eQuator.co.id – Pontianak-RK. Kobaran api menghanguskan dua rumah di Jalan Apel, Gg. Kenari II, Kelurahan Sungai Jawi Luar, Senin (2/1). Kebakaran terjadi sekitar pukul 04.30.
Ria Kusnanawati (21), salah seorang korban, menuturkan saat itu dia sedang terlelap tidur. Hanya neneknya yang sudah bangun ingin berwudhu di dapur, namun belum melihat api.
“Kedua adik yang bangunkan saya dan melihat api sudah membesar di ruang tengah,” ungkapnya kepada Rakyat Kalbar.
Di rumah yang telah berusia 40 tahun itu, Ria bersama kedua adiknya Mailandari (15) dan Muhammad Hermansyah (Yardi, 10) tinggal bersama neneknya Hamidah (70). Sedangkan Ibu dan abangnya berkerja di negeri jiran Malaysia.
Menurut Ria, api membesar di ruang tengah sehingga kedua adiknya itu mau tak mau menerobos api yang sudah menjalar di depan pintu kamar mereka. Pada malam itu juga, kebetulan dia tidur bersama neneknya.
“Mungkin mereka kepanasan, lalu keluar memanggil saya,” tuturnya.
Melihat api yang sudah membesar dan tidak bisa menuju pintu depan, untuk menyelamatkan diri, Ria bersama nenek dan kedua adiknya keluar melalui pintu belakang. Akses keluar itu tembus ke gang sebelahnya.
Rumah tersebut bahannya rata-rata dari kayu. Walhasil, dengan cepat si jago merah melalapnya. Ria tidak sempat lagi menyelamatkan barang berharga seperti kulkas, tv, dan surat-surat.
Neneknya sempat ingin masuk kembali ke dalam rumah yang sedang dilalap api tersebut. “Tak bise nyelamatkan ape-ape agik, cuma nyelamatkan diri jak. Nenek saye tarik karena mau nyelamatkan barang-barang,” terang Ria.
Setelah berada di luar, dia pun berteriak meminta tolong. Tiba-tiba, Ria merasakan Yardi tidak di dekatnya. Dia panik. Namun, tak berapa lama, hatinya lega karena adiknya yang masih duduk di bangku kelas lima sekolah dasar itu menghampirinya sambil menangis tersedu-sedu.
Kesedihan bertambah ketika Ria menyadari baju yang telah disiapkan dan akan dipakainya magang pada bulan Februari pun ikut hangus terbakar. Hanya sebuah sepeda motor yang diparkir di ruang tamu yang berhasil diselamatkan warga.
“Benar-benar sehelai sepinggang. Semuanya habis, bersyukur adik-adik dan nenek bisa selamat,” pungkas mahasiswi semester tujuh itu dengan wajah gundah gulana.
Sementara itu, Danu (53), tetangga depan rumah Ria menuturkan, pada saat kejadian dia baru selesai salat subuh. Ketika hendak menyapu halaman depan rumahnya, sekaligus memanaskan sepeda motornya, ia melihat api di rumah Ria mulai membesar.
“Saya mau manaskan sepeda motor, lihat api semakin membesar lalu ambil air saya siram,” tuturnya.
Bersama warga lainnya, dia kemudian berjibaku berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya. Pakai ember mengambil air di parit, kolam, bahkan tempayan milik masyarakat. Tak lama, pemadaman kebakaran (Damkar) pun datang.
“Beruntung angin tidak kencang dan kondisi air sedang pasang sehingga mudah mengambilnya,” pungkas Danu.
Setakat ini, belum diketahui pasti penyebab kebakaran yang menghanguskan dua rumah itu. Di sebelah kiri rumah Ria, berdiam Yusmalinar (54).
Menurut keterangan dari anak Yusmalinar, Hari (34), di rumah itu ibunya tinggal bersama kakaknya, Widya Juliandari (38) dan keponakannya (anak Widya) Erico Ramadhan (15). “Yang ada di lantai atas tidak ada lagi, pakaian sekolah, ijazah keponakanku habis terbakar,” ungkapnya.
Ia mendapat informasi kejadian itu setelah ditelpon Widya. “Saya ke sini udah habis dah, kaget juga bercampur panik,” papar Hari.
Tidak ada korban jiwa atas kejadian itu meski kerugian belum bisa ditotalkan. Semua korban kebakaran telah mengungsi ke rumah famili masing-masing.
“Dugaan sementara api berasal dari arus pendek listrik,” ungkap Ketua RT setempat, Hendri.
Laporan: Junius Ambrosius, Afrizal Reza
Editor: Mohamad iQbaL