eQuator.co.id – Pendidikan kita di Indonesia memang berkutat dengan nilai angka (rate), maka ukuran keberhasilan proses pendidikan selalu memerhatikan nilai angka tersebut. Jika nilai bagus, A, B atau C maka sudah sukses bagi mahasiswa. Jika nilai mencapai nilai ketuntasan versi penilaian Kurikulum Berbasis Kompetensi atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sekarang Kurikulum 2013, maka siswa yang bersangkutan dinyatakan sukses.
Pada akhir jenjang sekolah, untuk SD, murid dinyatakan berhasil bila telah berhasil melewati angka minimal nilai UASBN yang dipatok oleh sekolahnya dan/atau rayon. Sekolah lanjutan pertama dan sekolah lanjutan atas, murid dinyatakan berhasil bila telah melewati angkan minimal dan rata-rata nilai yang telah ditentukan oleh Badan standar nasional pendidikan.
Akhir Maret hingga April 2019 nanti, merupakan bulan tantangan berat bagi siswa/siswi di jenjang pendidikan Sekolah Lanjutan Atas (SLA), bagi SMA, SMK, SMALB dan Madrasah Aliyah negeri maupun swasta, karena akan mengikuti Ujian Nasional. Awal hingga akhir Mei 2008, para murid di jenjang pendidikan dasar, yang meliputi SMP/MTs, SMP luar biasa baik sekolah negeri maupun swasta mengikuti langkah SLA untuk mengikuti Ujian Nasional. Sementara di jenjang SD akan mengikuti Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) setelah saudara tuanya SLP dan SLA selesai Ujian Nasional.
Persiapan materi dan latihan soal untuk para murid telah dilaksanakan sejak jauh hari, bahkan Agustus 2018 telah dimulai. Pengalaman penulis saat SD, karena berada di tempat yang jauh di pelosok, tak ada listrik, seluruh siswa teman saya beranjak ke SD induk, yang jaraknya sekitar 13 kilometer. Sesampai di sekolah induk pun, belum ada listrik, sehingga setiap pukul 03.00 subuh, pak guru yang juga kepala sekolah menyiapkan lampu petromax sebagai penerangan kami belajar menyiapkan Ujian SD kala itu.
Langkah ini telah juga dilaksanakan oleh sekolah-sekolah di tanah air. Ini bukti bahwa sekolah benar-benar mempersiapkan murid untuk mengikuti ujian tersebut. Meskipun banyak menganggap bahwa ujian menakutkan. Bahkan orang sering kali merasa dirinya pasti gagal dalam ujian, padahal ujian belum terlaksana.
Buku yang merupakan buku serial How to Study ditulis Ron Fry (dia adalah pembicara nasional tentang peningkatan pendidikan publik) mengupas kiat-kiat belajar terlaris sepanjang tahun. Yang di dalamnya memuat strategi jitu ketika kita akan menghadapi ujian. Buku yang telah terjual lebih dari 2 juta kopi dengan maksud penerbitan, yaitu menyediakan sumber bagi pendampingan reformasi pendidikan, yang mengarah pada tujuan akhirnya yaitu keberhasilan murid secara optimal.
Buku Siap Menghadapi Ujian tersebut dapat membantu murid menangkal berbagai tekanan saat menghadapi ujian. Buku ini memberi strategi memersiapkan ujian, termasuk menghafal bahan, mengalisis soal-soal tes yang pernah diberikan, dan menyiapkan hati anda untuk menghadapi ujian.
Bagaimana strategi memersiapkan ujian? Pertama, atasi ketakutan anda. Kedua, mencipta kan waktu untuk belajar. Ketiga, membuat catatan dengan paling baik, dan terakhir, belajar lebih cerdas, bukan lebih keras. Sekarang ini biasanya dosesn atau guru memilih tipe soal objektif atau soal uraian atau gabungan keduanya. Ada 18 tip untuk mengerjakan tes pilihan ganda dengan baik maupun trik-trik mengerjakan soal-soal objektif dalam buku ini.
Selain memersiapkan mengenai bahan-bahan ujian, kita perlu juga memersiapkan hati ketika saat ujian. Ciptakan kondisi tenang dan taklukan tes pilihan ganda dengan tiga cara secara berurutan, yaitu 1) mulailah pada pertanyaan pertama dan teruskan hingga yang terakhir, jangan pernah meninggalkan pertanyaan sampai anda menjawabnya atau membuat tebakan yang cerdas, 2) jawablah pertanyaan yang mudah lebih dahulu (pertanyaan yang anda tahu jawabannya tanpa harus berpikir sama sekali atau yang membutuhkan perhitungan yang paling sederhana), kemudian kembalilah dan kerjakan yang lebih sulit, 3) jawablah pertanyaan tersulit dahulu, kemudian kembali dan kerjakan yang mudah.
Bagi murid kelas VI, IX dan XII, siapkan diri dengan membawa kelengkapan untuk ujian, buatlah daftar lis apa-apa yang harus dibawa ketika akan ujian. Misalnya kartu peserta ujian, pensil 2B, penghapus dan lainnya. Jangan lupa tidur yang cukup – minimal tidur dibawah pukul 24.00 Wib, karena sel darah merah yang bertugas mengikat oksigen akan banyak yang mati bila lembur, akhirnya akan mengurangi jumlah oksigen yang diikat.
Biasanya UN menggunakan kertas jawaban LJK (lembar jawaban komputer). Anda harus mewarnai jawaban dengan benar sehingga mesin bisa menghitung nilainya, tandai dengan hati-hati. Namun, jika terjadi perubahan jawaban, maka hapuslah jawaban pertama dengan sempurna, jangan sampai anda yang tersisa, karena kalau komputer mengambil dua jawaban anda karena tidak bersih menghapusnya, maka anda tidak akan mendapatkan nilai, meskipun salah satu kotaknya benar.
*Guru SM dan SMA Asisi Pontianak