eQuator.co.id –Singapura. Luar biasa torehan prestasi Kota Pontianak. Wali Kotanya didaulat menjadi pembicara utama dikegiatan Internasional di Suntec Convention Center Singapura, Selasa (26/9).
Wali Kota Pontianak H Sutarmidji SH M.Hum diundang menjadi keynote speaker atau pembicara utama dalam gelaran Innovation Labs World. Acara ini merupakan ajang bergengsi tahunan yang menghadirkan inovator-inovator dari seluruh dunia. Innovation Labs World dihadiri oleh lebih dari 800 peserta dari seluruh dunia.
Dalam kesempatan ini, Sutarmidji berbicara dalam sesi Finansial, Bisnis dan Perdagangan. Selain itu, ia juga diundang untuk berbagi pengalaman pada sesi Focus Group dengan tema ‘Mencapai Dampak yang Diinginkan dan Legitimasi’.
“Saya membawa misi untuk kebanggaan Kota Pontianak yakni jadi pembicara di hadapan para kepala daerah dan delegasi dari beberapa negara bicara tentang kebanggaan satu kota dengan teknologi informasi kaitan dengan Finansial Teknologi,” terangnya saat ditemui di kediaman dinas, Minggu (1/10).
Dalam paparannya, Sutarmidji menjelaskan tentang visi Kota Pontianak untuk menjadi yang terdepan dalam Teknologi Keuangan atau Financial Technology (Fintech) di Indonesia. Ia percaya bahwa Kota Pontianak mampu mewujudkan visi ini.
“Sudah tidak zaman lagi kita membawa-bawa dompet yang tebal, di Pontianak nantinya cukup bawa smartphone, kita sudah bisa bertransaksi,” ujarnya.
Sutarmidji juga berbagi tentang kebijakan untuk menerapkan sistem cashless dalam berbagai transaksi di Kota Pontianak. Dalam penerapannya, Pemkot Pontianak akan bekerjasama dengan startup lokal untuk membangun sistem.
“Tahun 2018 seluruh transaksi keuangan di Pemkot Pontianak tidak akan ada lagi yang dilakukan secara tunai. Dan ini akan dilakukan di SPBU, dan beberapa titik lainnya,” katanya.
Dalam penerapannya, Pemkot akan terus melakukan perbaikan-perbaikan. Sehingga akan didapatkan sebuah sistem yang cocok untuk Kota Pontianak. Penerapan sistem cashless ini juga dapat mencegah terjadinya korupsi.
“Semua transaksi keuangan tercatat secara elektronik dan realtime, sehingga tidak bisa lagi disalahgunakan dan diselewengkan,” tegas orang nomor satu di Pemkot Pontianak ini.
Pemkot Pontianak juga memiliki aplikasi SiPohon. Aplikasi ini berfungsi untuk mengontrol jumlah karbon yang ada di suatu kawasan tertentu. Aplikasi ini juga memungkinkan untuk menghitung jumlah pohon yang perlu untuk ditanam agar menjaga jumlah karbon berada di level aman.
“Ini sebenarnya adalah solusi yang paling tepat untuk mengatasi masalah polusi udara,” lugasnya.
Pemaparan Sutarmidji dalam seminar tersebut mendapat respon positif dari peserta. Hal ini tampak dengan antusiasme peserta untuk bertemu dan berdiskusi langsung dengan Sutarmidji. Dalam kesempatan yang sama, Sutarmidji juga untuk melakukan pertemuan dengan beberapa pembicara dan peserta. Di antaranya dengan The Behavioral Insights Team dari Inggris, Maria Robertson (Deputi Eksekutif, Departemen Pelayanan Publik dan Operasi, New Zealand), Aaron Maniam (Direktur senior bidang Industri, Kementrian Perdagangan dan Industri, Singapura), Edwin Low (Direktur (Akreditasi) Otoritas Pengembangan Media Komunikasi dan Informasi, Singapura) dan Silas Sng (Direktur Sistem Konsumen & Departemen Eksperimen Kementerian Sumberdaya Manusia, Singapura).
Selanjutnya Wali Kota dua periode yang digadang-gadang sebagai bakal calon Gubernur Kalbar ini berbagi pengalaman pada sesi Pencapaian Dampak dan Legitimasi Pemerintah yang dipandu oleh Nadine Smith (Direktur Pemasaran Global dan Komunikasi, Center of Public Impact, BCG Foundation). Hadir sebagai pembicara dalam sesi ini adalah Anir Chowdury (Penasihat bidang kebijakan Perdana Menteri Bangladesh), Dato’ Lokman Hakim Bin Ali (Sekjen Kementrian Pemuda dan Olahraga, Malaysia), Kuik Shiao Yin (Anggota Dewan Terpilih, Dewan Singapura), Mizah Rahman (Direktur dan Co-Founder Participate in Design, Singapura). Dalam sesi ini, Sutarmidji berbagi tentang apa yang telah dilakukan di Kota Pontianak dalam memperoleh kepercayaan publik.
“Sebuah pemerintahan, apabila ingin mendapatkan kepercayaan dari masyarakat yang terpenting adalah merespon keluhan dari masyarakat. Kemudian menyelesaikan keluhan yang disampaikan oleh masyarakat dengan baik, dan terus melakukan perbaikan-perbaikan dengan mengajak masyarakat untuk berperan serta,” tuturnya.
Ditegaskan dia, hal ini harus dilakukan secara terus-menerus secara konsisten. Ketika masyarakat sudah percaya, apapun kebijakan dan program yang dicanangkan pemerintah dapat dilaksanakan dengan baik. Dia mencontohkan, masyarakat berpartisipasi dan terlibat langsung dalam pemerintahan. Di Kota Pontianak, pelebaran jalan tidak ada yang memberikan ganti rugi. “Selain itu, pembangunan lebih dari 3000 gang juga dilakukan dengan gotong-royong oleh masyarakat. Pemerintah hanya membantu semen dan pasir. Sisanya masyarakat yang bergotong royong,” pungkas Suatrmidji.
Pendiri GovInsider, Joshua Chambers menyatakan, bahwa pihaknya terkesan dengan apa yang dilakukan Kota Pontianak, terutama komitmennya dalam dunia teknologi keuangan.
“Kami sangat terkesan sekali dengan Kota Pontianak dalam menggunakan teknologi dalam menjalankan roda pemerintahan, dan bekerja bersama dengan startup lokal untuk mengembangkan aplikasi yang membantu pemerintah,” ungkapnya.
Laporan: Maulidi Murni
Editor: Arman Hairiadi