bakar.

Sebelumnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa sebelumnya maskpai telah melakukan perang tarif dengan memberikan harga murah. Kenaikan harga tiket pesawat menurut Budi tidak melebihi batas atas, sehingga belum dilakukan penertiban. (Jawa Pos/JPG)

Exit mobile version