Simulasi Pengamanan Pemilu TNI-Polri

Sekelompok Orang Bersenjata Sandera Tim Sukses

SIMULASI GABUNGAN. Skenario simulasi gabungan TNI-Polri dan instasi terkait dalam rangka pengamanan Pemilu 2019 yang digelar di Jalan Rahadi Usman, Pontianak, Selasa pagi (25/9). Ambrosius Junius-RK

eQuator.co.idPONTIANAK-RK. Tak puas hasil Pemilu, ratusan massa menggeruduk kantor KPU. Sekelompok orang bersenjata api menculik dan menyandera tim sukses pemenang Pemilu.

Awalnya, ratusan personel TNI dan Polri berhadapan dengan ratusan massa yang menggeruduk kantor KPU. Walau aparat sudah memberi imbauan, tapi tak diindahkan massa. Alhasil, kerusuhan tidak dapat dihindari. Aparat keamanan terpaksa melakukan langkah tegas dan penindakan.

Aparat keamanan mengerahkan mobil water canon. Kendati begitu massa semakin beringas. Bahkan ada yang berduel dengan aparat. Beberapa orang yang anarkis berhasil diamankan. Sehingga massa dipukul mundur dan kondisi bisa dikendalikan.

Untuk membebaskan sandera, diterjunkan pasukan penembak jitu dan anjing pelacak. Akhirnya sandera berhasil dibebaskan. Sementara pasukan penjinak bom mengamankan sebuah benda yang mencurigakan. Benda yang dicurigai bom tersebut diledakkan. Kemudian pasukan lain menseterilkan sisa ledakan itu untuk memastikan bebas dari radiasi.

Peristiwa di atas bukan kejadian sebenarnya. Skenario tersebut hanya simulasi gabungan TNI-Polri dan instasi terkait yang bertemakan ‘Melalui Simulasi Sispamkota Kita Tingkatkan Sinergi TNI, Polri dan Instansi Terkait Dalam Rangka Pengamanan Pemilu Tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Barat’. Simulasi Pengamanan Kota (Sispamkota) penanganan gangguan Pemilu ini dilaksanakan di Jalan Rahadi Usman atau depan Taman Alun Kapuas, Selasa pagi (25/9).

Simulasi ini guna memantapkan sinergi aparat untuk menanggulangi ancaman dan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Hadir dalam kegiatan simulasi Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan, Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono, Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Achmad Supriyadi, Danlanud Supadio Marsma TNI Minggit Tribowo, Danlantamal XII Pontianak Laksma TNI Gregorius Agung dan Waka Polda Kalbar Brigjend Pol Sri Handayani. Hadir pula Ketua KPU  Kalbar Ramdan, Ketua Bawaslu Kalbar Ruhermansyah, serta para perwakilan partai politik dan instansi pemerintah.

“Ini (simulasi) dimaksudkan sebagai langkah-langkah antispasi pengamanan di setiap tahapan Pemilu,” kata Kapolda diwawancarai usai simulasi.

Dijelaskannya, ada sepuluh tahapan Pemilu. Aparat keamanan bisa menginventarisir kemungkinan-kemungkinan yang dapat mengganggu keberlangsungan setiap tahapan. Sampai hal-hal yang sangat teknis diinvetarisir dan identifikasi kemungkinan yang terjadi. Sampai kemungkinan yang terjelek dilakukan antispasi, sehingga seluruh tahapan dapat berjalan lancar aman dan sukses

“Ini adalah simulasi secara keseluruhannya,” jelas Kapolda.

Terkait kerawanan Pemilu 2019, menurut Kapolda warga Kalbar sudah sangat dewasa dalam berdemokrasi. Buktinya, pada Pilkada 2014 hingga 2018 lancar dan aman.

“Dan (Pemilu) 2019 pun Insya Allah kita dengan punya pengalaman itu, kita dengan seluruh warga Kalbar sudah sangat matang dalam menyikapi hal-hal terkait dengan Pemilu ini,” paparnya.

Didi menuturkan, pihaknya akan bersinergi dengan TNI beserta komponen masyarakat dalam mengamankan tempat pemungutan suara (TPS) pada Pemilu mendatang.

“Jadi gabungan kami dengan TNI yang kita rencanakan kurang lebih ada 11 ribu personel, kita bersama-sama yang membantu mengamankan,” tutup Kapolda.

 

Laporan: Ambrosius Junius

Editor: Arman Hairiadi