Tanah Kosong di Pontianak Tinggal Seribu Hektar

Program Sejuta Rumah Terkendala Lahan

Ilustrasi.NET

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Di Kota Pontianak, program sejuta rumah pemerintah pusat tampaknya akan terkendala. Pasalnya, pembangunan dan penduduk di Bumi Khatulistiwa sudah padat.

“Lahan untuk pembangunan rumah di Kota Pontianak sudah sangat terbatas. Saat ini pembangunan perumahan semakin pesat, sehingga sedikit lagi ruang yang tersisa,” ungkap Fuadi Yusla, Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Perumahan Kota Pontianak, Minggu (5/6).

Luas wilayah Kota Pontianak 107,8 km² atau 10.780. saat ini lahan kosong yang tersisa sekitar seribu hektar.

Menurut Fuadi, akibat keterbatasan lahan akan membuat realisasi program sejuta rumah untuk masyarakat miskin menjadi terhambat. Bahkan ke depannya kemungkinan tidak akan berhasil. Alternatif yang mungkin bisa dilakukan hanya rumah untuk masyarakat penghasilan rendah. “Terbatasnya lahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah, mungkin di pinggiran kota bisa,” ulasnya.

Selain itu, kata dia, program sejuta rumah ini akan terkendala harga tanah yang setiap tahunnya mengalami kenaikan. Sehingga rumah MBR tidak bisa mencapai target. Jika dipaksakan pengembang bisa rugi. “Kalau di tengah kota, pengembang akan rugi, mereka lebih mau membangun rumah yang komersil lantaran terbentur dengan harga tanah,” katanya.

Kendati demikian, untuk mendukung program pusat tersebut, Pemerintah Kota Pontianak sudah membantu dari sisi perizinan. Selama persyaratannya lengkap, izin sudah bisa dikeluarkan. Pengembang hanya tinggal membangun saja.“Termasuk perumahan, kita Kota Pontianak sudah sangat mempermudah demi terwujudnya program sejuta rumah itu,” tuturnya.

Lebih lanjut mengingatkan baik kepada pengembang maupun masyarakat, memperhatikan jaraknya antara badan rumah dengan garis sembadan sungai (GSS). Jika rumah maupun perumahan yang akan dibangun dekat sungai. Dan, sebaiknya bangunan tersebut menghadap ke sungai. “Jadi kalau membangun rumah, harus menghadap ke sungai primer, tidak boleh lagi rumah membelakangi sungai,” demikian Fuadi.

Laporan: Gusnadi

Editor: Arman Hairiadi