eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar selalu mewaspadai masuknya aliran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Bahkan ditegaskan menolak eks pengikut aliran sesat dan menyesatkan tersebut kembali ke Kalbar.
“Kabar bakal datangnya 300 ribu eks Gafatar ke Kalbar mesti diwaspadai,” ujar Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya di Gedung PCC usai membuka Ekspo Nusantara, Jumat (29/4).
Terkait Kajati Kalbar yang informasi kembalinya eks Gafatar ke Kalbar, Wagub menganggap bahwa Kajati hanya sekedar mengingatkan agar mengatisipasi. “Pak Kajati mengingatkan bahwa sudah ada SK tiga menteri sebagai regulasi sehingga kita harus melakukan antisipasi. Kalau data intelijen seperti itu bisa saja terjadi dan tentunya ini warning untuk kita semua,” ungkap Christiandy.
Makanya Wagub meminta kepada seluruh masyarakat untuk mewaspadai masuknya aliran Gafatar ini di Kalbar. Harus diketahui ketika adanya anggota Gafatar datang lagi ke Kalbar. Dan dapat dipastikan, masyarakat Kalbar akan tetap menolak. “Sampaikan ke masyarakat kita, tetangga kita jangan sampai pendatang yang tidak dikenal tapi kita hanya diam saja, harus barengan jaga daerah kita,” imbaunya.
Terkait eks Gafatar yang datang ke Mempawah untuk mengurus haknya tentunya tidak masalah. Namun terkait ajarannya, tidak akan ada toleransi, karena sudah jelas dilarang.
Sementara itu, Wali Kota Pontianak, Sutarmidji mengatakan pihaknya akan memperketat orang yang akan pindah ke Pontianak maupun datang ke Pontianak. Bahkan ia sudah mengintruksikan RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, hingga Disdukcapil untuk waspadai Gafatar. “Harus dilihat tujuan ke Pontianak apa, pekerjaannya, tempat tinggal kenapa pindah di sini. Kita tidak mau kecolongan, tetapi beberapa dedengkot sudah dipantau. Intinya kita tetap mewaspadai ini karena jelas Gafatar sudah dinyatakan sebagai aliran sesat dan menyesatkan,” tegas Sutarmidji.
Menurut Midji, orang yang mau ikut aliran Gafatar otaknya harus dicuci lagi, agar kembali kejalan yang benar. “Saya intruksikan setiap hari razia kos-kosan, apabila ada pendatang tidak jelas kedatangannya, tujuannya ke Pontianak segera proses,” tegas Midji.
Laporan: Isfiansyah
Editor: Arman Hairiadi