eQuator.co.id – PUTUSSIBAU-RK. Kecintaan terhadap penampilan motor jadul yang diorbit sekitar tahun 70-80an tak akan putus dari generasi ke generasi. Buktinya sekarang para bikers penggemar motor tua itu semakin menjamur. Tak terkecuali di Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu.
Ada beberapa alasan mengapa sepeda motor yang dicetak puluhan tahun lalu itu tetap nge-hits hingga sekarang. Salah satu dengan keunikan tampilannya.
“Kita lihat sekarang sudah banyak komunitas-komunitas sepeda motor klasik. Termasuk kita di Putussibau ini,” ungkap Sumantri, pemilik bengkel Java Motor di jalan Kom Yos Sudarso Putussibau, Jumat (30/11).
Tak heran kata Sumantri, penggemar motor jadul tersebut semakin banyak. Contoh kendaraan yang sering dibidani oleh dia bersama mekaniknya di bengkel Java Motor seperti CB Sruntul, Japstyle dan CB Klasik.
Sumantri yang juga anggota komunitas motor klasik Putussibau ini menambahkan, untuk modifikasi beberapa jenis tersebut mereka lebih memilih kendaraan yang benar-benar dianggap sudah tidak layak digunakan atau rongsokan. “Itu istilahnya limbah-limbah sepeda motor yang kita pakai, daur ulang sehingga menghasilkan tampilan motor klasik yang lagi ngetrend seperti sekarang,” tuturnya.
Bahkan kata Sumantri, kalau memanfaatkan sepeda motor rongsokan tersebut hasil modifikasinya lebih rapi. Ketimbang merubah rangka yang baru.
Memang kata Sumantri, mengerjakannya tidaklah mudah. Karena harus mendesain sesuai bentuk aslinya. Maka untuk tangki, jok dan lainnya harus order terlebih dahulu. Komponen tersebut dia harus pesan dari luar Kalimantan. “Biasanya kita pesan ke Jawa, kita cari yang pas. Kalau untuk jangka waktu pengerjaan untuk satu unit tidak lama kalau barangnya sudah ready. Paling lama dua minggu. Itu sudah finish, terima kunci,” kata Sumantri.
Sumantri memaparkan, salah satu hasil modifikasi misalnya Japstyle, itu harus mencari sparepart yang sesuai kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud Sumantri seperti jok kustom, tangki bahan bakar, knalpot, lengan, lengan ayun atau arm, lampu utama, lampu sein, spion, setang, suspensi atau shockbreaker, dan seterusnya.
Sementara untuk modifikasi CB 100, mesin Tiger atau dicangkokan mesin Honda lainnya, misal GL 100, GL Max dan GL Pro. “Selain itu bisa menggunakan part motor lainnya, misalnya knalpot cb 100 diganti klanpot GL Pro dan sebagainya,” pungkas dia. (dRe)