eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Objek Wisata Mangrove Polaria di Tanjung Pagar Desa Mendalok, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, memberi dampak peluang usaha bagi masyarakat setempat. Seperti penjualan aneka suvenir khas daerah wisata tersebut.
Senin (14/10), sejumlah masyarakat dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) desa Mendalok diberikan pengetahuan tentang tata cara pembuatan aneka suvenir dengan pemanfaatan hasil alam. Di antara kerang dan aneka hewan laut lainnya yang terdapat di pesisir pantai di kawasan desa ini. Mereka mendapatkan pembinaan dari Yeni, Dosen Untan Pontianak.
Suvenir- suvenir berbahan dari kerang laut, kepah, dan tengkuyung. Disulap menjadi tempat tisu, bingkai foto, asbak, miniatur kura-kura dan aneka kerajinan lainnya. “Ide membuat aneka kerajinan ini sudah dimulai sejak Agustus lalu,” kata Aswandi, salah seorang pengarajin kepada Rakyat Kalbar.
Ide ini muncul ketika melihat pengujung Objek Wisata Mangrove Polaria yang dibuka sejak tahun 2017 itu kian ramai. Ia dan masyarakat akhirnya berupaya membuat usaha baru demi menopang ekonomi.
“Di sini rata-rata masyarakat bekerja sebagai petani dan nelayan. Membuat kerajinan tangan ini merupakan peluang usaha bagi kami untuk menambah pendapatan atau ekonomi kami di sini,” ujarnya.
Tinggal di daerah pesisir tentu menjadi keuntungan tersendiri. Pasalnya, beragam kekayaan alam ada di belantaran Desa Mendalok. Kekayaan lautnya yang berlimpah, memunculkan berbagai ide-ide.
“Bersyukur untuk bahan baku pembuatan suvenir sendiri kami ambil dari pesisir pantai atau pulau yang tak jauh dari desa,” jelasnya.
Harga suvenir yang ditawarkan mulai Rp5.000-Rp100.000. Harga tersebut dinilai dia sangat terjangkau dengan hasil karya yang cukup menarik untuk dijadikan pajangan di rumah.
“Kami sangat bersyukur sekali, meski belum lama dijual, respon masyarakat terhadap kerajinan yang kami buat sangat banyak. Bahkan Rata-rata pembeli dari Pontianak dan pengujung Objek Wisata Mangrove Polaria,” ucap Andi sapaan akrabnya.
Untuk pemasaran sendiri, saat ini masih bersifat offline. Hanya mengandalkan pengujung yang datang ke objek wisata. Seiring berjalannya waktu, ia dan beberapa pengrajin akan menggunakan media sosial sebagai jalur pemasaran.
“Sejauh ini kita masih menjual ke pengujung objek wisata, terlebih wisata ini kian hari pengunjungnya kian ramai. Di hari-hari tertentu atau hari besar pengujungnya bisa mencapai seribuan bahkan lebih, tentu ini menjadi peluang bagi kami,” terangnya.
Dikatakan Andi, dalam pengembangan usaha kerajinan tangan ini, pemerintah desa setempat sangat mendukung. Pokdarwis Desa Mendalok sebagai pemasaran hasil kerajinan.
“Sejauh ini kendala yang kami hadapi masih belum ada, tentu kita berharap usaha yang sudah dibangun masyarakat secara bersama ini dapat berkembang lagi ke depannya,” harap Andi.
Laporan: Nova Sari
Editor: Arman Hairiadi