eQuator – Bisa dimaklumi kalau ada kaum perempuan yang merasa tidak nyaman dengan gaya hidup Setyo Joko Sunaryo alias Narjo. Baru berusia 38, warga Ngabang ini sudah punya enam istri. Bahkan hidup bahagia serumah lagi, rukun dan damai saling mengasihi. Itulah realita kehidupan.
“Sebenarnya istri saya itu Sembilan. Istri pertama cerai, istri ketiga meninggal kecelakaan, dan satu orang pergi kuliah kedokteran di Belanda. Sedangkan yang ada di Ngabang sekarang enam orang,” tutur Narjo berbincang akrab dengan Rakyat Kalbar, Jumat (30/10) pekan lalu
Setyo Joko Sunaryo lahir pada 21 Oktober 1977 di Kota Mempawah. Putra kelima dari enam bersaudara ini menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Ngabang, kemudian SMP Negeri 02 Ngabang, dan SMA Negeri 1 Pontianak. Tamat dari Samsa Pontianak, Narjo enggan kuliah dan memilih berwiraswata.
“Pekerjaan sebagai wiraswata ini bermacam-macam pekerjaanlah. Apa yang bisa menghasil uang, itulah yang saya kerjakan. Yang penting jangan menganggu orang lain,” ujar Narjo sembari santai di kediamannya.
Ditemui wartawan RK, Narjo yang ramah dan supel, tampak semangat dan sangat welcome. Kontan semua istrinya dan anak-anaknya dipanggil untuk duduk bersama di ruang tamu.
“Saya mau bercerita, banyak orang yang mengatakan saya punya istri banyak itu karena mempunyai ini itu, dan menuntut ilmu. Tapi itu hanya kata orang dan itu hanya omong kosong saja. Maka saya tulis di depan rumah itu, janganlah menilai orang itu dari omongan orang lain,” kata Narjo sembari tertawa.
Menurut Narjo, dia punya istri banyak ini mungkin karena faktor keturunan. Karena kakeknya dulu istrinya empat belas orang. Kakeknya keturunan Tionghoa bernama Lie Liet Nam dulu berdomisili didesa Kuala Behe. Sang akong yang akrab disapa Anam, itu cukup legendaries di kampungnya.
“Mungkin ini menjadi garis tangan saya mempunyai istri banyak. Walaupun istri banyak, segala sesuatu yang diperbuat adil tidak di beda-bedakan dari semua istri dan anak. Maka istri saya tetap bahagia dan cinta,” tutur Narjo melebarkan tangan kea rah semua istri dan anak-anaknya.
Sebagai lelaki jelas Narjo bisa bangga mampu memberikan kebahagiaan buat semua istrinya, dan memberikan nafkah tanpa membeda-bedakan satu sama lain.
“Yang ada ini enam istri dan anak enam belas. Semua akur dan kompak. Mulai dari ngurus anak, masak dan makan juga kumpul sama-sama. Tidak ada dibeda-bedakan antara anak dengan istri yang satu dengan anak istri yang lain,” ungkapnya.
Dalam kehidupan berumah tangga, pada kehidupan sosial kemasyarakatan, warga sekitar tak ada masalah alias hubungan dengan tetangga enjoy aja. Tak terdengar mereka bertengkar jadi gunjingan. Hanya itu tadi kata Narjo, ada yang curiga dia punya ilmu pengasihan atau ilmu “kuat”.
“Yang lebih mesra lagi, untuk memberi nafkah batin saya melayaninya sesuai permintaan istri. Misalnya malam ini, siapa yang mau itu yang saya layani. Kalau semuanya minta, semuanya harus saya layani. Bahkan main sama-sama pun saya lanyani. Saya mampu memberinya secara adil, makanya semua istri saya suka dan cinta pada saya,” kata Narjo dengan suara polos di depan keenam istrinya.
Semula memang menikah itu tak selalu bahagia. Narjo pun bertutur mengawali hidup perkawinannya. Ia menikahi Naini, istrinya yang pertama pada 1999 dan dikaruniai dua anak. Namanya juga perempuan, mana ada semua ikhlas? Itu yang dialamai Naini.
“Dia tak sanggup dimadu, akhirnya minta cerai pada 2010. Waktu itu istri pertama saya itu hanya bilang, silakanlah abang bahagia dengan istri-istri yang lainya. Dia minta cerai saja,” kata Narjo.
