eQuator.co.id – Pontianak-RK. SMPN 1 Pontianak berhasil masuk nominasi tiga besar dalam Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional. Selanjutnya, Tim Verifikator Penilaian Sekolah Sehat melakukan verifikasi di sekolah tersebut untuk menentukan juara. Ada tiga kategori dalam penilaian sekolah sehat, yakni The Best Performance, The Best Achievement dan The Best Attitude.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pontianak, Mulyadi menjelaskan, beberapa waktu lalu sekolah ini sudah dilakukan penilaian oleh tim yang terdiri dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kementerian Dalam Negeri. Hasil penilaian tim tersebut, SMPN 1 Pontianak berhasil masuk nominasi tiga besar tingkat nasional.
“Hari ini diturunkan tim untuk melakukan verifikasi dengan mencocokkan antara apa yang sudah dinilai dengan apa yang sudah dipaparkan oleh kepala sekolah dengan kondisi ril yang sebenarnya,” ujarnya usai menerima kedatangan Tim Verifikator Penilaian Sekolah Sehat di SMPN 1 Pontianak, Jumat (27/9).
Selanjutnya, tim ini akan menyampaikan laporan ke pusat hasil verifikasi yang telah dilakukan mereka. Mulyadi menyebut, sebelumnya Kota Pontianak pernah meraih juara tiga sekolah sehat tingkat nasional yakni SMAN 1 Pontianak.
“Mudah-mudahan SMPN 1 ini bisa menjadi yang terbaik diantara tiga sekolah yang masuk dalam nominasi tersebut,” ucapnya.
Penilaian sekolah sehat bukan semata dari bangunan gedung, Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan lainnya. Banyak hal yang menjadi faktor penilaian sebab program yang sekarang ini adalah sekolah sehat berkarakter. Kalau sebelumnya hanya penilaian sekolah sehat, sekarang penilaian sekolah sehat berkarakter.
Selain itu juga ada komponen-komponen lain, termasuk pembinaan pada anak didik. “Kalau kita lihat paparan dari kepala sekolah tadi, mudah-mudahan hasil cross checknya sesuai,” ungkap Mulyadi.
Kepala SMPN 1, Yuyun Yuniarti menyatakan banyak inovasi-inovasi yang sudah dilakukan pihaknya. Inovasi-inovasi itu memang dikembangkan untuk mewujudkan SMPN 1 sebagai sekolah sehat, mencakup kantin sehat, kegiatan berbasis siswa, bagaimana siswa memberikan umpan balik terhadap semua program yang ada di sekolah.
“Harapan kami SMPN 1 menjadi yang terbaik di tingkat nasional,” tuturnya.
Dari tiga kategori yang diperebutkan dalam lomba sekolah sehat, yakni The Best Performance, The Best Achievement dan The Best Attitude. Meskipun dirinya belum tahu kategori mana yang diraih, namun Yuyun berharap sekolah yang dipimpinnya bisa meraih predikat terbaik. Pembiasaan-pembiasaan terhadap siswa diterapkan pihaknya dalam pembinaan karakter. Hal yang diterapkan di sekolah diantaranya bagaimana pagi hari menyambut siswa dengan senyum, salam, sapa dan santun.
Selain itu juga dengan membiasakan anak didik menyanyikan lagu Indonesia Raya, mereka berdiri di depan sekolah berbaris kemudian dipersilakan masuk setelah bersalaman dengan gurunya.
“Kemudian juga ada kegiatan-kegiatan lainnya yang sifatnya untuk penguatan pendidikan karakter, bisa terimplementasi dalam pembelajaran, bisa pula terimplementasi di luar seperti ekstrakurikuler,” katanya.
Diakuinya, kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan cukup tinggi. Hal itu, bisa dilihat di lingkungan sekolah yang cukup bersih, rapi dan anak-anak saling mengingatkan. Berbeda dengan sekolah lainnya di mana pengelolaan sampah di lingkungan sekolah biasa dilakukan oleh petugas cleaning service, di SMPN 1 ini, pengelolaan sampah berbasis pada siswa.
Artinya, mereka yang membuang ke tempat sampah sementara dan mereka pula yang membersihkan tempat sampahnya. “Itulah cara kami menumbuhkan kesadaran pada peserta didik,” tutupnya. (jim/humpro)