eQuator.co.id – Sungai Ambawang-RK. Keberadaan Puskesmas Desa Lingga menjadi sangat penting. Sepanjang perjalanan melintasi jalur Trans Kalimantan antara Sungai Ambawang dan Tayan, jumlah pelayanan kesehatan sekelas Puskesmas bisa dihitung dengan jari.
“Bahkan hanya Puskesmas Desa Lingga yang beroperasi hingga 24 jam, bahkan memiliki ambulans,” kata Miftahussalihin, kepala UGD Puskesmas Desa Lingga.
Dia mengatakan, hampir semua korban kecelakaan lalu-lintas di sepanjang jalan Trans Kalimantan dibawa ke Puskesmas Desa Lingga. “Hingga ke Tayan sudah tidak ada lagi Puskesmas, hanya ada Polindes,” ujat pria yang akrab disapa Lihin itu.
Meski telah memiliki layanan 24 jam, namun Puskesmas Desa Lingga belum bisa beroperasi maksimal. Malam, Puskesmas hanya dijaga dua perawat dan dua bidan. Jika kondisi membutuhkan, para petugas jaga bisa mengontak rekan-rekannya yang lain.
“Kalau memang diminta datang, mau tak mau dari Kota Pontianak petugas datang,” kata Lihin sembari tertawa. Lihin yang berdomisili di Sungai Jawi Pontianak itu mengaku sudah terbiasa bolak-balik dari Puskesmas ke rumahnya.
Peralatan medis yang tersedia juga terbilang sangat terbatas. Di kamar unit gawat darurat hanya tersedia dua tempat tidur. Jika ada pasien korban kecelakaan yang tidak dapat tertangani, maka akan langsung dirujuk ke rumah sakit di Kota Pontianak.
Tingginya angka kecelakaan di jalur Trans Kalimantan diakui Lihin. Sepanjang Juli 2016 saja, sudah ada 11 korban kecelakaan yang sempat dilarikan ke Puskesmas Desa Lingga. Dari 12 korban tersebut, empat diantaranya meninggal dunia, seorang luka berat dan sisanya luka ringan.
Menurut Lihin, kebanyakan masyarakat sekitar telah menyimpan kontak petugas Puskesmas, jika seandainya sewaktu-waktu membutuhkan bantuan ambulans. Namun tidak jarang juga masyarakat hanya menghentikan kendaraan yang lewat, untuk membawa korban kecelakaan.
“Karena seringnya kejadian, masyarakat sudah mengerti bagaimana harus bertindak, jika ada kecelakaan,” papar Lihin. (isa)