eQuator.co.id – MALANG-RK. Para siswa berprestasi di ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) bakal mendapat perlakuan khusus. Mereka bebas memilih SMP yang disukai tanpa harus melewati tahapan tes. Jika sebelumnya ketentuan ini hanya untuk tiga besar saja, rencananya bakal ditambah untuk mereka yang masuk 20 besar.
Semangat memberi apresiasi bagi siswa berprestasi itu menjadi kesimpulan akhir dalam rapat yang melibatkan sejumlah stakeholder pendidikan Kota Malang di kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Malang, kemarin.
Selain dihadiri Kadisdik Kota Malang Zubaidah, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), dan Dewan Pendidikan Kota Malang (DPKM), perwakilan Komisi D DPRD Kota Malang juga ikut dalam rapat tersebut.
Ketua DPKM Kota Malang Prof Dr agr Mohamad Amin SPd MSi menyatakan, rencana kebijakan tersebut bukan bertujuan menganakemaskan siswa yang ahli di bidang tertentu. Namun, hal ini dilakukan agar anak-anak potensial di bidang sains tak pergi dari Kota Malang.
”Kota Malang sangat butuh anak-anak ini. Kemendikbud juga masih terus mencari talenta di bidang sains untuk kompetisi nasional,” kata guru besar Fakultas MIPA UM ini.
Perlu diketahui, beberapa tahun lalu, pelajar Kota Malang ”diopeni” daerah lain karena memiliki bakat istimewa. Saat mengikuti grand final olimpiade bergengsi yang digelar Kemendikbud RI, dia berhadapan dengan wakil dari Kota Malang. Ironisnya, anak tersebut meraih medali emas atas nama daerah lain.
Menurut Amin, anak-anak yang memiliki bakat dan prestasi OSN harus dijaga agar tidak lari ke luar kota. Karena mereka bisa masuk program pembinaan sedikit lagi agar bisa menghadapi OSN.
”Kalau harus cari lagi bibit-bibitnya, nanti butuh waktu. Lebih baik memaksimalkan anak-anak yang sudah hampir jadi ini,” ucapnya.
Dia menambahkan, pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ini, Disdik Kota Malang bakal menambah kuota anak OSN tersebut. Karena tahun lalu hanya tiga besar saja yang dibebaskan untuk memilih sekolah. ”Tahun ini sampai 20 besar. Ini bebas pilih sekolah,” tambah guru besar biologi ini.
Hanya saja, masih kata dia, pihaknya bakal mendistribusikan anak-anak tersebut ke beberapa sekolah. Seperti SMPN 1, SMPN 3, SMPN 5, SMP Al Ya’lu, dan SMP Sabilillah. ”Kami ingin anak-anak ini juga menyebar di beberapa sekolah,” terangnya.
Sedangkan formasi PPDB tahun ini, masih kata dia, tetap 90 persen umum, 5 persen prestasi akademik, dan 5 persen prestasi non-akademik. Prestasi non-akademik ini seperti Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) atau Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN). ”Cuma anak-anak yang tadi kami bebaskan pilih sekolah tanpa harus ikut seleksi,” ungkap dia.
Namun, dia melanjutkan, hal tersebut masih rencana dan perlu dibahas ulang dalam rapat koordinasi. Tapi semua yang hadir dalam rapat koordinasi kemarin menyetujui usulan tersebut. ”Ini masih belum menjadi keputusan resmi, tapi semua yang hadir setuju,” ujarnya.
Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Kota Malang M Taufik yang hadir dalam pertemuan tersebut menyatakan, pihaknya setuju dengan usulan tersebut. Karena memang sudah seharusnya anak-anak tersebut mendapat kemudahan dalam mencari sekolah.
”Kami nggak ingin cerita lama (’pembajakan’ anak berprestasi oleh daerah lain) terjadi lagi,” ungkap politikus yang juga ketua Fraksi PKB DPRD Kota Malang ini.
Menurut dia, Kota Malang sangat butuh mereka untuk berbagai kompetisi di bidang sains. Sehingga, mereka nanti tinggal digembleng sedikit sudah bagus hasilnya. ”DPKM tadi juga siap carikan profesor dari kampus untuk membimbing mereka,” terangnya.
Meski belum diputuskan secara resmi, masih kata dia, pihaknya mendukung penuh rencana tersebut pada PPDB tahun ini. Karena kebijakan ini akan melindungi ”anak emas” Kota Malang dari ”ancaman” daerah lain.
”Kami dan semua yang hadir di forum tadi juga sepakat,” tandas mantan ketua Komisi D DPRD Kota Malang ini. (Jawa Pos/JPG)