Tanpa Basic Programer, Belinda Ciptakan Hanya Dua Minggu

Game Keselamatan Berlalu Lintas, Karya Pelajar Pontianak Raih Juara 3 Nasional

JUARA NASIONAL. Belinda Phelia memperlihatkan game ‘Sanyaki’ ciptaannya yang mendapat juara III tingkat nasional dan penghargaan Kementerian Perhubungan, Minggu (8/4). Gusnadi-RK
JUARA NASIONAL. Belinda Phelia memperlihatkan game ‘Sanyaki’ ciptaannya yang mendapat juara III tingkat nasional dan penghargaan Kementerian Perhubungan, Minggu (8/4). Gusnadi-RK

Aplikasi game juga bisa menjadi wadah edukasi. Salah satunya aplikasi permainan yang diciptakan pelajar Kota Pontianak. Bahkan karyanya itu mendapat juara 3 dalam ajang perlombaaan Pelajar Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas tingkat nasional.

Gusnadi, Pontianak

eQuator.co.id – Namanya Belinda Phelia. Diusianya 16 tahun, siswi kelas XII SMA Santu Petrus Pontianak ini berhasil merebut hati para juri ajang perlombaan Pelajar Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas tingkat nasional yang diselenggarakan Kementerian Perhubungan RI di Bogor pada Februari lalu. “Event ini sendiri memperlombakan berbagai karya inovasi dan kreativitas dari para pelajar untuk membuat produk dalam rangka menekan angka kecelakaan berlalu lintas,” kata Belinda, Minggu (8/4).

Ajang ini diikuti 99 utusan dari 34 provinsi se Indonesia. Berbagai karya dihadirkan di sana. Ada yang membuat helm unik, alat peraga kampanye keselamatan dan lain-lain. Sedangkan Belinda sendiri menampilkan aplikasi game ‘Sanyaki’ singkatan dari Sayangi Nyawa Kita. Karyanya ini lah yang akhirnya membuat para juri terpukau dan mengganjarnya sebagai juara 3.

Cecara umum game ini menyasar semua umur. Namun memang yang lebih cocok dimainkan anak usia dini. Di game tersebut, pemain diwakili karakter penunggang sepeda motor yang berkendara di jalan raya. “Saya membawa konsep bisnis permainan edukatif. Ini adalah permainan untuk mengedukasi siswa dan masyarakat tentang keselamatan berlalu lintas,” ujarnya.

Di sini pemain diajak merasakan sebagai pengendara sepeda motor yang harus taat berlalu lintas. Pemain diminta untuk menyelesaikan misi, yaitu berhenti ketika tiba di zebra cross dan tidak menabrak penyeberang jalan. Selain itu, setiap melewati rambu lalu lintas, secara otomatis akan muncul kuis di layar smartphone. Pertanyaannya pun seputar aturan lalu lintas.

“Di dalam ada tambahan kotak kuis. Bila pemain menempati kotak tersebut, maka diwajibkan menjawab kuis. Bila jawabannya tepat, maka akan ada bonus,” jelasnya.
Namun permainannya tidak sedatar itu. Setiap mendapatkan poin, tingkat kesulitan pada game ini juga makin tinggi. Laju sepeda motor pemain akan kian kencang. Sehingga pemain harus makin berhati-hati dalam menghindari rintangan.

“Selain untuk edukasi. Ini cocok untuk mengisi waktu luang juga. Ke depan saya juga mau menyempurnakan game ini dengan menambah gameplay,” tuturnya.

Menurut Belinda, aplikasi game ini berawal dari keluhan tentang kurangnya media untuk mengkampanyekan keselamatan berlalu lintas. Lalu muncullah ide, bagaimana bila ada game sebagai pembelajaran yang menarik. Sehingga bisa dimainkan kapan dan dimana saja. “Maka saya rancang permainan ini. Ternyata banyak yang suka. Termasuk para juri,” ucapnya.

Hebatnya, Belinda sebenarnya tidak memiliki basic programer. Dia hanya mendapatkan pelajaran programing di sekolah. Lewat pelajaran dan belajar di internet, belakangan dia mulai lihai merancang aplikasi.

Hebatnya lagi, game ‘Sanyaki’ ini hanya diselesaikan Belinda dalam waktu dua minggu saja. April ini game ‘Sanyaki’ sudah bisa diunduh di Google Playstore.
Sebagai salah seorang juara, dia mendapat kepercayaan dari Kemenhub dan Dinas Perhubungan Kalbar untuk mensosialisasikan tertib berlalu lintas kepada masyarakat. Termasuk sosialisasi terhadap anak-anak usia dini. Sabtu (7/4) lalu misalnya, dia memberikan sosialisasi keselamatan berlalu lintas di Aula SD Swasta Katolik Karya Yosef Pontianak. Acara ini dihadiri langsung pejabat Kemenhub, pihak kepolisian dan stakeholder lainnya. Pada kesempatan itu, Belinda juga meluncurkan game “Sanyaki” ini. (*)

 

Editor: Arman Hairiadi