Istri yang kedua dia menikah dengan Sopia, 2007. Sopia lahir pada 1984, sekarang usianya 31, memberikan anak empat orang. Tahun 2008, Sopia, menuaikan ibadah haji. Jadi sekarang namanya sudah Hajjah Sopia.
Saat ditanya, mengapa mau memilih Narjo sabagai suaminya, padahal sudah tahu kalau Narjo sudah punya istri. Hajah Sopia bilang, karena Narjo orangnya baik dan tanggungjawab. Dia jujur dan berbuat adil dalam keluarga.
“Kami merasa bahagia, walaupun istrinya banyak. Dan kalau dia mau menikah lagi pun kami tidak melarang kalau memang itu bisa membahagiakannya, yang penting dia tetap berbuat adil kepada semua istrinya. Saya tidak pernah merasa cemburu atau bagaimana kepada suami, walaupun dengan istri yang lainnya.,” ungkap Sopia.
Tak beda dengan istri ketiga, Sumarwati, yang dinikahi 2008 dan dapat anak dua. Tahun 2013 dia meninggal dunia akibat kecelakaan. Sedangkan istri keempat, Rima, menikah 2009 dan memberikan Narjo empat anak. Rima lahir tahun 1984 sekarang usianya 31 tahun.
Rima mengaku, mau menikah dengan Narjo karena sangat cinta. Ia melihat Narjo orangnya bijaksana dan bertanggungjawab. “Sebelum menikah, saya yakin kalo Narjo bisa memberikan kebahagiaan, makanya saya mau nikah dengan Narjo,” kata Rima.
Terbukti setelah menikah mengaku tetap bahagia. Selama menikah tidak ada pertengkaran semuanya baik-baik saja dalam satu rumah. “Jadi, melihat semua anak-anak dan suami itu semua sama. Tidak ada rasa perbedaan, antara anaknya dengan anak istri yang lain,” pungkas Rima.
Adalah Rasima menikah pada 2010 sebagai istri kelima. Rasima yang lahir tahun 1984, sekarang kuliah di fakultas kedokteran di Belanda. “Menikah dengan Rasima kami mempunyai anak dua,” kata Narjo.
Istri ke enam Lisa, nikah 2011 mempunyai anak tiga. Lisa lahir pada tahun 1984, sekarang usianya 31 tahun. Lisa mengaku baru satu bulan kenalan atau pacaran dengan Narjo, sudah merasa cocok dan mau menikah. Karena Lisa merasa Narjo orangnya baik dan ganteng.
“Perasaan sayang dan cinta kepada Narjo ini yang membuat saya bahagia. Dan selama menikah memang merasa bahagia, semua di cukupi,” aku Lisa.
Begitupun Nopi Yuningtias, istrinya yang ke tujuh yang dinikahi 2011. Nopi mengaku tidak tahu kenapa dirinya mau menikah dengan Narjo. “Hanya karena perasaan cinta dan sayang saja saya mau menikah. Padahal sudah tahu kalau akan menjadi istri yang ke tujuh,” kata Nopi yang belum dikaruniai anak dengan alasan masih kuliah.
“Walaupun saya belum punya anak tapi tetap merasa sayang kepada anak-anak yang lain. Perasaan sama melihat anak yang lain dengan suaminya,” aku Nopi.
Sedangkan istri kedelapan, Selpia, 21 tahun, nikah Januari 2014. Sekarang baru hamil delapan bulan. Ia juga mengakui mau menikah karena merasakan cinta dan sayang. “Saya tahu kalok suami saya sekarang sudah banyak istri, tapi saya merasa dia orangnya jujur adil dan bijaksana,” kata Selpia.
Istri ke sembilan, Dahlia, baru dinikah 2014 lalu. Baru punya satu anak, dan usia Dahlia baru 19 tahun alias kelahiran 1996. “Pertama mengenalnya, saya merasakan Narjo orangnya jujur, dan mampu menafkahi. Orangnya bijaksana dan kuat,” akunya dengan tersenyum.
Ditanya bagaimana kalo Narjo ingin nambah istri lagi, untuk istri ke sepuluh, Dahlia mengatakan silahkan asal tetap mampu berbuat adil. “Saya tidak merasakan cemburu, itu terserah suami. Semua istri terserah yang penting adil itu saja,” katanya.
Narjo mengatakan, keenam istri tinggal satu rumah. Ada empat kamar, satu kamar tamu, tiga kamar tidur. Jadi istri enam yang ada ini satu kamar dua istri dan anak-anaknya. “Semua ini hidupnya bergabung tidak pernah ada selisih atau ribut. Mereka kompak dan setia,” kata Narjo.*