Stop Sebarkan Hoax dan Hate Speech

Kapolda Kalbar: Menyebarluaskan Berita Bohong Dapat Merusakan Tatanan Sosial dan Persatuan Hidup Bermasyarakat

WAWANCARA. Kapolda Kalbar, Irjen Pol Didi Haryono ketika diwawancarai sejumlah wartawan, di Mapolda Kalbar, Senin (12/3)-- Ambrosius Junius
WAWANCARA. Kapolda Kalbar, Irjen Pol Didi Haryono ketika diwawancarai sejumlah wartawan, di Mapolda Kalbar, Senin (12/3)-- Ambrosius Junius

eQuator.co.idPontianak-RK. Kapolda Kalbar, Irjen Pol Didi Haryono mengingatkan masyarakat agar bijak menggunakan media sosial (medsos). Sebab, kata dia, semua manusia tidak hidup sendiri, tidak hidup dalam kelompoknya saja, melainkan hidup bersosial.

Menyebarluaskan berita bohong, ditegaskan dia, akan dapat merusakan tatanan sosial, persatuan hidup bermasyarakat.

“Kita semua hidup bukan sendiri, bukan berkelompok. Kita hidup bersosial,” ujarnya kepada sejumlah wartawan di Mapolda Kalbar, Senin (12/3).

Menurut Didi, jika dilihat perkembangan medsos saat ini, sangat liar. Dalam artian, tidak lagi memperhatikan norma-norma agama, etika, susila dan tidak bertoleran. Apalagi medsos ini, sekali klik saja akan mudah tersebar luas.

“Medsos itu, begitu kita pencet menyebar kemana-mana. Maka hindari medsos yang berisi fitnah, agitasi (hasutan), adu domba, provokasi,” ajaknya.

Lebih lanjut Didi mengatakan, semua manusia pasti ingin hidup aman dan damai. Dan, pada dasarnya tidak satu manusia pun yang ingin disakiti atau tersakiti.

“Bisa saja disakiti hatinya, kaitannya dengan ujaran kebencian. Tapi itu tidak boleh, ada undang-undangnya,” paparnya.

Terkait dengan hal itu, dikatakan Didi, selama ini di Kalbar yang hanya ada beberapa kasus saja. Namun demikian, pihaknya perlu mengantisipasi agar tidak terjadi seperti di wilayah lain.

“Wilayah kita jangan sampai ikut-ikutan, jangan asal main sharing (berbagi) berita yang bersifat provokasi. Hati-hati, jangan begitu diterima langsung sharing kemana-kemana. Baca, cermati, cerna dulu, wajar apa tidak dikonsumsi. Jika tidak, jangan diteruskan atau disebarkan,” pesannya.

Didi menambahkan, dari beberapa kasus ujaran kebencian (hate speech) dan hoax yang terungkap, dapat diketahui pelakunya memiliki ciri-ciri tersendiri. Seperti dengan mudah menerima berita yang tidak benar dan langsung menelannya mentah-mentah. Tingkat emosional individu labil. Kemudian, jika menyelesaikan sesuatu hanya asal-asalan, tidak tuntas. Dan, orang tersebut penyendiri tidak mau bergaul (introvert).

“Mudah-mudahan di Kalbar tidak ada seperti itu. Kalau saya lihat yang ketangkap itu yang diproses ya seperti itu, coba deh cermati,” paparnya.

Untuk itu, kata Didi, melalui pasukan dunia mayanya, Polda Kalbar selalu memantau aktivitas akun-akun di medsos. “Yang kira-kira berdampak buruk bagi kehidupan, persatuan, kita take down,” pungkasnya.

Laporan: Ambrosius Junius

Editor: Ocsya Ade CP