Tali Kawat Layangan Tewaskan Agustami

Tolong Tiga Pelajar Putri Kesetrum

TERPUKUL. Pihak keluarga nampak begitu terpukul mengetahui Agustami meninggal dunia di IGD RS Yarsi, Pontianak, Jumat (25/1). Abdul Halikurrahman-RK

eQuator.co.id – Pontianak-Rk. Tali layangan menggunakan kawat kembali memakan korban meninggal dunia. Kali ini menimpa Agustami di Jalan Swadaya Kelurahan Banjar Serasan Kecamatan Pontianak Timur, Jumat (25/1) sekitar pukul 17.00 Wib.

Saksi mata, Munzirin mengungkapkan, peristiwa nahas yang merenggut nyawa pria 38 tahun tersebut terjadi secara spontan. Awalnya tiga remaja perempuan bernama Ely Ramadan, 16, Putri, 16 dan Fitriani, 17 yang tersengat akibat tali layangan kawat sangkut di listrik tegangan tinggi. Tali kawat layangan itu tersangkut di motor mereka. “Tiga cewek itu pakai satu motor. Awalnya mereka yang kesetrum duluan. Ketiga cewek itu langsung jatuh dari motornya,”ungkapnya.

Menurutnya, tali kawat layangan itu melambai-lambai terseret di jalan. Melihat korban jatuh, datang Agustami untuk menolong korban. Namun nahas, warga Jalan Tanjung Harapan Kecamatan Pontianak Timur itu memegang tali kawat layangan yang ujungnya tersangkut di kabel listrik tegangan tinggi.

Seketika Agustami terkapar. Warga sekitar langsung membantu Agustami yang tangannya masih terlilit tali kawat layangan tersebut. “Setelah diselamatkan, keempat korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Yarsi,” katanya.

Malang, nyawa Agustami tak bisa diselamatkan. Jenazah Agustami dipulangkan dari RS Yarsi sekitar 18.30 Wib. Sedangkan Ely dan Fitriani sudah siuman setelah mendapat perawatan medis akibat tersengat listrik tali kawat layangan. Sementara Putri, masih belum sadar di ruang UGD RS Yarsi.

Ely mengalami luka melepuh di lengan kanan dan kakinya. Fitriani juga sama. Paha kiri dan perutnya lecet karena terjatuh dari motor.

Ely kebetulan yang membawa motor. Sementara dua temannya berbonceng di belakanganya. Menurut siswa SMP PGRI Pontianak Timur itu, tali kawat layangan tersebut terseret di jalan. Ia tak tau, kalau tali kawat layangan itu teraliri listrik. “Kami itu dari sekolah. Mau pulang,” katanya saat ditemui di ruang UGD RS Yarsi.

Tepat di depan Gang Potlot Jalan Swadaya, tali kawat layangan itu melambai dan melilit tangannya. “Saya yang pertama kena,”ujar Ely. Spontan ia dan dua temannya terpental jatuh dari motor. “Habis itu saya tidak sadar lagi (pingsan),” ucap Ely.

Orangtua Ely, Ida mengaku kaget dengan peristiwa nahas menimpa anaknya tersebut. Dia diberitahu pamannya. Awalnya katanya tabrakan. “Rupanya kesetrum tali kawat layangan,” jelasnya.

Warga Jalan Tanjung Hilir ini berharap, Pemerintah Kota Pontianak melalui lembaga berwenang segera menertibkan layangan berkawat. Agar kejadian seperti ini tak terulang lagi.

Ia mengucapkan belasungkawanya terhadap seorang korban (Agustami) yang meninggal dunia akibat tersengat tali kawat layangan itu.

Sementara itu, Ayah Fitriani, Mawardi hanya dapat ikhlas mendapatkan musibah yang menimpa anaknya. Fitri dan kedua temannya masih duduk di bangku kelas VIII SMP PGRI 4 Pontianak. Ketiganya kesetrum listrik saat sedang melintas di Jalan Swadaya usai sepulang dari mengambil nilai renang di GOR. “Mereka bertiga dalam satu motor bergoncengan menggunakan Motor Mio Soul GT,” ucapnya.
Di perjalanan melewati jalan tersebut, ketiganya mendapatkan tali kawat layangan tersangkut di kabel listrik tepat di depan motor mereka. Kawat layangan tersebut ternyata mengandung listrik dari kabel milik PLN yang terbuka. Sehingga menyebabkan ketiganya terjatuh dari motor di tepi jalan. “Lalu datanglah korban (Agustami) yang meninggal karena mencoba menyelamatkan mereka,” jelasnya.
Keempatnya kata dia, lantas dibawa ke RS Yarsi guna mendapatkan pertolongan medis. Namun salah seorang korban harus meregang nyawa. “Sementara anak saya dan dua orang lainya selamat,” ungkapnya.
Mawardi berharap, peristiwa serupa tidak terulang kembali. Pemerintah dan aparat terkait mesti dapat menindak tegas pemain layangan di Kota Pontianak. “Setiap ada layangan yang naik langsung diagak (didatangi) jak pemain layanganya tangkap , biar tidak ada korban lagi,” imbuhnya.

 

Laporan: Abdul Halikurrahman, Andi Ridwansyah

Editor: Arman Hairiadi