eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Sebelum menuju Kabupaten Sintang, Sultan Sulu Filipina, YM Sultan Mudarasulail Kiram bertandang ke rumah Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Forum Komunikasi Pemuda Melayu (PFKPM) Kalbar, Firman Muntaco di Jalan Subarkah, Pontianak, Selasa malam (8/9). Sultan Sulu yang di dampingi permasurinya disambut hangat oleh tuan rumah dan para pengurus PFKPM.
Firman Muntaco mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan silahturahim Sultan Sulu di kediamannya yang turut dihadiri Danlantamal Xll Pontianak serta Raja Matan dan Raja Tayan itu. Dijelaskannya, PFKPM merupakan organisasi yang menjaga adab dan mengangkat marwah Melayu. Dan Melayu di Kalbar ia katakan unik serta luas pengertiannya.
“Saya tidak sempat hadir di Sulu, tapi ada perwakilan, dan saya terima kasih oleh-olehnya,” katanya kepada Sultan Sulu.
Firman menjelaskan, PFKPM Kalbar merupakan suatu bangunan kelompok pemuda Melayu yang dibentuk sejak tahun 1998. Sekarang anggotanya mencapai 30.000 orang. Bahkan juga ada lembaga badan otonom perempuan Melayu dan mahasiswa. Di zaman kepemimpinannya, organisasi tersebut sudah mengakar di 14 kabupaten/kota se Kalbar.
Firman berharap ormas Melayu lainnya mampu membawa puak Melayu bisa bersaing secara politik, ekonomi perdagangan, pendidikan di Kalbar secara positif. Bukan saling menjatuhkan, karena tidak zamannya lagi. “Kita membangun sesuai identitas dan jati diri masing-masing,” pungkas Firman.
Sementara itu, Sultan Sulu merasa bangga dapat berkunjung dan bersilaturahim di Kota Pontianak dan ke kediaman Firman Muntaco. Rencana mendatangi Kalbar kata dia sebenarnya sudah lama, tapi karena ada suatu halangan sehingga belum bisa terlaksana. “Akhirnya malam ini kami sampai ke sini. Orang di sini mesra. Saya bangga,” pujinya.
Sultan Sulu menjelaskan, wilayah yang ia pimpin sekarang sedang membuka jalan untuk pengusaha di luar negara. Dia pun membantah jika wilayahnya disebut negara teroris. Itu kata dia, ulah orang yang datang dari jauh. Akhirnya wilayah kepemimpinan mendapatkan julukan tersebut (sarang teroris).
“Walaupun banyak saingan saya sebagai Sultan. Saya akan membuka view perdagangan untuk menghapus semua yang disangka ke Sulu,” ujarnya.
Dia menyebutkan, bahwa untuk sekarang ini sedang mengalami kekurangan beras. Untuk mengatasi itu ia mencari pengimpor. Sekarang beras dibeli dari Thailand dan Burma yang harganya sangat mahal. Tapi ia berkeyakinan Presiden Filipina akan menyelesaikan itu.
Sementara Danlantamal Xll Pontianak Laksma TNI Gregorius Agung mengaku dirinya sebagai pejabat baru sangat merasa terhormat bisa dapat hadir dikegiatan tersebut. Sehingga dalam kesempatan itu ia juga ingin mengenalkan diri. Dia berharap dapat bisa di terima orang Melayu dan lain sebagainya.
“Apa yang menjadi persaudaraan yang membuat bisa berkumpul di sini. Keberanekaragam yang ada saya harap dapat selalu bersama dan berkerja sama,” ujarnya.
Danlantamal berharap, perjalanan Sultan Sulu ke Sintang lancar. “Saya maaf belum bisa datang. Nanti saya akan membuat agenda di sana,” tutupnya.
Rasa persaudaraan antara Sultan Sulu Filipina dan Firman Muntaco beserta tamu yang hadir tampak terasa. Gelak canda dan tawa mengisi ruangan itu.
Laporan: Maulidi Murni
Editor: Arman Hairiadi