eQuator.co.id – Pontianak-RK. Takjil di pasar juadah Masjid Raya Mujahidin Pontianak dipastikan aman. Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Kalbar telah melakukan pengujian 19 sampel makanan dan minuman, Selasa (22/5).
Pengujian langsung dilakukan ditempat. Pengujian tersebut dilakukan sejak pukul 14.00 WIB. BBPOM Kalbar melibatkan Dinas Kesehatan serta Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan dan Perikanan Kota Pontianak. Dipimpin langsung Kepala BBPOM Kalbar Susana Gracia Arpan dan Pjs Wali Kota Pontianak Mahmudah.
Satu persatu jajanan berbuka puasa yang dijual pedagang diperiksa. Tapi tak satupun jajanan berbuka puasa yang dijual mengandung bahan berbahaya. “Saya mengucapkan terima kasih pada para pelaku usaha ini, karena menjual makanan yang sehat, aman dan berkualitas,” ujar Mahmudah saat diwawancara.
Dari hasil pengujian makanan dan minuman yang dijual di pasar Juadah Mujahidin tidak ada yang mengandung bahan berbahaya. Ini membuktikan, masyarakat sudah terdidik oleh dinas terkait. Agar membuat makanan yang aman sehat dan tidak menggunakan bahan berbahaya.
Dijelaskannya, inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukan di pasar Juadah kemarin bertujua untuk melihat, apakah makanan yang dijual para pedagang aman dikonsumsi. Tidak menggunakan bahan-bahan seperti pengawet, pewarna, serta pemanis buatan yang dilarang. “Intinya kita ingin melihat makanan yang dijual, aman dan sehat untuk dikonsumsi masyarakat,” tuturnya.
Ditegaskannya, selama Ramadan Pemkot Pontianak akan terus mengawasi pasar Juadah yang ada melalui dinas terkait.
“Hari ini (kemarin, red) kita melakukan Sidak serempak di empat titik. Kita tidak menemukan makanan yang mengandung bahan berbahaya yang digunakan penjual makanan,” ungkap Mahmudah.
Kepala BPOM Kalbar Susan Gracia Arpan menuturkan, sebanyak 18 sampel yang dilakukan pengujian. Tidak satu pun ditemukan bahan berbahaya. Sampel yang dipilih petugas adalah makanan yang diduga berpotensi mengandung bahan berbahaya yang menjadi perhatian BBPOM. Seperti mengandung formalin, boraks, pewarna tekstil dan lainnya. “Hasil pengujian semua takjil yang di jual aman dari bahan berbahaya,” tukasnya.
Kendati demikian, pihaknya akan terus melakukan pengawasan rutin setiap minggunya. Melakukan uji sampling sesuai prioritas BBPOM. “Kita lakukan selama tujuh minggu, dua minggu, sebelum bulan puasa dan satu minggu setelah bulan puasa, serentak di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Apabila dalam uji sampel makanan dan minuman yang di jual di pasar juadah didapati mengandung bahan berbahaya, pihaknya terlebih dahulu akan mengutamakan pembinaan. Sebab para penjual merupakan industri rumahan. “Kita selalu berkoordinasi dengan pemerintah terkait, yang kita utamakan adalah pembinaan,” jelasnya.
Dari berbagai temuan dan interview yang dilakukan, ternyata masih banyak masyarakat tak mengetahui penggunaan bahan yang dilarang. “Namun hasil pada hari ini semuanya aman,” pungkasnya.
Dia menuturkan, minggu lalu pihaknya telah melakukan pengujian di 33 sampel makanan di Mempawah. Ditemukan satu makanan yang mengandung bahan berbahaya. “Kita temukan kerupuk yang mengandung boraks. Namun, saat ini sudah kita lakukan pembinaan,” demikian Susan.
Laporan: Andi Ridwansyah
Editor: Arman Hairiadi