eQuator.co.id – Tantangan Indonesia di babak penyisihan grup A Piala AFF 2016 bukan hanya di laga perdana ketika berhadapan dengan Thailand. Namun, lebih dari itu, Boaz Solossa dan kawan-kawan juga wajib mengantisipasi lawan berikutnya, yaitu tuan rumah Filipina yang saat ini sedang bagus-bagusnya.
Ya, kekuatan sepak bola Filipina tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. Dengan adanya sejumlah pemain naturalisasi, membuat Street Dogs – julukan Timnas Filipina—menjadi salah satu kekuatan baru di Asia Tenggara dalam dua tahun terakhir. Pengalaman Indonesia dihajar empat gol tanpa balas di Piala AFF 2014 lalu, bisa menjadi bukti.
Asisten pelatih Timnas,Wolfgang Pikal tidak menapikan kekuatan lawan Indonesia di pertandingan kedua Piala AFF yang akan berlangsung di Philippine Stadium (Ciudad Victoria, Bocaue, Bulacan, Manila, 22 November mendatang itu. Bagi dia, Filipina adalah bantu sandungan terbesar Indonesia dalam turnamen sepak bola paling tinggi di Asia Tenggara itu.
“Dengan tidak melakukan banyak perubahan skuad dalam dua tahun terakhir membuat Filipina menjadi salah satu tim paling solid di antara peserta lain. Pemain mereka masih sama dengan dua tahun lalu, begitu juga pelatih mereka,” kata Pikal. “Apalagi, status mereka adalah tuan rumah, pasti memberikan motivasi tersendiri bagi pemain mereka,” tegas dia.
Sama dengan Thailand, Filipina juga bermain taktis dengan mengutamakan penguasaan bola di lini tengah dengan mengandalkan formasi 4-3-2-1. Ya, sang pelatih, Thomas Anthony Dooley asal Jerman lebih mempercayakan lini depan hanya kepada satu striker, Javier Patino pemain kelahiran Spanyol yang saat ini berkompetisi di Vietnam bersama tim Henan Jianye.
Dari sepuluh kali pertandingan bersama Timnas Filipina, Patino sudah menyumbangkan tiga gol. Dia akan dibantu oleh lima pemain di lini tengah yang juga pemain naturalisasi. Di antaranya, Miguel Tanton kelahiran Amerika Serikat, serta Luke Woodland kelahiran Abu Dhabi namun saat ini berkompetisi Ligue One Inggris bersama Oldham Athletic.
Ada juga Mike Ott kelahiran Jerman dan saat ini merintis karir di kompetisi domestik Jerman bersama FC Nurnberg II. Saat Filipina mengalahkan Korea Utara 3-2 di Kualifikasi Piala Dunia, Maret lalu, gelandang serang berusia 21 tahun itu ikut menyumbangkan satu gol ke gawang Korea.
Dengan materi lawan seperti itu, Pikal menyebukan bahwa, Boaz Solossa dan kawan-kawan butuh tenaga ekstra untuk bisa membalas kekalahan di 2014 lalu. Sebab, dengan didominasi oleh pemain naturaliasai tersebut membuat Filipina tidak hanya unggul dalam kualitas permainan, melainkan juga fisik yang lebih tinggi sehingga lebih menguntungkan saat duel udara.
Salah satu kiper Timnas, Dian Agus Prasetyo mengatakan, dengan banyaknya pemain naturalisasi yang dimiliki oleh Filipina tersebut mewajibkan setiap pemain Indonesia harus bekerja keras sepanjang laga. “Kalau saja lengah sedikit saja, bisa berakibat fatal,” kata kiper Pusamania Borneo Footbal Club itu. (ben)