eQuator.co.id – Kubu Raya-RK. Syekh Ali Jaber sangat mengapresiasi serta mendukung program Mulog Keagamaan yang dicetuskan oleh Bupati Kubu Raya, H Rusman Ali. Hal itu disampaikan oleh Syekh Ali Jaber ketika melakukan tabligh akbar di Kabupaten Kubu Raya. Sebagaimana diketahui bahwa Syekh Ali Jaber hadir di Kabupaten Kubu Raya di dua tempat sekaligus.
Yakni di Desa Limbung, Kecamatan Sungai Raya dan Desa Punggur Kecil, Kecamatan Sungai Kakap. “Ini yang harus diikuti oleh pemimpin-pemimpin di Indonesia. Saat ini krisis moral sedang terjadi. Jika tidak dibentengi dengan agama yang kuat maka akan sangat mudah rapuh generasi kita. Mewajibkan anak-anak sekolah bisa berdoa dan hafal Al Quran. Ini baru saya dengar di Kabupaten Kubu Raya. Ini sangat luar biasa,” ujar Syekh Ali Jaber.
Dalam kesempatan itu, Syekh Ali Jaber juga mendoakan Kabupaten Kubu Raya agar semakin maju di bawah kepemimpinan Bupati Kubu Raya, H Rusman Ali. Tak hanya itu, Syekh Ali Jaber juga mendoakan H Rusman Ali agar dapat terus melanjutkan pembangunan di seantero kabupaten termuda di Provinsi Kalbar.
Sementara itu, Bupati Kubu Raya, H Rusman menuturkan, semua sekolah harus meningkatkan program muatan lokal yang diisi dengan pelajaran keagamaan. Karena hal tersebut merupakan pelajaran untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. “Sekarang ini banyak tantangan untuk para guru mendidik anak-anak dengan baik dan bisa menjadi pelajaran dalam keseharian,” ujar H Rusman Ali.
Mantan anggota DPR RI ini menambahkan, sebelum melangsungkan proses belajar mengajar, pihak sekolah harus mewajibkan berdoa serta membaca surah-surah pendek. “Itu bagi yang beragama muslim. Tetapi bagi agama lain juga sama dan menyesuaikan dengan ajaran agama masing-masing.
Kami harap anak-anak didiknya benar-benar memahami agamanya masing-masing,” harap Bupati. Supaya program Mulog Keagamaan dapat terus ditingkatkan, H Rusman Ali akan terus melanjutkan program pembangunan 1000 Surau yang dibangun di sekolah-sekolah yang siswanya mayoritas muslim.
Sedangkan untuk agama lain juga dibangun dan disesuaikan dengan agama mayoritas. “Ini kami lakukan untuk revolusi mental agar para siswa tahu ajaran agamanya. Ini nantinya akan menjadi prasyarat untuk masuk ke sekolah tingkat SLTP dan SLTA,” ulasnya.
Reporter: Syamsul Arifin
Redaktur: Andry Soe
