Tanamkan Sikap Dasar Mahasiswa

Tahun ke-3 APEKA STAKat Negeri Pontianak

Kenal Kampus. Kecerian mahasiswa baru STAKat Negeri Pontianak saat mengikuti APEKA hari pertama di halaman kampus, Rabu (28/8). Ambrosius Junius-RK

Tak hanya Islam punya sekolah tinggi negeri setingkat STAIN. Kini Katolik pun sudah ada Sekolah Tinggi Agama Katolik (STAKat) Negeri Pontianak. Inilah sekolah tinggi agama dari STP St. Agustinus menjadi negeri sejak 2017.

Ambrosius Junius, Sungai Raya

eQuator.co.id – Rabu (28/8), ratusan mahasiswa baru (Maba) STAKat Negeri Pontianak memulai Acara Pengenalan Kampus (APEKA), yang terletak di Jalan Parit H.Muksin II, Sungai Raya, Kecamatan Sungai Raya, Kubu Raya.

Mengenakan kemeja lengan panjang putih polos dan celana panjang hitam, para Maba tampak unik dibalut atribut khas. Rambut diikat pita. Ada juga mahasiswa yang berambut pendek cepak.

Sebagai mahasiswa baru, jelas sangat antusias mengikuti semua sesi acara. Terik matahari siang pun tak peduli, dan tak mengurangi semangat bersama panitia. Mereka menyanyikan lagu-lagu rohani sebagai selingan.

Maba yang juga berasal dari berbagai daerah itu maju mengenalkan diri. Bila ada yang satu daerah, ramailah sorakan menyambut kawan baru. Tak ubahnya seperti mapram era lalu, suasana kampus begitu semarak.

Ketua STAKat Negeri Pontianak, Dr. Sunarso, ST., M.Eng, menjelaskan tujuan APEKA ini agar Maba mudah beradaptasi dengan lingkungan kampus sebelum aktif mengikuti perkuliahan. Dalam APEKA, Maba dikenalkan dengan aturan, etika pergaulan di kampus.

“Jadi intinya, kita ingin mahasiswa mengenal kampus dan mengenal kemampuan diri. Ketika kuliah mereka bisa mengoptimalkan apa yang dimiliki, sehingga proses perkuliahan nanti berjalan dengan lancar,” tutur Sunarso kepada Rakyat Kalbar di ruang kerjanya.

APEKA akan ditutup Jumat (30/8). Orientasi ini merupakan yang ketiga kalinya digelar sejak berstatus Negeri pada tahun 2017 lalu. “APEKA ini sebenaranya bukan hal baru. Ini  tradisi dari STP St. Agustinus,” ujarnya.

Acara ni juga untuk menanamkan semangat dasar Visi  STAKat Negeri Pontianak yaitu untuk membentuk Komunitas yang berilmu dan beriman Katolik. “Sikap dasar itu harus ditanamkan dari awal. Ketika masuk ke sini, mereka ikut terlibat aktif dalam pencapaian misi itu,” ujarnya.

Sunarso menginginkan suatu saat nanti Maba diwajibkan tinggal di asrama, agar lebih mudah pembentukan karakter. Selain mengembangkan ilmu, imannya juga harus ditumbuhkan.

“Sekarang kita terbatas fasilitas. Asrama juga baru dibangun. Ada satu yang sudah jadi tapi kapasitasnya tidak lebih dari 100 orang. Hanya bisa menampung sekitar 50 orang,” ungkapnya.

Keterbatasan itu juga, kata Sunarso, gedung STAKat berdiri di lahan yang sangat sempit. Ia pun berharap kedepan bisa mendapat lahan tambahan agar bisa membangun asrama yang lebih besar.

Dijelaskan Sunarso, tahun ini STAKat menerima 194 mahasiswa baru. Yang dari Kalbar masih yang paling banyak. Ada juga dari Kaltim, Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua. Dia mengakui, memang belum gencar promosi karena masih membenahi kampus. “Sehingga promosi kita masih di lingkup Kalbar,” ucapnya.

Ketua Panitia APEKA 2019, Rosalia Rani, mengatakan selain pengenalan kampus, materi yang sampaikan kepada Maba juga soal hubungan kehidupan akademisi dan rohani.

“Pengenalan perbedaan hidup mahasiswa dengan masa masih SMA, tata krama dan ada juga tentang spritualitas,” jelas mahasiswi semester 5 itu.

Salah satu Maba, Sisilia Berta Toring, mengungkapkan alasannya masuk STAkat Negeri Pontianak. “Saya ingin meneruskan panggilan menjadi guru Agama Katolik. Kalau sudah selesai (lulus) saya pulang kampong,” tekad Maba asal Flores, NTT ini.

Tidak ingin menjadi guru di bidang lain, berangkat dari tekadnya itu, ia rela berpisah dengan orangtuanya. Kata Sisilia, di daerahnya juga ada perguruan tinggi serupa, tetapi swasta. “Kata abangku di Pontianak ada yang Negeri, jadi aku pilihnya di sini,” tuturnya.

Sisilia baru dua minggu di Kalbar. Perbedaan suasana lingkungan, cuaca, termasuk makanan, ia mulai beradaptasi. “Saya betah di sini,” ucapnya.

 

Editor: Mohamad iQbaL