Stok Ayam Potong Kurang, Pemerintah Diminta Tanggap

Jangan Berkoar-koar Aman Setiap Jelang Hari Raya

AYAM POTONG. Pedagang ayam potong di Pasar Teratai sedang menunggu pembeli, Minggu (14/8). Gusnadi-RK

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Kubutuhan akan ayam potong di Kalbar semakin tinggi, namun tidak dibarengi dengan stok yang memadai. Akibatnya harga pun termenjadi tinggi yakni mencapai Rp30 ribu per kilogramnya. Kerawanan ini sudah dirasakan para pedagang, terlebih pasokan jelang Idul Adha.

“Kalau melihat kondisi sekarang ini, saya pesimis terpenuhinya kebutuhan masyarakat,” ujar Ketua Asosiasi Peternakan Unggas Kalbar Suryaman kepada Rakyat Kalbar Minggu (14/8).

Ada beberapa  daerah di Kalbar yang menjadi pemasok besar ayam potong, seperti di Kota Singkawang, Kabupaten Kubu Raya, dan Kabupaten Mempawah. Namun ke tiga wilayah ini pun ternyata kekurangan stok.

“Idul Adha masih lama, tapi sekarang saja stok sudah menipis. Ayam berkurang, harganya sudah mencapai Rp30 ribu,” katanya.

Selaku ketua Asosiasi Ungas Kalbar yang juga bergelut langsung sebagai pedagang ayam potong di Pasar Tengah dan Pasar Flamboyan, Suryaman paham betul bagaimana kondisi di lapangan. Menurutnya, jika hanya mengandalkan Singkawang, Kubu Raya dan Mempawah tidak menutup kemungkinan harga akan semakin tinggi saat Idul Adha nanti.

“Kalau memang hanya mengharapkan ternak yang ada di Kalbar ini, saya yakin tidak akan mencukupi,” ulasnya.

Selama ini kata dia, pemerintah hanya berkoar-koar bahwa stok ayam di Kalbar aman ketika jelang hari raya atau hari besar. Sebaliknya, yang dirasakan pihaknya sejauh ini tidaklah sama dengan apa yang dikatakan pemerintah.

“Pemeritah provinsi berstatemen saja bahwa masyarakat tidak perlu khawatir, aman dan segala macamnya. Tapi kenyataannya tidak sama di lapangan, kalau tidak percaya periksa dan turun langsung,” tantang Suryaman.

Pemerintah, lanjut dia harus memberikan kepastian kepada pedagang dan masyarakat luas untuk mengantisipasi kekurangan stok ini. Jelang Lebaran Haji tidak hanya barang tersedia, tapi juga dapat menekan kenaikan harga jual.

“Kalau dari sekarang tidak ada upaya mengantisipasinya, entah mendatangkan dari daerah lain, saya pastikan tidak akan cukup dan harganya pasti lebih mahal,” pungkas Suryaman.

Sementara Hendry, salah seorang pedagang ayam potong di Pasar Teratai Kecamatan Pontianak Barat menuturkan, pihaknya terpaksa menjual dengan harga relatif tinggi. Ini dilakukan lantaran mengikuti harga pasar, karena penyuplai ayam ke lapaknya pun mahal.

“Untung kita kecil, karena yang antar ke kita harganya juga sekitar Rp26 ribu-Rp28 ribu,” ungkapnya.

Terlebih, menjual ayam potong ini, ia harus mengikuti harga yang sama dengan pedagang lain. “Kalau kita lebih rendah, nanti pedagang yang lain marah,” tukas Suryaman. (agn)