eQuator.co.id – Bencana gempa disertai tsunami di Palu, Sulteng dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab untuk menyebarkan berita bohong. Salah satu yang beredar luas di media sosial dan grup aplikasi whatsapp, adalah soal peminta sumbangan.
Dalam postingan itu, ada dua orang berjalan kaki dengan memakai baju berlambang Pancasila. Dilengkapi dengan keterangan; ‘Diberitahukan kalau ada yang di rumah, pakai baju lambang Pancasila, laki-laki 2 orang dengan mengatasnamakan bantuan/peduli Palu atau yang lainnya, jangan dibukain pintu. Di Bungur Rantau ada yang dihipnosis, lagi keliling sekarang’.
Menanggapi itu, Kapolda Kalteng Irjen Pol Anang Revandoko melalui Kabidhumas AKBP Hendra Rochmawan menegaskan, apa yang tersebar itu, tidaklah benar. Tidak ada yang terhipnosis dan meminta sumbangan seperti yang disebarkan.
“Berita semacam itu kami anggap hoax atau tidak benar, karena tidak tebukti adanya tindak kriminal hingga sejauh ini,” jelasnya, kemarin (2/10).
Dengan adanya bencana yang melanda Palu dan Donggala, tak dipungkiri banyak oknum yang menyebarkan berita bohong atau hoax, untuk menjatuhkan kebijakan pemerintah dan ingin memperkeruh suasana.
Sulit dibendung di media sosial, akhirnya pihak kepolisian mengambil langkah tegas dengan memberikan stempel hoax di konten tersebut. Hal itu dilakukan, agar masyarakat tahu bahwa konten tersebut benar merupakan hoax. (Kalteng Pos/JPG)