eQuator.co.id – Masyarakat Indonesia belum cukup aware terhadap kesehatan kesuburan dan teknologi bayi tabung. Masih banyak orang yang menganggap tabu bicara soal kesuburan. Padahal, menurut data, 1 dari 10 pasangan di dunia mengalami masalah infertilitas.
Tetapi, jangan khawatir karena kini ada jawabannya atas masalah kesuburan. Salah satunya, teknologi bayi tabung yang makin canggih. Dokter Ivan R. Sini SpOG dari Morula IVF menerangkan, bayi tabung pertama di dunia lahir pada 1978. Tepatnya, di Morula IVF Indonesia pada 1998.
“Bayi tabung yang pertama lahir di Indonesia kini berusia 20 tahun dan sehat,” ujar Ivan dalam Fertility Science Week di atrium Central Park, Jakarta.
Namun, program bayi tabung ini belum menjadi solusi di Indonesia. Sebab, banyak stigma tentang bayi tabung yang tidak tepat. Dokter Ivan menguraikan, bayi tabung seringkali jadi opsi terakhir setelah menghabiskan waktu. Hal itu lantaran stigma bahwa tingkat keberhasilan program in vitro fertilization (IVF) rendah, dan biayanya yang mahal.
Padahal, lanjutnya, tingkat keberhasilan program bayi tabung pada ibu usia di bawah 35 tahun lebih tinggi dibanding usia di atas 40 tahun. Soal biaya, berkisar Rp 80-100 juta.
“Semakin ditunda-tunda dengan mencoba banyak cara lainnya juga menghabiskan dana yang tidak sedikit,” urainya.
Kemudian, Ivan mengungkapkan bahwa kualitas klinik bayi tabung di Indonesia sudah terakreditasi dari Australia dan New Zealand. Bahkan, sudah sekitar 3.000 bayi tabung lahir dari program IVF.
“Saat ini, sudah lahir bayi ke-3.000 dari program IVF,” ujar dokter yang juga CEO Morula IVF Indonesia tersebut.
Prof Soegiharto menambahkan, yang membedakan hamil alami dengan proses kehamilan bayi tabung adalah karena adanya halangan pertemuan sel telur dan sel sperma. Tetapi, setelah embrio ditransfer kepada ibu, maka sama dengan hamil pada umumnya.
Oleh karena itu, seharusnya tak perlu ada yang ditakutkan dari program bayi tabung. Bahkan, seharusnya menjadi solusi dari masalah kesuburan pasangan.
Caca Tengker, adik Nagita Slavina, turut berbagi pengalaman menjalani program IVF ini. Meski ketika itu baru 7 bulan menikah, dirinya dan suami mengambil keputusan untuk IVF.
“Kami sudah siap punya anak. Dan, umur sel telur nggak akan makin muda,” ucap Caca yang baru melahirkan putrinya, pada akhir Agustus lalu. (JawaPos.com/JPG)